Membangun hunian dengan bujet terbatas bukan tak mungkin. Kamu bisa melakukannya dengan menerapkan konsep rumah tumbuh. Berikut beberapa tipsnya!
Secara sederhana, konsep rumah tumbuh dipahami sebagai pembangunan hunian yang dilakukan secara bertahap.
Konsep ini sangat cocok untuk kamu yang memiliki dana terbatas untuk pembangunan rumah tinggal.
Kamu bisa menambahkan ruangan secara horizontal maupun vertikal saat diperlukan.
Namun kamu harus melakukan perencanaan dengan cermat ya Sahabat 99!
Tips Membuat Desain Rumah Tumbuh untuk Hunian
1. Menentukan Denah Rumah Tumbuh Sesuai dengan Luas Lahan
Pertama, tentukan denah hunian dan arah tumbuhnya.
Sesuaikan arah tumbuh dengan luas lahan, bila lahan tidak terlalu luas maka sebaiknya rancang rumah yang tumbuh ke atas.
Namun jika lahan cukup memadai, kamu bisa menerapkan pertumbuhan secara vertikal.
Yang perlu diingat, jangan sampai pertumbuhan rumah mengubah kondisi hunian yang sudah dibangun sebelumnya.
Terlebih sistem pencahayaan dan ventilasi yang sudah kamu bangun.
Jadi pastikan fondasi untuk pertumbuhan rumah sudah dibuat bersama dengan pembangunan tahap awal.
Baca Juga:
5 Tips Membangun Rumah Murah Dan Berkualitas Tahun 2020
2. Tentukan Skala Prioritas Pembangunan Rumah
Setelah menentukan konsep tumbuh rumah, tentukan ruangan apa saja yang menjadi prioritas.
Sebaiknya tuangkan dalam bentuk denah, agar lebih mudah membayangkannya.
Serta mencegah adanya perubahan saat pembangunan tahap berikutnya dilakukan.
Hal ini penting karena denah akan menjadi acuan pengurusan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Pada tahap awal ruangan yang mengakomodasi kebutuhan utama harus menjadi prioritas.
Seperti kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan ruang tamu.
Bila luas lahan terbatas, cukup buat satu ruangan besar terbuka multifungsi dimana dapur, ruang makan, dan ruang tamu dapat menyatu.
Prioritaskan juga instalasi pipa air kotor yang berukuran besar sejak awal, sebab penambahan ruang nantinya akan menambah volume buangan air.
3. Buat Rancangan Perhitungan Biaya Secara Mendetail
Pengeluaran utama dalam perhitungan biaya adalah untuk material, upah tenaga ahli dan pekerja konstruksi, serta biaya perombakan bangunan.
Anda harus mempertimbangkan seberapa efisien material yang digunakan, serta seberapa cepat pembangunan bisa dilakukan.
Bahan bangunan yang dipilih sebaiknya tahan lama dan tahan cuaca.
Harganya memang akan sedikit lebih mahal, tapi bahan berkualitas rendah akan memerlukan biaya perawatan yang lebih tinggi.
Selain itu perhitungkan kenaikan biaya yang mungkin terjadi akibat inflasi di tahapan selanjutnya.
Tidak seperti konsep pembangunan rumah biasa, membangun rumah tumbuh dilaksanakan dalam rentang waktu yang cukup lama.
Bisa dalam hitungan bulang hingga tahun.
Sementara harga bahan bangunan selalu naik setiap tahunnya.
Ini bisa diakali dengan menambah rencana biaya pembangunan tahap selanjutnya sebesar 5 sampai 10 persen dari tahap awal.
4. Buat Kalender Pembangunan Rumah Tumbuh
Jangan sampai pengerjaan rumah tumbuh molor dari waktu yang diperhitungkan.
Molornya waktu pengerjaan akan berpengaruh pada pengeluaran untuk membayar jasa.
Karena itu Anda harus membuat kalender tahapan pembangun untuk menjadi acuan pengerjaan.
Agar ada target jangka waktu yang pasti.
Dalam menentukan target pengerjaan, perhitungkan berbagai masalah teknis yang mungkin terjadi,
5. Siasati Tampak Hunian Agar Tidak Berantakan
Pada dasarnya, rumah tumbuh memang sebuah rumah yang pengerjaannya belum selesai.
Tapi, tentu Anda tidak ingin hunian terlihat benar-benar seperti belum jadi.
Anda bisa mengakali tampilan rumah dengan beberapa cara.
Misalnya, bila ingin rumah tumbuh ke atas, bangun rumah berlangit-langit tinggi sejak awal.
Atau gunakan atap datar untuk menutup fondasi lantai dua yang akan dibangun.
Konsep interior open space juga bisa diterapkan pada penyelesaian tahap awal pembangunan.
Pada tahap pembangunan lanjutan, ruang terbuka ini bisa dikembangkan menjadi beberapa ruangan jika memang dibutuhkan.
6. Gunakan Tenaga Profesional untuk Perencanaan dan Pembangunan
Sumber” archify.com
Setiap hunian harus dibuat sesuai dengan prinsip arsitektur.
Hal ini tentu saja berlaku pula untuk pembangunan hunian tumbuh.
Oleh sebab itu, sebaiknya perencanaan kamu lakukan dengan bantuan profesional seperti arsitek ataupun desainer interior.
Tak hanya perencanaan, pembangunan pun harus kamu serahkan sepenuhnya pada kontraktor.
Terlebih jika kamu tak memiliki ilmu dasar apapun tentang pembangunan rumah.
Baca Juga:
Hemat Biaya & Mudah Dibangun Lagi, Desain Rumah Tumbuh Ini Layak Ditiru!
Semoga informasinya bermanfaat Sahabat 99.
Simak artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Ingin membeli hunian di kawasan Dago Village Bandung?
Tunggu apalagi, segera kunjungi 99.co/id dan temukan hunian impianmu!