Pernah mendengar tentang konstruksi rammed earth? Ini merupakan teknik kuno untuk membangun dinding dari tanah atau bahan lainnya yang mengalami pemadatan. Untuk lebih jelasnya, langsung saja simak ulasan berikut ini, ya!
Teknik konstruksi satu ini sebenarnya jarang terlihat di Indonesia.
Penggunaannya lebih familiar di kawasan Timur Tengah atau Afrika Utara.
Padahal, konstruksi rammed earth memiliki sejumlah keunggulan yang menarik, lo.
Yuk, pahami karakteristiknya lebih lanjut!
Apa Itu Konstruksi Rammed Earth?
Dalam bahasa Indonesia, rammed earth lebih terkenal dengan istilah “tanah kompak”.
Beberapa orang bahkan menyebutnya sebagai konstruksi “menabrak bumi”.
Ini karena konstruksinya terbuat dari tanah yang melalui pemadatan dan tersusun berlapis-lapis.
Rammed earth tradisional terbuat dari campuran tanah liat, air, dan zat penstabil alami.
Zat penstabil ini meliputi darah atau air seni hewan, serat tumbuhan, hingga aspal.
Campuran ini kemudian dipadatkan dalam bekisting hingga mengering sepenuhnya.
Setelahnya, kamu bisa melepas cetakan karena material sudah mengeras dan kokoh.
Material ini bisa kamu gunakan untuk membangun dinding karena memiliki kemampuan menahan tekanan hingga 2,5 megapascal.
Angka ini mencapai sekitar 10% dari kekuatan tekan rata-rata batu bata modern.
Oleh sebab itu, kamu masih harus memperkuatnya dengan menggunakan balok kayu atau susunan bambu yang tertanam ke tanah.
Kelebihan Penggunaan Konstruksi Rammed Earth
Apabila berpatokan pada teknik tradisional, maka konstruksi ini terbilang ramah lingkungan.
Ini karena seluruh material yang terlibat berasal dari alam sehingga bisa kamu daur ulang dengan mudah.
Tidak hanya itu, berikut sejumlah kelebihan yang bisa kamu dapatkan jika menggunakannya:
- Memiliki tampilan yang cantik dan alami sehingga tidak membutuhkan pelapisan.
- Massa termal dinding sangat tinggi, cocok untuk daerah dengan perubahan suhu yang ekstrim di siang dan malam hari.
- Biaya materialnya murah karena kamu bisa memanfaatkan tanah lokal.
- Bahan bangunan lebih sehat untuk tubuh karena didominasi senyawa organik.
- Dinding lebih tebal dan memiliki sifat peredam suara yang baik.
- Kelembapan di dalam ruangan relatif terjaga sehingga tidak berisiko menyebabkan sesak nafas.
Kekurangan Konstruksi Tanah Kompak
Sayangnya, di era modern, pembuatannya telah melibatkan campuran semen.
Oleh sebab itu, banyak yang menyebut dinding rammed earth tidak sepenuhnya eco-friendly.
Ini karena dinding masih menghasilkan setengah jejak karbon yang berbahaya untuk bumi.
Agar lebih jelas lagi, berikut adalah kekurangan konstruksi rammed earth:
- Pencampurannya membutuhkan seseorang dengan pengalaman agar dinding rammed earth tidak mudah hancur.
- Dinding harus jauh dari air agar strukturnya tidak keropos.
- Merupakan isolator yang buruk meski massa termalnya tinggi.
- Biaya tenaga kerja tinggi, tidak sembarang orang mengerti tekniknya.
Kenapa Jarang Digunakan?
Teknik ini memang sudah ada selama berabad-abad, tetapi lebih sering terlihat pada proyek khusus.
Misalnya saja untuk pembangunan tembok besar China yang merupakan salah satu keajaiban dunia.
Sementara untuk rumah tinggal, aplikasinya lebih sering terlihat di hunian Timur Tengah.
Ini karena curah hujan di sana cenderung rendah, sehingga risiko kekuatan dinding menurun akibat paparan air lebih rendah.
Namun, kini para peneliti telah berhasil membuat rammed earth versi modern, yakni dengan campuran semen.
Di Australia, California, dan Kanada material ini terkenal dengan nama cement-stabilised rammed earth (CSRE).
Komposisinya adalah tanah dengan kadar rendah tanah liat, air, dan semen.
Kekuatannya menahan tekanan jauh lebih besar, mencapai 40 megapascal dan sebanding dengan beton.
Tidak hanya itu, dinding juga menjadi lebih kuat menghadapi paparan hujan dan angin.
***
Itu dia ulasan lengkap mengenai konstruksi rammed earth yang jarang orang tahu.
Simak artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Jangan lupa, kunjungi 99.co/id serta Rumah123.com yang selalu #AdaBuatKamu untuk menemukan hunian impian!
Ada banyak pilihan properti menarik, seperti kawasan Alexandria Premiere Cimanggis.