Mengusung konsep industrial yang modern, hunian milik Maria Vega Artanti ini jauh dari kesan dingin yang normalnya terlihat di banyak rumah. Bagaimana bisa? Baca selengkapnya di sini!
Industrial dan Skandinavian merupaka dua konsep yang saling bertolak belakang.
Ciri khas desain industrial adalah penggunaan material ekspos sehingga ruangan terkesan dingin dan maskulin.
Sementara, desain Skandinavian identik dengan nuansa alami serta hangat.
Namun, memadukan kedua konsep ini ternyata bukan hal yang mustahil, Sahabat 99.
Hal ini dibuktikan oleh Maria Vega Artanti, pemilik akun Instagram @mariavega.artanti melalui penataan huniannya yang memadukan konsep industrial dan skandinavian.
Kepada 99.co Indonesia, ia pun menjelaskan secara detail seperti apa ia dan suami merancang hunian tersebut.
Simak di bawah ini!
Mengusung Konsep Industrial dengan Sentuhan Alami
Secara keseluruhan, desain arsitektur rumah Vega identik dengan konsep industrial.
Kamu bisa melihat kehadiran dinding semen maupun bata ekspos pada eksterior dan interior.
“Kalau secara arsitektur bangunan, patokannya dinding dan jendela, itu bisa saya bilang konsepnya industrial,” jelasnya pada 99.co Indonesia, Senin (21/02/2022).
Tidak ada sentuhan penggunaan cat sama sekali di bagian dinding maupun kusen jendela dan pintu.
Sementara untuk perabot, pemilihan desainnya cenderung ke arah Skandinavian dan ada beberapa furnitur vintage di dalam ruangan.
Tidak ada satu pakem khusus yang Vega terapkan saat mengisi rumah, yang penting penataannya sesuai dengan seleranya dan suami.
“Kalau untuk penataan interiornya bisa dibilang agak eklektik. Campuran gitu, ada Skandinavian sama vintage di dalamnya,” katanya.
Elemen Alami Menciptakan Kesan Hangat di Rumah
Pemilihan perabot bernuansa Skandinavian ia lakukan untuk menghadirkan kesan hangat di dalam rumah.
Ini karena konsep industrial memang identik dengan kesan dingin dan gelap.
“Industrial itu kan sebenarnya lebih banyak tone nya ke hitam sama baja. Itu kan lebih terlihat dingin secara konsep warna,” pungkasnya.
Oleh sebab itu, penggunaan unsur kayu jadi pilihan untuk meminimalisir kesan dingin tersebut.
Tujuannya agar penghuni bisa merasa lebih nyaman saat sedang berada di rumah.
Di dalam maupun luar rumah ia juga menghadirkan tanaman hijau untuk meningkatkan nuansa alami.
“Sama untuk tanaman rambat (di fasad) itu salah satu fungsinya menyaring debu atau kotoran yang masuk ke dalam rumah (dari jalanan),” katanya lebih lanjut.
Harus Pintar Memilih Tukang untuk Membangun Rumah
Terkait penerapan konsep industrial di hunian, Vega menjelaskan bahwa desain ini memiliki sejumlah keuntungan tersendiri.
Salah satunya, bujet pembangunan lebih rendah dari rumah biasa karena dinding semen ekspos hanya perlu di-coating saja.
Secara konsep pun penataan interiornya lebih fleksibel karena tidak harus menggunakan perabot baru.
“Industrial itu penataannya engga harus dengan perabot baru. Konsep vintage pun bisa masuk, jadi lebih sustainability. Barang lama bisa kita pakai lagi,” papar Vega.
Namun, memilih jasa tukang jadi tantangan utama karena aplikasi dinding semen ekspos memang cukup tricky.
Makanya, kamu harus memilih jasa tukang yang sudah terbiasa dan paham mengenai dasarnya.
“Karena kalau engga, jadinya malah akan kacau,” ujarnya.
Ia sendiri memilih untuk menggunakan jasa kontraktor borongan referensi dari rekan kerja suaminya agar lebih terpercaya.
Selain itu, sebagus apapun hasil kerja tukang, kamu harus siap dengan kehadiran retak rambut yang terlihat jelas.
Ini karena kehadirannya tidak tertutup oleh cat sehingga lebih kentara dari dinding biasa.
Lebih lanjut, Vega yang sehari-hari berprofesi sebagai arsitek juga menjelaskan bagaimana cara agar tampilan dinding terlihat lebih halus dan rapi.
Kamu bisa menggunakan semen instan sebagai material utama konstruksi dinding ekspos.
Namun, untuk rumahnya, Vega menggunakan campuran semen biasa dan semen instan.
“Saya pakai semen biasa campur dengan semen instan putih perbandingan 3:2. Terus di luar dan dalam kita finishing lagi dengan coating supaya lebih tahan lama,” jelas Vega.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa bisa saja dinding tidak melalui proses coating.
Namun, trik ini sedikit riskan karena dinding bisa terasa seperti kapur saat dipegang.
Tidak hanya itu, maintenance dinding harus kamu lakukan lebih sering karena ketahanannya rendah.
“Memang cost dengan coating itu bisa lebih tinggi, tapi ketahanan dan keawetannya lebih baik,” ujarnya.
***
Semoga informasi di atas bermanfaat untukmu ya, Sahabat 99.
Jangan lupa, simak artikel menarik lainnya hanya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Pastikan juga mengunjungi 99.co/id dan Rumah123.com untuk menemukan beragam penawaran properti menarik.
Misalnya saja perumahan Urban Signatur di Jakarta Timur.
**Sumber foto: instagram.com/mariavega.artanti