Bahasa Pendidikan

20 Puisi Senja Sedih Bikin Baper. Bisa Kamu Gunakan sebagai Curahan Isi Hati!

7 menit

Ingin membuat puisi senja tapi bingung harus memulainya dari mana? Sebagai inspirasi menulismu, simak beragam contoh puisi tentang senja di sini!

Senja adalah sebuah istilah untuk menunjukan waktu matahari mulai terbenam.

Biasanya, senja dikaitkan dengan perasaan cinta dan rindu dalam hati.

Tidak heran jika senja banyak dinikmati oleh muda-mudi yang ingin mengungkapkan apa yang sedang mereka rasakan.

Salah satunya adalah dengan menuangkan perasaan melalui rangkaian kata yang dirajut menjadi sebuah puisi senja.

Melansir dari kozio.com, kumparan.com, dan pelajarindo.com, yuk simak kumpulan puisi tentang senja sebagai contoh di bawah ini!

Kumpulan Puisi Puisi Senja Terbaik

1. “Senja Romantis”

puisi senja romantis

ilustrasi puisi senja singkat, puisi tentang senja

Oleh: EM NurunNasrie

Contoh puisi senja singkat ini cocok untuk dijadikan sebagai unggahan yang memiliki kata kata sedih di dalamnya.

Aku berjalan

Di tengah padang

Sendiri..

 

Angin meliuk-liuk

Meniup ilalang

Pasir, bebatuan

Bermain tanpa batas

 

Di langit indah

Sekawanan burung pulang

Kembali ke sarang

Tempat menanti pasangan

Aku mengaduh

 

Duhai,

Aku di sini

Berkawan sepi

Langkah kaki

Makin lelah bernyanyi

 

Aku masih di sini

Sendiri..

Menanti senja romantis

Mengisi hati…

2. “Ingatan Kamu”

Oleh: Rara Dianda

Jika puisi pendek sebelumnya tak cukup, kamu bisa menjadikan contoh puisi senja di bawah ini sebagai inspirasi.

Ku tatap senja dengan lekat sambil

Menahan perih yang mendenyut di dada

Bolehkan aku menyesal

Telah mengenalnya?

 

Bolehkan rasa cinta di hati ini tidak seharusnya ada?

Atau bolehkan aku

Memberontak marah pada Tuhan

Karena telah menciptakan fatamorgana ini?

 

Jeritan perih sedari tadi menusuk hati

Entah sudah berapa lama aku menatap langit

Yang berawarna oranye ini

Apapun yang kulakukan kuingin lupakan

 

Tetapi sakit

Yang menyayat hati

Masih saja

Tak bosan bersemayan di sana

 

Langit yang berwarna kemerah-merahan ini

Mungkin sudah bosan melihat guratan pilu

Andai kau tahu bahwa melupakanmu

Tak secepat langit indah ini menggelap

3. “Menjingga Bersamamu”

puisi senja menjingga bersamamu

ilustrasi puisi senja singkat, puisi tentang senja

Oleh: Siti Nurlaela Sari

Ada kata yang sulit terucap

Ada bibir yang enggan bicara

Ada rasa yang enggan tuk diam

Ada rindu yang terus menguar

 

Semua itu karena kamu

Karena kamu yang kurindu

Karena kamu yang kucinta

Karena kamu rasa itu ada

 

Kau tahu,

Senja itu seperti kamu

Tak pernah bisa tergapai dengan jemariku

Tak bisa teraih oleh jutaan rindu

 

Terkadang,

Aku ingin seperti angin

Yang membawa puing kenangan

Yang membawa sejuta asa.

 

Aku ingin menjadi sejuta cahaya

Yang bisa membiaskan keindahanmu

Yang menjingga di langit sore

Yang bersinar layaknya senja

 

Tentu saja tak bisa

Aku hanyalah aku

Yang hanya punya kenangan biasa

Yang kebetulan ada kamu di dalamnya

4. “Senja yang Sepi”

Di ujung senja

Rintik hujan basahi

Jalan tergenang

 

Semesta sunyi

Langkah langkah terhenti

Tapak menepi

 

Jiwaku sunyi

Tanpa kau di sisi

Bagaikan mati

Hidupku tak berarti

Tak bisa ku berdiri

5. “Menunggumu dalam Senja”

puisi senja menunggu dalam senja

ilustrasi puisi matahari, puisi tentang senja singkat

Oleh: Liontin

Sepi

Tertembak amunisi waktu

Menembus otak

Iblisku!

Jarahilah jarak yang menjarak

 

Makin meradang kaku

Beku membiru

Iblisku!

Cepatlah hancurkan pemisah itu

 

Cepatlah tiba bangsat

Kusedang sekarat

Berat!

Mencintaimu haruskah melara hebat

 

Sungguh merindumu laknat

Melarilah cepat

Merapat!

Mendoa dalam empat rakaat

6. “Aku dan Senja”

Oleh: Yunita Malistiani

Aku adalah senja

Bagai memberi bahagia

Selalu memberi cinta

Dan seolah memupuk asa

 

Pun senja adalah aku

Hadir antara perbedaan

Seolah memberi peringatan

Tiba waktu pergantian

 

Di penghujung September kering ini

Senja selalu cerah

Senja memberi cinta

Tapi tak bisa memupuk asa

 

Semburatnya nan jingga

Berkelumat dengan hitam

Membaur dengan gelap

Lenyap bersama kapas

 

Hadir dengan tangisan langit

Bersua dengan ribut

Bertanya pada senja

Engkau kenapa?

 

Jingga yang menua

Pada titik temu pergantian

Memberi satu suara

Aku sudah lengah.

7. “Hanya Angin Lalu”

hanya angin lalu

ilustrasi puisi matahari, puisi tentang senja singkat

Oleh: Siti Nurlaela Sari

Rasa sedih yang kamu alami bisa saja membuatmu terinspirasi untuk menuangkan kata-kata putus cinta pada puisi.

Puisi ini bisa saja menginspirasimu dalam membuat karya sastra yang mengagumkan.

Semburat jingga terbias di langit barat

Matahari seolah melambai sebelum tenggelam

Malam tiba tanpa perlu sepucuk surat

Tanpa harus berteriak jua ke seluruh alam.

 

Angin betiup menerpa rambutku

Dedaunan lunglai terbawa angin

Menerbangkan puing-puing asa

Berharap kenangan ikut terbang jua

 

Namun,

Sia-sia saja

Tak ada yang kuat menerbangkan rasa ini

Tak ada yang bisa hilangkan kenangan ini

 

Mata cokelatmu yang terbias mentari

Bibir tipismu melengkung tanpa henti

Harum tubuhmu berbaur lembabnya bumi

Kehangatan yang kukenang hingga kini.

 

Sayang,

Senja tak lagi indah tanpa hadirnya kamu

Sore tak lagi hangat tanpa pelukmu

Yang ada hanyalah rasa tuk menyendu

 

Kini, hanya sepi yang kunikmati

Waktu senja untuk menyendiri

Dan kenangan akan hadirnya kamu

Kuanggap hanya angin lalu Sukabumi.

8. “Senjaku”

Sedang mencari puisi tentang senja yang tak terlalu panjang?

Intip saja puisi senja singkat berikut ini!

Ketika proses mulai jadi angka

Dan senja pergi meninggalkan mentari

Tak satupun terlihat terang

Begitupula di kejauhan

Keheningan terbias dan menunggumu

 

Namun, senja tidak pernah mengingkari

kesepakatan pergi dan selalu kembali esok hari

Tak pernah lari

Selalu tiba sempurna waktu

Menunggu mentari dan pergi bersamanya

 

Tak kamu sadari betapa indah hari itu

Betapa indah ombak berderu

Menyerbu bibir pantai

Seakan membawa rindu yang hanyut bersamamu

9. “Senja di Pelabuhan Kecil”

puisi senja di pelabuhan kecil

ilustrasi senja aesthetic, sajak senja

Oleh: Chairil Anwar

Ini kali tidak ada yang mencari cinta

di antara gudang, rumah tua, pada cerita

tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut

menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

 

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang

menyinggung muram, desir hari lari berenang

menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak

dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

 

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan

menyisir semenanjung, masih pengap harap

sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan

dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

1946

10. “Senja yang Selalu Kunanti”

Contoh Puisi Senja

Benar kata orang

Ternyata, pesonamu begitu melekat



Benar kata orang

Indahmu menyejukkan mata

 

Benar kata orang

Warnamu menenangkan hati

Bahkan, benar pula kata orang

Ternyata, hadirmu hanya sesaat

 

Berulang kali kiranya aku selalu menantimu

Sepulang dari kantorku

Sepulang dari letihku

 

Ku sempatkan untuk menjumpaimu

Melihatmu membuat letih ini berkurang

Memandangmu membuat mata ini berbinar

 

Andai kau dapat kusimpan untuk waktu yang lebih lama

Akan ku buatkan untukmu tempat terindah di ruangku

Agar tak terasa beban yang ku pangku

Agar tak terasa resah yang menggebu

11. “Garis Senja”

puisi senja garis senja

ilustrasi senja aesthetic, sajak senja

Oleh: Cindy Adinda

Pada cahaya

Pada seratan purnama atau pada renjana sekalipun

Kita akan tetap hilang

Meremang pada riak-riak petang

Menjelma jadi rasa yang kian gamang

 

Pada takdir semesta, seringkali aku mengeluh

Tentang kita yang tak pernah utuh

Tentang segala yang pernah kita upayakan

Yang pada akhirnya menjadi kisah-kisah kusam

Bayangmu masih berpenjar bagai bianglala

Memekakkan segala ingatan di kepala

Lalu kamu terhadir

Dalam bentuk paling dingin

Serupa angin

Membuat aksara rindu yang kukumpulkan

Menjadi berantakan

Mengapa hilang?

Mengapa tak bertahan?

Bahkan masa lalumu masih jadi tanya

Yang tak pernah ingin

Ku ketahui jawabannya

 

Diammu seolah jadi pengingat

Bahwa kita tidak lagi hangat

Garis senjamu berubah jadi dingin

Sedingin malam bulan Desember

12. “Kenangan Senja”

Oleh: Ilona Damayanti

Layung senja telah mencuatkan keindahan

Langit berubah berwarna jingga

Aku tak bisa lama memandang

Senja tenggelam dalam kenangan

Aku berjalan pelan

Mencoba menyusuri jalanan

Melewati setiap jejak langkah yang telah terhapus masa

 

Kenangan yang usang

Telah menjadi saksi

Bahwa semuanya sudah melangkah pergi

Senyumnya tak luntur

Wajahnya masih terbayang

Rangkulan tangan seolah belum terlepaskan

Mataku masih tak mampu membayangkan

Duniaku masih tak bisa meyakinkan

Bahwa semuanya telah hilang

Dirimu di mana, kataku

Rindu ini menjadi jeda

Saat kita tak saling jumpa

Kepada angin rindu ini dititipkan

Melalui serangkai doa

Mampukah ia mendengarnya

13. “Antara Senja, Kita, dan Perpisahan”

antara senja, kita, dan perpisahan

ilustrasi puisi senja yang indah, puisi senja 4 bait

Usai momen di senja saat itu

Semua seakan dipaksa untuk beralih

Layaknya realita yang seharusnya

 

Aku pun mulai membidik

Sesuatu yang memang baru

Menerawang sebuah rasa

Yang dulu pernah mengikatmu

 

Aku berharap,

Akan tiba satu senja

Di suatu hari nanti

Yang mengingatkanmu kembali

Pada manisnya secangkir cokelat hangat

Yang terjepit di jari telunjukmu

 

Serta alunan denting dawai gitar

Yang membuatmu bersandar di bahuku

Hingga mentari pamit sembari malu

 

Aku pastikan

Akan banyak kenangan yang melintas

Di sebuah senja nantinya

Dan ketika giliran kenangan bersamaku lewat,

Kamu tersenyum

 

Kemudian mulai mengingat kembali

Obrolan hangat yang memecah keheningan di senja kala itu

Di masa lalu

14. “Andai Senja Mengerti”

Andai senja mengerti

Tentang pahitnya sebuah kepergian

Mungkin saja dia tak ingin

Melalui sedetikpun momen

Ketika fajar menyongsong

 

Jika saja mentari bisa mendengar

Sayup iba dari burung yang berpulang ke sarang

Mungkin dia ingin bertahan sebentar lagi

Sebelum Tuhan membangunkan kembali

 

Begitulah aku

Kepergianmu membuat haru

Betapa aku harap kamu mengerti

Bahwa betapa hancurnya hati ini

Namun nyatanya

Kamu tetap saja pergi

Menyisakan sejuta luka

Yang tak hilang ditelan masa

15. “Menjemput Malam”

puisi senja menjemput malam

ilustrasi puisi senja yang indah, puisi senja 4 bait

Perlahan turun dan tenggelam

Sepertinya mentari akan padam

Apakah hidup kembali suram

Atau segera hadirkan tentram

 

Ternyata benar

Aku telah mendapat kabar

Tenangnya senja heningkan hingar

Malam tiba penuh sinar

 

Ku letakkan kening di atas sajadah

Tangan perlahan ku tadah

Tak henti mengharap anugerah

Dari Engkau, Yang Maha Pemurah

 

Ku jemput malam dengan nama-Mu

Ku telusuri kelam dan kelabu

Lantunan azan hadirkan rindu

Memberi secercah harapan baru

16. “Suatu ketika, saat Senja di Pelabuhan Athena”

Oleh: Ananto Eko

Di kota tak jauh ini

Mengabarkan rangkaian peristiwa

Ku dengar alunan nyanyian tak bertuan

Yang terkadang sumbang

Disambut gemuruh riak ombak dari tengah segara

Menantang karang-karang

Di dermaga tak berpenghuni

Di sini, ku duduk seorang diri

Seiring alunan kepakan sayap merpati

Ku nanti kau kan kembali

Dengan ditemani bising angin timur

Mahligai debur ombak

Dan cahaya keemasan dari ujung laut bermuara

Untuk apa semua ini ku nikmati?

Tatkala kau tak menyaksikan sendiri?

Ingin ku kirimkan senja ini hanya untukmu

Di penghujung kalbu

Ku masukkan dalam sebilah pengharapan

Biarpun akan terbuang

Ku tatap senja itu

Masih selalu begitu

Barangkali itu bekas siluet dari hadirmu

Seperti menjanjikan suatu perpisahan yang sendu

17. “Pelukis Malam”

puisi senja pelukis malam

ilustrasi puisi senja romantis, puisi senja menjelang malam

Oleh: Ananto Eko Saputro

Saat senja menutup mata

Kau seringkali hadir di tengah kota

Wajah keriput bersaku pena hidup dari asa gemerlap

Bersemayam sepanjang trotoar

Raut setengah pucat bertengadah

Menyawang sunyi malam

Dia datang untuk kalian

Yang ego akan kesenian

Orang-orang kembali mendatanginya

Sambil menyelipkan sekeping rupiah yang perlahan masuk dalam kaleng kecil nan rapuh

Di hadapannya, mungkinkah?

Kalau kau tiada

Wahai orang tua bersaku pena

Bulan di atas kota penyesalan itu

Tak akan kembali lagi memancarkan sinarnya

Seakan kota itu kan senyap

Dan lebih lagi tak dapat membagi seiris dukamu wahai pelukis malam

18. “Senja di Sela Pohon”

Aku adalah danu

Dan kau adalah ranting

Berdua kita terbang terhempas

Pasrah pada angin berhembus

Melewati lebatnya hutan

Berlari di derasnya sungai

Saat senja menukik di sela-sela pepohonan

19. “Senjata Dewata”

puisi senja dewata

ilustrasi puisi senja romantis, puisi senja menjelang malam

Oleh: Sinta

Gulungan ombak menyapu tepak langkah

Membentuk kaki hingga menimbulkan percik air

Dengan embus angin rindu

Ku sapu awan langit yang mulai menampakkan sinar jingga

Ke dalam rangkul peluk senja yang sama

Menyongsong matahari kembali keperaduan

Senjaku mulai datang

Melagu rindu pada kesahduan senja

Pengharapan kita yang kala itu menunas

Aku tak pernah resah akan sakit kepergian

Selama ku lihat bayangmu dalam senjaku

Hingga deru napas yang ku tarik

Membau aromamu melalui senja Dewata

Aku akan tetap di sini!

20. “Senja Pasti Datang”

Senja pasti datang

Tak pernah ia menghindar

Lalu bersembunyi

 

Bedanya setiap petang

Warna yang hadir tak pernah sama

Selalu ada kejutan lagi

FAQ Puisi Senja

Apa arti senja dalam puisi tersebut?

Puisi senja umumnya mempunyai dua makna, yakni keindahan yang berarti kebahagiaan juga kesedihan di kala perpisahan.

Siapa yang membuat puisi senja yang indah?

Salah satu sastrawan yang membuat puisi senja yang indah adalah Chairil Anwar.

***

Semoga artikel seputar kumpulan puisi puisi senja di atas bermanfaat untuk Property People

Simak juga artikel mengenai kumpulan puisi lainnya hanya di 99updates.id Indonesia.

Jangan lupa untuk baca dan ikuti Google News kami, ya!

Apakah kamu sedang mencari rumah berlokasi di Jakarta Barat?

Cek ketersedian rumah idamanmu hanya di www.99.co/id karena pasti #segampangitu.



Emier Abdul Fiqih P

Menjadi penulis di 99 Group sejak 2022 yang berfokus pada artikel properti, gaya hidup, dan teknologi. Lulusan S2 Linguistik UPI ini sempat berprofesi sebagai copy editor dan penyunting buku. Senang menonton film dan membaca novel di waktu senggang.
Follow Me:

Related Posts