Berita Hiburan

Konspirasi Adrenochrome, Cara Artis Awet Muda dengan Meminum Darah Anak. Apa Benar Mereka Tega Melakukannya?

2 menit

Apa yang kamu rela lakukan untuk selalu tampil muda, bahkan di usia yang sudah uzur? Mungkin, teori konspirasi Adrenochrome ini bisa membantu, tapi

Semua orang tentunya ingin tampil awet muda.

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menunda proses penuaan.

Beberapa di antaranya adalah dengan melakukan perawatan diri, minum suplemen, sampai berolahraga.

Namun, usaha-usaha tersebut kadang tidak membuahkan hasil.

Keriput tetap saja datang dan wajah kita terlihat menua setiap harinya.

Di balik semua upaya untuk mengakali problema aging, proses penuaan adalah fenomena normal yang manusiawi.

Walaupun begitu, ada saja orang yang berani mengambil langkah ekstrem untuk menghindari proses tersebut.

Nah, belakangan ini, sebuah kontroversi tentang topik yang sama muncul di berita.

Disebut dengan Adrenochrome, masyarakat percaya para artis, pejabat, dan orang-orang penting dunia mengikuti tren ini.

Masalahnya bukan bertitik pada penampilan mereka yang awet muda, melainkan hal-hal yang harus dilakukan untuk tampil muda.

Berikut berita konspirasi Adrenochrome selengkapnya.

Penjelasan di Balik Konspirasi Adrenochrome

Dilansir dari akun Instagram @Unexplnd, Adrenochrome adalah praktik perawatan awet muda dengan meminum darah anak-anak atau bayi.

Praktiknya kebanyakan dilakukan oleh para orang kaya karena harganya yang tidak murah.

Darah yang diambil dari anak-anak bukan sembarang darah.

Kabarnya, mereka harus disiksa dan diposisikan pada situasi menegangkan untuk meningkatkan hormon adrenalin.

Campuran hormon adrenalin pada darah itulah yang konon bekerja membantu menunda proses penuaan.

Teori konspirasi Adrenochrome didukung dengan bukti penampilan para artis Hollywood yang tidak pernah menua.

jessica alba konspirasi adrenochrome

sumber: instyle.com

Wajah mereka masih terlihat sama percis seperti puluhan tahun lalu, beberapa bahkan terlihat lebih muda.

Hal ini tentunya menimbulkan beberapa pertanyaan yang menggelitik rasa penasaran para penggemar teori konspirasi.

“Bagaimana segerombolan orang tertentu bisa berhenti menua?”



“Bagaimana bisa orang-orang tersebut akrab satu sama lain dan sering terlihat bersama?”

“Siapa yang memulai praktik Adrenochrome?”

Pertanyaan di atas hanyalah segelintir dari misteri praktik Adrenochrome.

Mari kita gali lebih dalam lagi.

Teorinya Cocok dengan Beberapa Fakta Ilmu Pengetahuan

Konspirasi Adrenochrome sempat dibahas oleh Youtuber terkenal, Nessie Judge.

Pada videonya, disebutkan bahwa darah anak kecil memang ampuh untuk mengobati banyak penyakit.

Hal ini dibuktikan oleh riset Nature Communication bernama Parabiosis.

Parabiosis adalah penelitian yang menggabungkan darah tikus tua penyakitan dan tikus muda yang jauh lebih sehat.

Setelah digabungkan dan disuntikkan pada tikus tua, penyakitnya hilang sedikit demi sedikit.

“Tikus tua jadi aktif, seakan dia muda kembali,” ucap Nessie dengan serius.

Selain ilmu Parabiosis, fakta tentang keunggulan darah anak-anak juga sempat dibahas oleh mantan agen CIA.

konspirasi adrenochrome nessie judge

sumber: youtube | nessie judge

Mantan agen CIA tersebut menyatakan ada sekitar 8 juta anak kecil yang hilang setiap tahunnya.

80% dari jumlah tersebut diakibatkan oleh perdagangan manusia.

Pasalnya, darah anak kecil yang dijual di pasar ilegal berharga 100 kali lebih mahal dari narkoba.

Ngeri, ya…

***

Sahabat 99, apakah kamu percaya dengan teori konspirasi ini?

Benar atau tidak, lebih baik kita merawat diri secara alami saja, ya!

Jangan lupa untuk pantau terus informasi penting dan menarik seputar properti lainnya lewat Berita 99.co Indonesia.

Bagi kamu yang sedang berburu rumah mewah idaman seperti Angel Residence, langsung saja kunjungi 99.co/id, ya!



Samala Mahadi

Editor 99 Group
Lulusan Sastra Inggris Maranatha Christian University, Samala adalah seorang editor di 99 Group dari tahun 2021. Berpengalaman menulis di bidang properti, lifestyle, dan fashion. Hobi termasuk menulis dan segala hal berbau literatur dan Paleontologi.

Related Posts