Mitos buaya kembaran manusia ternyata diyakini banyak masyarakat di beberapa daerah di Indonesia. Peristiwa buaya yang diperlakukan layaknya manusia juga telah diliput berbagai media nasional di banyak daerah.
Beberapa waktu lalu, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan dengan penemuan buaya di Tello Baru, Makassar, yang kemudian dibungkus kain kafan dan ditaruh di ruang tamu.
Warga sekitar meyakini bahwa buaya tersebut adalah jelmaan manusia.
Hal ini sebenarnya bukan kejadian yang pertama di Indonesia.
Berikut adalah rangkuman berita mengenai sejumlah daerah yang juga memiliki keyakinan sama, yaitu bahwa ada buaya jadi-jadian jelmaan manusia.
Serba-serbi Cerita Buaya Kembaran Manusia di Indonesia
1. Manusia Jadi-Jadian dalam Rupa Buaya di Makassar
Seekor buaya ditemukan warga di Sungai Tallo, Makassar beberapa waktu lalu.
Buaya tersebut kemudian dibawa ke rumah seorang warga bernama Muliadi.
Ketika tiba di rumah Muliadi, sejumlah warga pun ikut menyambut kedatangan buaya tersebut.
Tidak hanya disambut, buaya itu pun dibungkus kain kafan sebagai tanda penghormatan.
Buaya yang diberi nama Halimah tersebut dianggap sebagai saudara kembar seorang warga.
“Lalu buaya tersebut dibawa kembali ke salah satu rumah warga di Jalan Paccinang 5 milik Muliadi untuk dipertemukan dengan orang yang mengaku keluarga dari buaya tersebut,” kata Bhabinkamtibmas Tello Baru Bripka Muhammad Kazim, dikutip dari detik.com, Kamis (12/11/2020).
Polisi kemudian meminta warga mengurung buaya tersebut.
Namun, hal tersebut ditolak warga yang percaya bahwa buaya tersebut keturunan manusia.
Untuk menghormati kepercayaan warga, polisi pun tidak memaksa warga untuk mengurung buaya.
2. Cerita Buaya Kembaran Manusia di Kabupaten Buru, Maluku
Pada Juli 2019. seorang nenek bernama Samiasa (67) di Kabupaten Buru, Maluku, menangis sambil memeluk seekor buaya yang mati dibunuh warga.
Buaya tersebut dibunuh oleh warga menggunakan tombak.
Nenek tersebut meyakini bahwa buaya tersebut adalah jelmaan cucunya yang telah meninggal dunia.
“Betul, hari Kamis di Desa Kayeli ditemukan seekor buaya oleh masyarakat. Setelah itu ada seorang warga mengaku buaya itu jelmaan dari cucunya,” ujar Paur Humas Polres Buru Dede Syamsi Rifai pada Minggu (7/7/2019), dikutip dari suara.com.
3. Buaya Kembaran Manusia di Jambi
Kejadian lebih aneh terjadi di Jambi.
Pada tahun 2018, media sosial dihebohkan dengan pernyataan seorang wanita yang mengaku telah melahirkan bayi kembar manusia dan buaya.
Buaya tersebut pun diberi nama seperti manusia, yaitu Nur Hasanah.
Tidak hanya dianggap anak, Nur Hasanah pun memiliki kamar sendiri, lengkap dengan ranjang dan kasur.
Sehari-hari, Nur Hasanah lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar tidur.
Untuk makanan, buaya tersebut selalu diberi makan ayam panggang setiap malam Jumat dan malam Senin.
Sang ibu mengaku bahwa kini Nur Hasanah memiliki suami, yaitu seekor ular yang merupakan gurug agama di “alamnya”.
Selain itu, pihak keluarga juga mengaku bahwa mereka kerap berkomunikasi dengan Nur Hasanah melalui mimpi dan orang-orang yang kesurupan.
Mitos yang Lazim Terjadi di Indonesia
Menurut sejarawan Andi Achdian, kepercayaan seperti ini lumrah terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
“Kepercayaan serupa terjadi juga di Sumatera, Jawa, dan sebagainya. Orang berubah jadi harimau dan buaya. Ada penjelasan antropologis mengatakan tidak ada garis batas yang tegas antara manusia dan bukan manusia di alam kosmologi kita. Ada makhluk yang tadinya binatang berubah jadi manusia. Kepercayaan begini cukup umum di wilayah Asia Tenggara,” kata Andi, dikutip dari vice.com, Jumat (13/11/2020).
Dia juga mengatakan bahwa kepercayaan ini muncul tidak lepas dari anggapan bahwa sebuah wilayah memiliki penjaga dengan kekuatan gaib.
Hal ini tentu berbeda dengan budaya negara-negara Barat yang melihat kekuasaan sebuah wilayah dari sudut pandang rasional.
Ia pun menyarankan masyarakat untuk tidak menghakimi kepercayaan ini karena telah menjadi budaya yang tinggal lama dalam masyarakat.
Melansir vice.com yang mengutip historia.id, Sejarawan Universitas Negeri Makassar, Taufik Ahmad, mengatakan bahwa kepercayaan manusia jadi jadian dalam bentuk buaya muncul sebagai cara manusia melindungi sungai.
Ia mencontohkan, dalam budaya masyarakat Sulawesi Selatan, tidak dibenarkan untuk buang air di sungai dan menangkap ikan menggunakan racun.
***
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!
Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di situs Berita Properti 99.co Indonesia.
Kamu sedang mencari apartemen di Bogor?
Bisa jadi Grand Central Bogor adalah jawabannya!
Cek saja di 99.co/id untuk menemukan apartemen idamanmu!