Finansial Keuangan

Serba-serbi Rekonsiliasi Bank dan Manfaatnya untuk Bisnis | Penting untuk Dipahami!

4 menit

Familiar kah kamu dengan istilah rekonsiliasi bank? Jika kamu sedang terjun ke dunia bisnis, penting untuk memahami hal ini lo, Sahabat 99.

Ketika memulai usaha, salah satu hal yang penting untuk dilakukan adalah membuka rekening khusus untuk bisnis.

Hal ini agar alur keuangan pribadimu terpisah dari pengeluaran bisnis.

Namun, meski seluruh pengeluaran dan pemasukan di rekening bisnis tercatat dengan baik, tetap ada kemungkinan perbedaan data transaksi yang tercatat.

Nah, di sinilah kamu membutuhkan proses rekonsiliasi bank atau pencocokan dana.

Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut!

Apa Itu Rekonsiliasi Bank?

mengenal rekonsiliasi bank

Sumber: medium.com/@amalnajib

Setiap orang yang ingin membuka usaha idealnya tentu membuka rekening khusus di bank untuk menyimpan modalnya.

Biasanya dana yang dipegang tunai hanya berupa petty cash untuk operasional sehari-hari.

Pembukaan rekening ini bertujuan untuk mengontrol arus kas usaha secara umum dan memisahkan kas bisnis dari kas pribadi.

Selain itu, ini memudahkanmu untuk melakukan transaksi baik dengan distributor maupun konsumen.

Meski arus keluar masuk dana di bank tercatat dengan baik, kamu tetap harus memiliki catatan sendiri diluar itu lo.

Kemudian, setiap akhir bulan perlu ada pencocokan catatan keuangan pihak bank dengan yang kamu miliki.

Untuk memastikan tidak ada selisih pencatatan maupun selisih dana.

Biasanya bank akan mengirimkan catatan keuangan dalam bentuk rekening koran.

Rekening koran ini berisi arus kas dana usaha yang ada di bank selama periode tertentu.

Data dari rekening koran lah yang harus disesuaikan secara manual dengan data kas perusahaan yang kamu buat.

Mengapa Penting untuk Melakukan Rekonsiliasi Bank?

Kamu baru memulai usaha dan berpikir bahwa hal ini terlalu rumit dan tak penting?

Jangan salah Sahabat 99, rekonsiliasi bank sangat penting untuk menjaga arus kas usahamu tetap sehat lo.

Apalagi jika kamu ingin usaha yang dibangun semakin berkembang ke depannya.

Berikut beberapa alasan mengapa pencocokan dana harus kamu lakukan dengan rutin:

1. Rekonsiliasi Bank Membantu Mengetahui Keadan Keuangan Bisnis

Dengan rutin melakukan pencocokan dana, kamu bisa mengetahui dengan pasti kondisi keuangan bisnismu.

Terlebih bisa saja dana di bank besar namun ternyata ada banyak catatan hutang perusahaan di buku kas.

Parahnya, bisa jadi dana yang tersimpan di bank lebih sedikit dari jumlah hutang yanga ada.

Nah, jangan sampai kamu terlena dengan nominal dana di bank dan salah menilai kondisi keuangan perusahaan.

Kamu harus tetap teliti menilai situasi agar dapat mengambil keputusan dengan lebih bijak kedepannya.

2. Antisipasi Kemungkinan Terjadinya Human Error

pentingnya rekonsiliasi bank untuk usaha

Sumber: abcsemanggi.com

Pencocokan data juga merupakan antisipasi akan terjadinya human error.

Ketika mencatat secara manual bisa saja ada transaksi yang terlewat atau nominalnya salah.

Sehingga menghasilkan ketidaksesuaian data antara pihak bank dengan data milikmu.

Hal-hal seperti ini bisa kamu cegah dengan rutin melakukan pemeriksaan ganda.

Baca Juga:

7 Contoh Surat Kuasa Bank untuk Pengambilan Uang yang Benar | Disertai Penjelasan

3. Rekonsiliasi Bank Dapat Mengantisipasi Tindak Kecurangan

Dalam usaha apapun, sebesar atau sekecil apapun itu, selalu ada peluang akan terjadinya tindak kecurangan.

Tindak kecurangan ini merujuk pada penggelapan dana atau tindakan lainnya dalam area keuangan yang merugikan.

Dengan melakukan rekonsiliasi bank, kamu tak hanya mencocokkan data pihak bank dan usaha.

Namun juga mengecek kembali seluruh bukti transaksi yang ada untuk memastikan semuanya aman.

Jika ada perbedaan saldo namun penyebabnya tidak diketahui atau tidak wajar, kamu bisa langsung mengusutnya hingga tuntas.

Komponen yang Menyebabkan Perbedaan Catatan Keuangan

1. Transaksi yang Belum Dicatat Oleh Perusahaan

Hal pertama yang dapat menyebabkan perbedaan catatan adalah adanya transaksi yang belum kamu catat.



Namun transaksi tersebut sudah tercatat di bank sehingga saldo berkurang.

Bisanya ini disebabkan oleh dua jenis transaksi, yakni:

Biaya Layanan dan Jasa Giro

Untuk menyimpan dana di bank, tentu ada sejumlah biaya yang perlu kamu bayarkan tiap bulannya.

Tak hanya itu, ada pula jasa giro dari pihak bank sebagai bentuk terima kasih pada nasabah.

Kedua biaya ini biasanya langsung tercatat secara otomatis dan saldo rekening akan berubah begitu memasuki awal bulan.

Namun bisa jadi kamu lupa untuk mencatatnya ke dalam buku kas perusahaan.

Transfer dari Debitor Langsung ke Rekening

Ada catatan piutang dalam buku kas perusahaan?

Jika iya, bisa jadi ada pelanggan yang melunasi tagihannya langsung ke rekening perusahaan namun belum tercatat olehmu.

Untuk memastikan hal ini kamu bisa mengecek detail di rekening koran.

Biasanya akan ada keterangan darimana dana masuk tersebut berasal.

Atau lakukan verifikasi ulang pada pelanggan yang namanya tercatat di buku piutang.

2. Transaksi yang Belum Dicatat Oleh Pihak Bank

pencatatan transaksi keuangan

Sumber: whatsnewindonesia.com

Tak hanya perusahaan, kesalahan pencatatan pun bisa terjadi di pihak bank.

Biasanya ini disebabkan oleh transaksi yang berlum tercatat di sistem namun sudah tercatat di kas perusahaan.

Kesalahan pencatatan umumnya terjadi jika transaksi berlangsung di akhir bulan.

Ada dua jenis komponen transaksi yang bisa mengakibatkan hal ini.

Outstanding Check

Pertama outstanding check atau cek yang masih beredar.

Dimana pihak perusahaan melakukan transaksi dengan menggunakan cek, namun pihak yang menerima belum mencairkannya.

Ini menyebabkan dana masih tersimpan di bank dan saldo tidak akan terpotong hingga cek tersebut dicairkan oleh penerima.

Deposit in Transit

Kedua, adanya setoran yang masih dalam perjalanan atau deposit in transit.

Dimana pihak perusahaan sudah melakukan setoran dana namun belum masuk ke dalam sistem bank.

Atau bisa jadi perusahaan menerima cek atau setoran dana dari pelanggan namun transaksi tertunda.

Ini biasanya terjadi jika penyetoran dilakukan di akhir bulan atau terlambat sampai ke pihak bank.

Sehingga transaksi di proses pada bulan berikutnya ketika sistem baru mulai berjalan.

3. Kesalahan Pencatatan di Kedua Belah Pihak

Komponen berikutnya yang dapat menyebabkan selisih data adalah kesalahan pencatatan.

Kesalahan ini tak hanya menyangkut transaksi yang tidak tercatat, namun juga nominal transaksi.

Salah satu angka saja bisa menyebabkan data kas milikmu dan bank berbeda.

Tak hanya oleh perusahaan, ini pun bisa terjadi di pihak bank apabila sistem down.

4. Adanya Cek Kosong

Cek kosong atau non-sufficient fund check adalah cek yang ditolak oleh pihak bank.

Hal ini karena di dalam rekening giro yang bersangkutan dananya tidak mencukupi untuk dicairkan.

Biasanya yang terjadi adalah sebagai berikut:

  • Perusahaan menerima cek dari pelanggan dan mencatatnya sebagai uang masuk
  • Cek disetorkan ke bank untuk dicairkan dan menambah saldo rekening
  • Jika cek tersebut ternyata kosong, bank akan segera menghubungimu
  • Kamu harus menghapus data uang masuk di buku kas sesuai jumlah cek kosong tersebut
  • Perusahaan tetap dikenakan biaya pemrosesan meski cek tidak dapat dicairkan

Nah, perlu kamu ingat, biaya pemrosesan ini yang harus tetap kamu catat dalam buku kas sebagai dana keluar.

Agar tidak ada selisih saldo antara catatan buku kas dan pihak bank.

Baca Juga:

Terbukti Menghasilkan, Berikut 7 Peluang Bisnis yang Menjanjikan Dilakukan di Tahun 2020

Semoga informasinya bermanfaat Sahabat 99.

Simak artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.

Tertarik memiliki rumah dekat sawah?

Kunjungi 99.co/id dan temukan hunian impianmu sekarang!



Hanifah

Hanifah adalah seorang penulis di 99 Group sejak tahun 2020. Lulusan Jurnalistik UNPAD ini fokus menulis tentang properti, gaya hidup, marketing, hingga teknologi. Di waktu senggang, ia senang menghabiskan waktu untuk kegiatan crafting dan membaca.
Follow Me:

Related Posts