Tiap provinsi di Pulau Kalimantan memiliki banyak rumah adat dengan berbagai ciri khas. Rumah adat Kalimantan ini sebagian dikenal sebagai rumah adat suku Dayak. Yuk, kenali lebih jauh.
Sahabat 99, setiap rumah adat memiliki keunikan tersendiri.
Ini juga berlaku untuk rumah adat suku Dayak di Pulau Kalimantan yang terbagi menjadi lima provinsi.
Meskipun tergolong rumah tradisional, namun arsitektur dan fungsi bangunan tak kalah menarik dari arsitektur modern.
Bahkan, bisa dibilang bahwa tempat tinggal rumah adat sudah dikondisikan dengan keadaan tertentu.
Misalnya rumah panggung untuk antisipasi binatang buas dan banjir.
Rumah adat Dayak rata-rata bentuknya memanjang dan terpampang patung di halaman depan.
Untuk mengenal lebih jauh rumah suku Dayak, mari simak penjelasan berikut ini!
Rumah Adat Suku Dayak
1. Rumah Betang di Kalimantan Tengah
Melansir Tripticetera, rumah betang adalah nama rumah adat suku Dayak di Kalimantan.
Ini banyak tersebar di daerah hulu sungai serta menjadi tempat tinggal dari suku Dayak.
Rumah betang berada di daerah aliran sungai karena banyak suku Dayak yang menjadikan sungai sebagai jalur transportasi mereka.
Suku Dayak biasanya menggunakan aliran sungai sebagai sarana berdagang, bertukar barang, pergi ke ladang atau jalur melakukan aktivitas keseharian lain.
Dari segi bentuk bangunan, rumah betang mempunyai bentuk memanjang bahkan hingga mencapai 150 meter.
Kemudian, lebar 30 meter bertipe panggung setinggi 3-5 meter untuk menghindari banjir saat musim hujan.
Rumah betang biasanya tidak dihuni satu keluarga, namun bisa dihuni beberapa keluarga yakni 5 hingga 7 keluarga.
Masing-masing bilik keluarga disekat.
2. Rumah Panjang di Kalimantan Barat
Rumah panjang adalah rumah adat suku Dayak yang dihuni oleh banyak keluarga.
Hunian adat ini mempunyai 50 ruangan dengan banyak dapur yang bisa menampung masing-masing keluarga di tiap ruangan yang telah disediakan.
Rumah adat ini biasanya dibangun diatas tanah dengan ketinggian 5-8 meter seperti halnya rumah panggung.
Untuk memasuki rumah panjang disediakan anak tangga yang disebut tangka.
Rumah ini mempunyai lebar bangunan sekitar 6 meter dan panjang mencapai 186 meter.
3. Rumah Lamin di Kalimantan Timur
Rumah lamin adalah rumah adat suku Dayak Kenyak yang berbentuk memanjang dan bertipe panggung.
Panjang rumah lamin bisa mencapai 200 meter dan jarak kolong rumah sekitar 3 meter.
Rumah lamin juga dihuni beberapa keluarga yang dipisahkan oleh masing-masing ruangan.
Bagian depan rumah ini berfungsi untuk menerima tamu dan upacara adat.
Sementara bagian belakang berisi kamar-kamar yang memiliki ukuran yang sangat luas.
Rumah lamin ditopang oleh tiang-tiang besar dari dasar rumah menahan atap dan kolong rumah.
Tiang-tiangnya biasa diukir dengan motif khas suku Dayak dengan tujuan menghalau roh jahat.
Lantai rumah ini terdiri dari balok-balok kayu yang disusun rapi.
Pintu masuknya dari bagian samping dengan beberapa pintu yang terhubung dengan anak tangga.
4. Rumah Baluk di Kalimantan Barat
Arsitektur rumah adat yang satu ini memang sangat unik apabila dibandingkan dengan rumah Dayak lainnya di Kalimantan Barat.
Inilah rumah adat suku Dayak Bidayuh yang bernama Rumah Baluk.
Salah satu fungsi dari rumah adat Baluk ini adalah untuk menyimpan tengkorak yang dikeramatkan oleh Suku Dayak Bidayuh.
Untuk lokasinya sendiri terletak di Desa Hli Buei yang berada di dalam wilayah Kecamatan Siding.
5. Rumah Adat Mandi Angin di Kalimantan Barat
Disebut juga sebagai rumah Mandi Angin, yakni rumah adat suku Dayak Pesaguan.
Rumah adat di Kalimantan Barat ini memiliki ciri khas ketinggian sekitar 1 meter dari tanah dan berbentuk panggung.
Bngunan rumah adat tersebut mayoritas terbuat dari kayu.
Salah satunya adalah kayu ulin yang memang dikategorikan sebagai kayu paling kuat dan tahan terhadap segala cuaca.
Ditambah lagi dengan adanya setiap relief di dinding membuat rumah menjadi semakin terlihat unik.
***
Mitos Rumah Suku Dayak
Rumah adat memang tak terlepas dari mitos yang menyertainya, Sahabat 99.
Hal ini berlaku untuk rumah adat suku Dayak di Kalimantan Tengah, rumah betang.
Konon, pada arsitektur bangunan rumah, terdapat tangga kecil untuk menolak hantu kepala terbang.
Menurut Tempo, satu-satunya jalan masuk ke rumah adat betang adalah melalui tangga kecil itu.
Tangga tersebut hanya bisa dilalui satu orang dengan lebar kira-kira 50 sentimeter.
Bila malam tiba, tangga akan diangkat dan dimasukkan ke dalam rumah.
Gunanya buat menghindari serangan hantu kepala terbang atau ngayau.
Masyarakat Dayak yakin bahwa hantu ini bisa masuk rumah apabila tangga tetap dibiarkan di luar rumah.
Ngayau akan memburu kepala manusia.
Hantu ini dianggap juga sebagai guna-guna atau serangan dari musuh.
Tangga dalam ruangan rumah adat betang juga harus berjumlah ganjil.
Pada umumnya berjumlah 3 yaitu berada di ujung kiri dan kanan, satu lagi di depan.
Ini sebagai penanda atau ungkapan rasa solidaritas menurut mitos tergantung ukuran rumah, semakin besar ukuran rumah maka semakin banyak tangga
Selain itu, mitos lain di rumah adat ini adalah bagian dapur harus menghadap aliran sungai supaya mendapat rezeki.
***
Semoga artikel ini menambah pengetahuan kamu, ya.
Simak terus tulisan lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Kamu juga bisa cari rumah dengan mudah di www.99.co/id!