Berita Berita Properti

Efektif Kurangi Jejak Karbon, Material Ramah Lingkungan Termasuk Elemen Penting dalam Konstruksi Berkelanjutan

3 menit

Penggunaan material ramah lingkungan ternyata berperan penting dalam pembangunan hunian berkelanjutan alias sustainibility house, lo. Tidak percaya? Langsung saja simak penjelasannya berikut ini, ya!

Di tengah isu pemanasan global yang kian mendesak, konsep konstruksi berkelanjutan hadir sebagai salah satu solusi untuk menghadapinya.

Konsep ini berfokus pada pembangunan hunian yang mempertimbangkan dampak lingkungan, efisiensi energi, serta kesejahteraan manusia.

Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi jejak karbon yang menjadi pemicu utama pemanasan global serta menciptakan lingkungan hunian yang sehat dan nyaman.

Nah, bicara mengenai pembangunan berkelanjutan, hal tersebut tentu akan berkaitan erat dengan penggunaan material ramah lingkungan.

Untuk memahami hubungan kedua hal ini, dalam program #TanyaPakar tim Berita 99.co telah berbincang-bincang dengan Co-founder dan CEO dari  MYCL, Adi Reza Nugroho.

Perusahaan yang ia rintis bergerak di bidang biotech dan berfokus pada produksi sustainable material dengan memanfaatkan limbah.

Yuk, simak perbincangan kami dalam ulasan di bawah ini!

Material Ramah Lingkungan dan Konstruksi Berkelanjutan

material konstruksi bangunan

Sumber: shutterstock.com

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, konstruksi berkelanjutan merupakan pendekatan konstruksi yang mempertimbangkan dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan.

Tujuan utamanya adalah untuk mencapai keseimbangan antara pembangunan hunian dan pelestarian alam.

Lebih jauh lagi, konsep ini akan memengaruhi karakter penghuninya untuk lebih peka terhadap kondisi lingkungan.

“Karena [konsep ini] bisa membentuk orang yang tinggal di dalamnya itu untuk bisa berlaku ramah lingkungan, misalnya saja dari kebiasaan konsumsi energi di rumah,” jelas Adi.

Adapun dalam praktiknya, pemilihan material konstruksi berperan penting dalam penerapan konsep konstruksi berkelanjutan.

Dengan bijak memilih material, masyarakat dapat berperan aktif untuk mengurangi jejak karbon yang menjadi pemicu utama polusi serta menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.

Di Indonesia sendiri, dominasi material konstruksi yang digunakan merupakan material yang tidak terbarukan, misalnya saja semen.

Semen menjadi bahan dasar konstruksi paling umum untuk membangun rumah, restoran, gedung perkantoran, dan lainnya.

Sayangnya, semen bukanlah material ramah lingkungan yang dapat kamu ciptakan secara alami.

Justru proses produksi semen merupakan merupakan penyumbang emisi karbon terbesar dalam dunia konstruksi.

“Ada dua [penyumbang emisi terbesar], yang pertama itu concrete atau semen dan yang kedua itu limbah konstruksi,” jelas Adi lebih lanjut.

Limbah konstruksi yang dibuang begitu saja karena tidak bisa digunakan kembali akan mengalami dekomposisi biologis yang menghasilkan gas metana (CH4).

Metana sendiri merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya daripada CO2 sehingga dapat memperburuk pemanasan global.

“Karena itu harus dicari solusi inovatif untuk membantu memerangi efek negatif emisi karbon ini, salah satunya ya dengan beralih ke material ramah lingkungan,” tegasnya.



Pemanfaatan Limbah Konstruksi

struktur bangunan dari material ramah lingkungan

Sumber: dokumentasi ETH Zürich dan Future Cities Lab

Terkait material ramah lingkungan, Adi menjelaskan bahwa opsi material ini sebenarnya sudah ada sejak dahulu.

Konstruksi bangunan konvensional umumnya menggunakan kayu, bambu, alang-alang, dan material lainnya yang lebih alami serta dapat didaur ulang.

“Kalau zaman dulu, kita bikin rumah itu, ‘kan, dari kayu. Itu [materialnya} jauh lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” jelas Adi.

Namun, material kayu berasal dari pohon yang membutuhkan waktu lama untuk tumbuh kembali.

Inilah yang membuat pada akhirnya dibutuhkan opsi material ramah lingkungan lainnya di dunia konstruksi.

“Jadi aku ngeliat kayaknya dibutuhkan pengembangan teknologi yang bisa menyediakan material terbarukan. Dari sini, kita develop-lah yang namanya mycelium based composite. Mycelium composite ini dia sustainable, high performance, dan plastic free,” ujarnya.

Mycelium based composite adalah material yang terbuat dari perpaduan mycelium jamur dengan material lain seperti serat kayu, limbah pertanian, hingga limbah industri.

Material ini kemudian bisa dikembangkan menjadi elemen bangunan hingga furnitur.

“Kita bisa bikin struktur, insulation composite, sampai perabot seperti meja dan kursi,” pungkasnya.

Adapun keunggulan material ini adalah sifatnya yang biodegradable sehingga dapat terurai secara alami dan tidak menghasilkan limbah tambahan.

Materialnya pun memiliki daya tahan tinggi sehingga dapat digunakan untuk jangka waktu yang relatif lama.

Proses produksinya pun tidak menyisakan banyak jejak karbon, berbeda dari produksi semen.

Tantangan Penerapannya di Indonesia

Efektif mengurangi jejak karbon, nyatanya pengenalan material ramah lingkungan bukanlah hal yang mudah, terutama di Indonesia.

Ini karena kebanyakan orang Indonesia masih mengutamakan material yang murah dan mudah untuk didapatkan seperti semen.

“Dari segi harga, tentu material ini akan lebih mahal. Sementara masyarakat itu masih price sensitive. Mereka mengincarnya ya yang murah dulu, kayak beton itu kan murah banget,” jelas Adi.

Oleh sebab itu, perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk memperkenalkan material terbarukan di pasaran.

Keterlibatan pemerintah ini pada akhirnya diharapkan dapat membuka jalan untuk memproduksi material ramah lingkungan dalam skala besar.

***

Semoga ulasan mengenai konstruksi berkelanjutan dan material ramah lingkungan di atas bermanfaat untukmu, ya.

Cek informasi seputar properti lainnya hanya di Berita.99.co Indonesia.

Kunjungi juga Google News untuk menemukan beragam berita lainnya.

Kamu juga bisa berkunjung ke Berita.99.co untuk mencari sejumlah tips terkait rumah dan properti.

#segampangitu menemukan pilihan hunian terbaik dan terlengkap di www.99.co/id.

Enggak percaya? Cek sekarang juga!



Hanifah

Hanifah adalah seorang penulis di 99 Group sejak tahun 2020. Lulusan Jurnalistik UNPAD ini fokus menulis tentang properti, gaya hidup, marketing, hingga teknologi. Di waktu senggang, ia senang menghabiskan waktu untuk kegiatan crafting dan membaca.
Follow Me:

Related Posts