Berita Ragam

Kisah Soeharto Tak Mempan Ditembak saat Perang Melawan Belanda. Begini Kesaksian Anak Buah!

2 menit

Kisah Soeharto tak mempan ditembak adalah sebuah cerita menarik yang belum diketahui banyak orang. Benarkah presiden RI ke-2 itu kebal peluru saat menjadi memimpin pasukan melawan Belanda?

Kisah tersebut diceritakan dalam sebuah buku berjudul ‘Pak Harto Untold Stories’ karya Mahpudi cs.

Melansir merdeka.com, hal ini bermula saat Belanda melakukan Agresi Militer II.

Agresi Militer II adalah serangan militer dari Belanda pada 19 Desember 1948 di Yogyakarta.

Tujuan Agresi Militer II yakni untuk menguasai kembali Indonesia melalui Yogyakarta dan menghancurkan status Republik Indonesia sebagai kesatuan negara.

Mengetahui Belanda melakukan serangan tersebut, TNI pun mulai menyusun strategi.

Ketika itu, Soeharto menjabat sebagai Komandan Brigade X/Wehrkreis III.

Letkol Soeharto adalah inisiator dan pemimpin pertempuran serangan umum terhadap Belanda pada 1 Maret 1949.

Dalam pertempuran tersebut, benarkah Soeharto pernah ditembak dan kebal peluru? Simak kisah selengkapnya!

Peran Soeharto dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Masih menurut sumber yang sama, Soeharto ternyata berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Salah satunya saat terjadi Agresi Militer II Belanda melalui Serangan Umum 1 Maret 1949.

Dalam buku ‘Pak Harto Untold Stories’, staf Letkol Soeharto bernama Soerjono menyebut bahwa serangan umum itu sudah dipersiapkan secara matang.

Sebelum serangan, para prajurit TNI pun sudah memasuki Yogyakarta.

“Sebelum serangan dilakukan, Pak Harto sering mengirim telik sandi (mata-mata) ke Kota Yogyakarta dan Keraton. Para komandan pun sering dipanggil untuk mematangkan strategi perang gerilya,” ujar Soejono pada buku tersebut.

Menariknya, Soeharto yang memimpin langsung pasukan dari sektor barat sampai ke batas Malioboro mulai melakukan serangan pada pukul 06.00.

“Saya merasakan langsung kepemimpinan Pak Harto sejak perencanaan hingga pelaksanaan Serangan Umum 1 Maret,” tutur Soerjono.

Kisah Soeharto Tak Mempan Ditembak

kisah soeharto tak mempan ditembak

Sumber: Soeharto.co via tribunnews.com

Pada peristiwa tersebut, Letkol Soeharto kabarnya berada dalam barisan paling depan.



Menurut Soerjono, Soeharto memang kerap tampil di depan saat bertempur melawan Belanda.

Bahkan, Letkol Soeharto seolah tidak mengenal rasa takut.

Kisah Soeharto tak mempan ditembak ini diakui oleh Soerjono saat mereka bertempur melawan penjajah.

Sebelum peristiwa Serangan Umum 1 Maret, Soerjono juga turut ikut bergerilya di hutan-hutan bersama Soeharto.

“Pada saat itu, Pak Harto seolah-olah memiliki kekuatan mental yang luar biasa. Boleh percaya atau tidak, tetapi Pak Harto seperti tidak mempan ditembak,” katanya.

“Pak Harto selalu di barisan depan jika menyerang atau diserang Belanda. Saya sering diminta menempatkan posisi diri di belakang beliau,” lanjut Soerjono.

Bahkan, Soerjono selalu ingat kata-kata Soeharto yang sering diucapkannya.

“Kalau takut mati tidak usah ikut perang,” ujarnya meniru ucapan suami Tien Soeharto tersebut.

Kontroversi Soeharto

Terlepas dari itu, peran Soeharto terhadap Serangan Umum 1 Maret juga tak lepas dari kontroversi.

Melansir tirto.id, dalam serangan tersebut kabarnya Soeharto tengah menyantap soto, menurut kesaksian Abdul Latief, anak buah Letkol Soeharto saat itu.

Sementara itu, pasukan di lapangan tengah kepayahan melawan Belanda.

Menurut Soerjono, kontroversi tersebut tak lepas dari sejumlah sosok yang kurang menyukai Soeharto.

“Saya sendiri merasakan keikhlasan Pak Harto pada saat perang dan terus berjuang membangun Indonesia ini. Kelak generasi penerus akan melihat nilai-nilai positif yang sudah pasti dilakukan Soeharto untuk Indonesia,” ujarnya.

***

Semoga bermanfaat, Sahabat 99.

Simak artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Jangan lupa, kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan rumah terbaik!

Cek salah satunya dari Citra Maja Raya!



Ilham Budhiman

Content Editor
Lulusan Sastra Daerah Unpad yang pernah berkarier sebagai wartawan sejak 2017 dengan fokus liputan properti, infrastruktur, hukum, logistik, dan transportasi. Saat ini, fokus sebagai penulis artikel di 99 Group.
Follow Me:

Related Posts