Berita Ragam

Arti Mitos Meninggal Hari Sabtu menurut Islam dan Kepercayaan Lain. Lengkap!

2 menit

Kira-kira, apa makna mitos meninggal hari Sabtu, ya? Cari tahu informasi lengkapnya pada artikel ini!

Di Indonesia, berbagai macam mitos seputar kematian masih dipercaya oleh sebagian masyarakat.

Salah satu yang cukup populer adalah mitos meninggal hari Sabtu.

Konon, hari kematian ini memiliki makna dan pertanda tertentu.

Mitos ini umumnya diturunkan dari leluhur dan diyakini oleh kelompok-kelompok masyarakat tertentu.

Berbagai makna dan pertanda terkait meninggal hari Sabtu pun beredar di kalangan masyarakat.

Nah, kali ini Berita 99.co Indonesia telah menghadirkan ragam makna mitos meninggal hari Sabtu berdasarkan buku Mati Tak Berarti Pergi (2015) yang ditulis Herwiratno dan literatur lainnya.

Mari lihat penjelasannya pada uraian di bawah ini.

Makna Mitos Meninggal Hari Sabtu

Masyarakat di beberapa daerah memiliki kepercayaan bahwa kematian di hari Sabtu membawa pertanda buruk.

Konon, orang-orang di sekitar jenazah, terutama mereka yang memiliki hubungan dekat seperti keluarga, teman, dan tetangga, akan menyusul meninggal dalam waktu yang tidak lama.

Kepercayaan ini memicu kecemasan dan ketakutan bagi sebagian orang, terutama saat ada kabar duka di hari Sabtu.

Namun, penting untuk diingat bahwa kematian merupakan sebuah takdir yang tidak dapat diprediksi.

Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung mitos ini.

Kematian di hari Sabtu hanyalah sebuah kebetulan dan tidak memiliki kaitan dengan kematian orang lain.

Selain itu, masih banyak interpretasi lain soal mitos meninggal hari Sabtu lainnya.

Berikut ulasannya.

1. Kematian Lebih Berkah

mitos meninggal hari sabtu

sumber: freepik.com

Konon, meninggal di hari Sabtu merupakan tanda keberkahan karena waktu tersebut dinilai dekat dengan hari suci Minggu dalam tradisi Kristen.

2. Takdir yang Lebih Baik

Kemudian, mitos selanjutnya ialah bahwa pihak yang wafat akan mendapatkan takdir lebih baik di kehidupan selanjutnya.

3. Membawa Sial

Selain pertanda baik, meninggal pada hari Sabtu juga dipercaya membawa sial bagi orang-orang di sekitar jenazah.



Konon, arwah orang yang meninggal pada waktu tersebut akan gentayangan dan membawa pengaruh negatif.

4. Pertanda Buruk bagi Keluarga

Mitos meninggal di hari Sabtu lainnya adalah pertanda buruk bagi keluarga yang ditinggalkan.

Kabarnya, sang keluarga bisa mengalami kesialan dan kemalangan dalam waktu dekat.

5. Arwah Tertunda Masuk Surga

Terdapat beragam budaya yang percaya bahwa meninggal di hari Sabtu bisa membuat arwah seseorang tertunda masuk surga.

Hal ini karena hari Sabtu dianggap hari peristirahatan.

6. Penghormatan Khusus

Lalu, meninggal di hari Sabtu juga merupakan pertanda bahwa arwah akan menerima perlakuan khusus di alam baka.

7. Menyebabkan Orang Lain Ikut Meninggal

Mitos lainnya adalah menyebabkan orang lain ikut meninggal.

Mitos ini dikaitkan dengan kesialan dan dianggap sebagai pertanda buruk.

8. Roh Jahat

Terdapat mitos meninggal hari Sabtu bahwa orang yang wadat dirasuki roh jahat.

Hal ini menyebabkan arwah mereka tidak tenang dan bisa mengganggu orang lain.

Arti Mitos Meninggal Hari Sabtu menurut Islam

Islam dengan tegas melarang umatnya untuk mempercayai mitos tentang meninggal di hari Sabtu.

Mitos ini dianggap tidak benar dan dapat membawa dampak negatif bagi yang mempercayainya.

Para ulama sepakat bahwa meyakini mitos-mitos semacam ini termasuk dalam kategori tiyarah/tatoyyur, yaitu perbuatan yang menghubungkan suatu kejadian dengan hal lain tanpa dasar logis.

Dalam Islam, tiyarah/tatoyyur dikategorikan sebagai perbuatan syirik karena menyamakan sesuatu dengan Allah Swt. dalam hal menentukan takdir.

***

Semoga bermanfaat, ya.

Baca ulasan menarik lainnya seputar ramalan, seperti mitos suara benda jatuh di www.99updates.id dan Google News.

Kunjungi laman www.99.co/id guna menemukan beragam rumah idaman dan properti.

Dapatkan berbagai promo dan diskon menggiurkan karena ternyata beli hunian emang #segampangitu, lo.



Gadis Saktika

Gadis Saktika adalah Content Writer di 99 Group yang sudah berkarier sebagai penulis dan wartawan sejak tahun 2019. Lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI ini senang menulis tentang etnolinguistik, politik, HAM, gaya hidup, properti, dan arsitektur.
Follow Me:

Related Posts