Berita Ragam

Maggot BSF, Solusi Ampuh Urai Sampah Organik Rumah Tangga yang Sangat Efektif!

4 menit

Maggot BSF mampu menjadi solusi konkret masalah sampah organik dalam skala rumah tangga. Apa alasannya? Yuk, temukan ulasan lengkapnya di sini!

Permasalahan sampah di berbagai daerah Indonesia seakan sulit dipecahkan.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2021, sampah sisa makanan jadi sumber sampah terbanyak di Indonesia dengan total 28,3 persen.

Sementara sampah sisa plastik berada di posisi ke-2 dengan proporsi sebanyak 15,73 persen.

Sisa sampah lainnya berupa kayu/ranting 12,75 persen, kertas/karton 12,36 persen, logam 6,86 persen, kain 6,57 persen, kaca 6,46 persen, karet/kulit 3,49 persen, dan lainnya 7,48 persen.

Melihat data tersebut, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sampah sisa makanan jadi persoalan yang mesti lekas dibereskan.

Pasalnya, sampah makanan menyumbang beban paling banyak ketimbang jenis sampah lainnya.

Sebenarnya, solusi untuk mengatur sampah makanan ada banyak, salah satunya bisa dengan memanfaatkan maggot Black Soldier Fly (BSF).

Penggunaan maggot BSF pada saat ini cukup banyak ditemukan dan terbukti sangat ampuh untuk mengurai sampah organik.

Bahkan, sampah organik yang diurai oleh maggot BSF dapat diubah menjadi kompos yang bermanfaat.

Selain itu, si maggot yang kita kenal sebagai belatung ini bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak.

Nah, berangkat dari hal tersebut, Berita 99.co Indonesia berkesempatan mewawancarai Fathimah Himmatina dalam program #TanyaPakar untuk mengenal lebih jauh mengenai maggot yang satu ini.

magobox

sumber: youtube.com/almagot indonesia

Fathimah Himmatina merupakan pemilik bisnis budidaya maggot yang bernama Magobox.

Selain itu, ia adalah CEO PT Almagot Kolaborasi Indonesia.

Menurut Fathimah, maggot memang bisa jadi solusi alternatif untuk mengurai sampah organik. 

Untuk detailnya, simak ulasan selengkapnya di bawah ini!

Maggot BSF, Solusi Jitu Urai Sampah Organik di Rumah

1. Apa Itu Maggot BSF?

Maggot BSF adalah larva dari lalat Black Soldier Fly.

Tak seperti lalat yang sering ditemukan, misalnya lalat hijau, lalat BSF di alam bisa ditemukan di tempat-tempat rimbun.

Maggot atau larva dari lalat BSF bisa dimanfaatkan jadi pengurai sampah organik karena ia mudah dibudidaya dan nyaris bisa memakan semua sisa makanan organik rumah tangga.

2. Perbedaan dengan Lalat pada Umumnya

maggot bsf

sumber: news.unair.ac.id

Lantas, apa perbedaan antara lalat BSF dengan lalat yang lain, seperti lalat hijau?

Fathimah kemudian menjelaskan, beberapa perbedaan lalat BSF dengan lalat hijau.

Warna dan Bentuk Tubuh

Kita bisa melihat perbedaan lalat BSF dan lalat hijau dari warna serta ukuran tubuh.

“Dia [lalat pada umumnya] dari warna hijau ukuran lebih kecil biasanya. Si maggot [lalat BSF] ini fase lalatnya lebih gede, warnanya hitam, dan lebih panjang,” ujar Fathimah.

Fase Larva

Kedua, dapat diketahui lewat fase larva.

“Kalau lalat hijau itu, dia fase lalatnya lama. Kenapa akhirnya kita banyak lihat lalat hijau? Karena lalat hijau hidupnya bisa sampai 2 bulan. Sementara [lalat] BSF itu paling lama 7–9 hari pasti mati.” 

“Larva lalat hijau nih, lalat yang sampah itu, dia hidupnya singkat banget. Kayak seminggu langsung berubah jadi lalat lagi gitu. Sementara si maggot ini emang fase lalatnya singkat. Tapi, fase maggotnya atau larvanya itu lama gitu, bisa sampai sebulan,” jelas Fathimah belum lama ini.

Waktu Makan

Perbedaan yang mencolok lainnya bisa ditelaah lewat waktu mencari makan.

“Beda sama lalat hijau yang dia di fase lalatnya nyari makan. Kalau lalat BSF itu dia gak makan kalau udah fase lalat. Karena kebutuhan makannya udah dicukupin pada fase larva,” ucap Fathimah.



Bentuk Larva

Kita pun bisa melihat perbedaan antara lalat hijau dan BSF lewat bentuk larvanya.

Larva lalat hijau bentuknya lebih kurus dan berwarna putih.

Sementara larva BSF lebih gemuk dan warnanya putih kecokelatan.

Lalat BSF Lebih Sehat

Perbedaan terakhir yang membuat larva BSF lebih ideal untuk dibudidaya sebagai pengurai sampah karena ia lebih sehat.

“Sementara maggot itu dia karena dia gak makan, jadi dia gak nemplok-nemplok sembarang ke kotoran, ke makanan kita.” 

“Nah makanya dia gak punya vektor penyakit gitu. Jadi dia bukan hama. Dia kalau kita sih bilang lalat bersih gitu.”

“Karena dia di struktur tubuhnya si lalat [BSF] itu dia gak punya mulut fungsional untuk makan. Jadi dia juga gak punya mulut fungsional untuk menyebarkan penyakit dari satu kekotoran ke makanan. [Hal tersebut] yang dimiliki sama si lalat hijau. Karena lalat hijau punya mulut ya. Punya mulut untuk makan,” ungkap Fathimah.

3. Jenis Sampah yang Bisa Diurai

maggot bsf

sumber: digitani.ipb.ac.id

Jenis sampah organik yang bisa diurai oleh maggot cukup spesifik.

Ia hanya bisa mengurai sampah sisa makanan, sedangkan sampah organik seperti seperti daun, ranting pohon, hingga kulit buah, tak dapat diurai.

Fathimah yang berkuliah di Universitas Islam Negeri Jakarta menuturkan, alasannya karena struktur tubuh dan cara maggot dalam mengonsumsi makanan. 

“Karena memang dari struktur tubuhnya. Jadi dia kalau makan itu nyedot. Kalau yang keras-keras dia gak bisa makan,” ungkap Fathimah belum lama ini.

Kemudian Fathimah mengatakan, jenis sisa makanan yang baik bagi maggot ialah sampah yang sudah basi atau membusuk.

“Semakin lembut [semakin baik], kalau sisa misalnya sudah dimasak, berarti dia kan lebih halus gitu bentuknya. Dia [maggot] lebih cepat makannya dibanding kita ngasih sampah organik yang masih fresh dengan bentuknya keras,” jelas Fathimah.

Bahkan, sangat efektif dalam mengurai sampah organik.

Bila dibandingkan dengan cara komposting yang lain, maggot 3 kali lebih cepat dalam mengurai sampah.

“Karena si maggot ini pada fase hidupnya itu cuma makan, makan, dan makan ya. Jadi dalam 1 hari itu dia bisa makan 3 sampai 5 kali bobot tubuhnya. Makanya kenapa dia lebih cepat karena itu, karena kerjaan dia makan-makan dan makan,” ujar Fathimah.

4. Hasil Sampah yang Dikonsumsi Maggot

Menariknya, sampah organik yang dikonsumsi habis maggot tak akan terbuang begitu saja.

Sebab, kotoran maggot ternyata bisa dimanfaatkan menjadi kompos yang mempunyai kandungan bagus untuk kesuburun tanah.

Kotoran dari maggot tersebut dinamai Fathimah biokonversi.

“Biokonversi itu dari sampah diubah jadi pupuk organik. Nah si pup [kotoran maggot] ini yang jadi pupuk organik karena setelah diteliti ternyata banyak kandungan nutrisinya yang bagus untuk memperbaiki kualitas tanah. Jadi sampah yang dimakan dijadikan bentuk lain dan punya manfaat lain,” tutur Fathimah.

Fathimah menambahkan, kandungan yang baik di dalam kotoran maggot bisa dijadikan media tanam untuk ragam tanaman. 

“Karena dia [maggot BSF] punya unsur-unsur yang bagus untuk memperbaiki kualitas tanah,” urainya. 

***

Itulah seluk beluk tentang maggot BSF yang terbukti ampuh untuk mengurai sampah sisa makanan rumah tangga.

Tertarik untuk mencobanya?

Semoga bermanfaat, Property People.

Baca ulasan lainnya di Berita.99.co.

Ikuti Google News dari Berita 99.co Indonesia agar kamu tidak ketinggalan banyak informasi terbaru.

#segampangitu melakukan jual beli rumah di www.99.co/id.

Cek sekarang juga!

  



Insan Fazrul

Sejak kuliah sudah aktif menulis di Pers Kampus. Usai lulus, Insan menjadi penulis lepas yang fokus dengan topik gaya hidup dan sepak bola. Kini, menulis di 99 Group dengan membahas properti, pendidikan, gaya hidup, hingga teknologi.
Follow Me:

Related Posts