Saat Natal tiba, suasana jalan di berbagai belahan dunia akan dimeriahkan oleh dekorasi-dekorasi serta musik untuk menyambut perayaan umat Kristen ini. Dengan begitu, atmosfer perayaan ini pun terasa lebih meriah dan ramai. Namun, tak semua daerah mengalami perasaan ini karena terdapat beberapa negara yang melarang perayaan natal.
Simak di sini untuk mengetahui alasan mengapa negara-negara seperti Somalia hingga Arab Saudi melarang perayaan natal di negara mereka.
Sejumlah Negara yang Melarang Perayaan Natal
1. Somalia
Somalia, melalui Sheikh Mohamed Kheyrow selaku Direktur Kementerian Agama, memutuskan untuk melarang perayaan Natal dan Tahun baru.
Alasannya adalah karena mereka menganggap perayaan Natal tidak berkaitan dengan Islam.
“Natal tidak akan dirayakan di Somalia karena dua alasan. Seluruh masyarakat Somalia adalah Muslim dan tidak ada komunitas Kristen di sini. Natal adalah untuk orang Kristen. Bukan untuk umat Muslim,” ungkap juru bicara Walikota Mogadishu, Abdifatah Halane, seperti dilansir oleh cnnindonesia.com dari Reuters.
Selain itu, pihak berwenang di Somalia juga menyebutkan bahwa perayaan Natal dapat menjadi pemicu serangan militan Islam al Shabaab.
2. Tajikistan
Kementerian Pendidikan di Tajikistan mengeluarkan dekrit untuk perayaan tahun baru yang melarang
- penggunaan kembang api,
- acara makan yang meriah, serta
- pemeberian hadiah dan pengumpulan uang.
Selain itu, dekrit tersebut juga melarang pemasangan pohon natal baik yang ditebang maupun buatan untuk sekolah-sekolah dan universitas.
Berbeda dengan negara pecahan Uni Soviet lain yang merayakan natal, negara sekuler yang satu ini tidak merayakannya.
Argumen mengenai hal ini pun menyebabkan banyak kasus kekerasan, salah satunya penikaman sampai mati seorang pria berjubah santa di tahun 2011.
Insiden ini terjadi beberapa hari sebelum ulama terkemuka di sana mendesak umat Islam untuk tidak berpartisipasi dalam liburan Natal dan Tahun Baru.
3. Brunei Darussalam
Negara yang melarang perayaan Natal berikutnya adalah Brunei Darussalam.
Kementerian Agama negara yang satu ini menetapkan peraturan larangan merayakan Natal pada tahun 2014.
Dalam peraturan tersebut, disebutkan bahwa warga muslim dan non-muslim yang memiliki tempat usaha dan restoran tidak boleh menghiasinya dengan dekorasi Natal.
Meskipun begitu, warganya masih bisa merayakan Natal, namun tidak di tempat umum.
4. Korea Utara
Pemerintahan Korea Utara mengontrol dengan ketat segala sesuatu yang ada di sana, termasuk perayaan hari besar seperti Natal.
Di Korea Utara sendiri ternyata tidak ada tanggal merah kecuali saat hari ulang tahun pemimpin Korea Utara.
Meskipun sebenarnya negara ini membebaskan warganya untuk beragama, warga yang ketahuan merayakan Natal bisa dipenjara, lho.
5. Arab Saudi
Negara Islam selain Brunei Darussalam yang melarang perayaan ini adalah Arab Saudi.
Namun, ternyata 1,2 juta umat Kristen di Arab Saudi masih bisa merayakan Natal asalkan tidak dilakukan secara terbuka.
Jika kamu mengunjungi Arab Saudi di bulan Desember, tentunya kamu tidak akan merasakan atmosfer Natal yang diperkental dengan dekorasi bernuansa merah dan hijau.
Itulah sejumlah negara yang melarang perayaan Natal di berbagai penjuru dunia.
Ternyata, ada beberapa negara yang memperbolehkan perayaan di tempat tertutup, namun ada juga yang benar-benar melarangnya secara ekstrem.
Kira-kira, situasi ini bisa disebut sebagai intoleransi antar umat beragama bukan, ya?
Nantikan informasi dan tulisan menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari properti impian? Kunjungi saja 99.co/id!