Berita Berita Properti

Telan Biaya Rp6,8 Triliun, LRT Jakarta Tampak Masih Sepi Penumpang. Pengamat: “Rute Terlalu Pendek!”

2 menit

Kondisi LRT Jakarta yang masih sepi penumpang setelah 2,5 tahun beroperasi tengah menjadi sorotan. Pasalnya, infrastruktur satu ini dibangun dengan anggaran yang cukup besar. Berikut informasi selengkapnya!

Proyek infrastruktur satu ini mulai dibangun pada tahun 2015.

Melansir dari detik.com, pembangunannya menelan biaya sekitar Rp6,8 triliun.

Sayangnya, moda transportasi ini masih sepi pengunjung hingga sekarang.

Rata-rata penumpang LRT Jakarta per harinya masih jauh dari target awal.

Kira-kira, apa penyebabnya, ya?

Jika penasaran, langsung saja simak ulasan lengkap dalam artikel di bawah ini, yuk!

LRT Jakarta Tampak Sepi Penumpang

lrt jakarta sepi pengunjung

Sumber: detik.net.id

Moda transportasi satu ini membentang dari kawasan Kelapa Gading ke Veldrome.

Per satu rangkaian kereta, ada dua gerbong yang dapat menampung maksimal 135 penumpang.

Artinya, setiap rangkaiannya memiliki kapasitas maksimal mencapai 270 penumpang.

Namun, panjang jaringan kereta api layangnya sendiri hanya 5,8 km, cukup pendek untuk ukuran transportasi umum.

Hal inilah menurut pengamat transportasi Deddy Herlambang yang menjadi penyebab sepinya pengunjung di LRT Jakarta.

“Rutenya terlalu pendek, ya. Untuk jarak segitu orang cenderung malas menggunakan LRT. Mereka pasti berpikir mending naik motor atau naik ojek atau bajaj,” jelas Deddy, seperti dilansir dari kompas.com, Selasa (20/9/2022).

Perlu kamu tahu, selama semester I 2022, rerata penumpang per harinya hanya mencapai 1.400-1.500 orang saja.

Karena itulah hingga saat ini pihak manajemen getol menggelar berbagai kegiatan promosi untuk menarik pengunjung.

Ini meliputi peragaan busana, pekan kebudayaan dengan Korea Culture Center, bermain musik di kereta, pertunjukan barongsai, hingga even Train to Apocalypse.

Namun, menurut Deddy ini tidak efektif unntuk menarik penumpang jangka panjang.

“Itu hanya hiburan saja, tapi tidak akan menambah penumpang. Menurut saya kalau rutenya diperpanjang penumpangnya akan ramai,” lanjut Deddy dilansir dari sumber yang sama.



Perlu Ada Pengkajian Target Penumpang

koridor lrt jakarta

Sumber: jawapos.com

Di sisi lain, pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga menilai bahwa sebaiknya pemerintah mengkaji kembali target pasar proyek LRT.

“Sejak awal rute/koridor LRT tidak didukung kajian target penumpang yang tepat,” jelas Nirwono dilansir dari kompas.com, Selasa (20/9/2022).

Menurutnya, pemerintah harus menyesuaikan jalur LRT dengan kebutuhan mobilitas warga.

“Rute LRT harusnya merupakan jalur yang memiliki target banyak penumpang. Istilahnya jalur daging, bukan tulang,” jelasnya lebih lanjut.

Jalur daging yang ia maksud adalah melewati kawasan permukiman, perkantoran, sekolah, hingga pusat perbelanjaan.

Dengan begitu, kehadiran LRT akan maksimal sebagai moda transportasi masyarakat.

Ia juga menyarankan adanya integrasi antara stasiun dengan halte bus Transjakarta untuk mempermudah penumpang.

Karenanya, sebelum melanjutkan pembangunan, pemerintah harus mengkaji ulang potensi penumpangnya.

“Jika tidak menjanjikan, maka sebaiknya rute LRT yang masih dalam tahap rencana ditunda atau dibatalkan,” pungkas Nirwono.

***

Semoga bermanfaat, Property People!

Baca artikel lainnya hanya di Berita 99.co Indonesia.

Kunjungi www.99.co/id dan Rumah123.com yang selalu #AdaBuatKamu untuk menemukan hunian impian.

Tersedia berbagai penawaran properti menarik, salah satunya Podomoro Golf View.



Hanifah

Hanifah adalah seorang penulis di 99 Group sejak tahun 2020. Lulusan Jurnalistik UNPAD ini fokus menulis tentang properti, gaya hidup, marketing, hingga teknologi. Di waktu senggang, ia senang menghabiskan waktu untuk kegiatan crafting dan membaca.
Follow Me:

Related Posts