Return On Invesment (ROI) wajib diketahui bagi setiap pebisnis. Rumus ROI sangat penting demi mendapatkan tolak ukur keuntungan bisnis. Simak penjelasan lengkapnya di sini.
Rumus ROI (Return On Invesment) adalah rasio yang mengukur efisiensi sebuah investasi untuk perusahaan.
Secara singkatnya, ROI mengukur keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari investasi terhadap jumlah uang yang diinvestasikan.
Rasio ini bisa diukur dengan persentase.
Rumus ROI menurut para ahli merupakan aset yang didapat atau hilang dalam proses investasi bisnis.
Investasinya mengacu pada pembelian aset, modal, dan anggaran sebagai biaya investasi.
Kelebihan dan Kelemahan Rumus ROI
A. Kelebihan ROI
1. Bisa Dilakukan Semua Pebisnis
Cara menghitung rumus ROI menggunakan teknik yang sederhana.
Jadi, bisa dilakukan oleh siapa saja, baik pebisnis atau investor pemula atau yang sudah senior.
2. Dapat Mengukur Efisiensi
Jika praktik akuntansi pada perusahaan sudah dilakukan dengan baik, dengan ROI kamu bisa mengukur efisiensi penggunaan modal, produksi, dan bagian penjualan.
3. Efektivitas Tinggi
ROI memiliki efektivitas yang tinggi dalam mengetahui profitabilitas dari masing-masing investasi atau produk perusahaan tersebut.
4. Dapat Membandingkan Efisiensi Penggunaan Modal
Dengan analisis ROI kamu bisa membandingkan efisiensi penggunaan modal perusahaan dengan lainnya yang sejenis.
Jadi kamu bisa mengetahui perusahaan kompetitor tersebut berada di bawah, sama atau di atas rata-rata.
5. Mendapatkan Komparasi Jenis Investasi
Dari mempelajari rumus ROI kamu bisa mendapatkan pengetahuan tentang beberapa jenis investasi.
Baca Juga:
Yuk, Lebih Paham Tentang Pajak UMKM dan Cara Menghitungnya di Sini!
B. Kelemahan ROI
1. Mengabaikan Faktor Fluktuasi
Menggunakan metode ROI selalu mengabaikan faktor fluktuasi nilai mata uang.
Cara ini akan berpengaruh pada perhitungan investasi dan margin keuntungan.
2. Sulit Membandingkan dengan Perusahaan Lain Sejenis
Kelemahan analisis ROI ini sulit untuk membandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
Sebab, terkadang praktik akuntasi dari tiap perusahaan itu berbeda-beda.
Hasilnya pun bisa memberikan gambaran yang salah.
Cara Menghitung Menggunakan Rumus ROI
Rumus ROI biasanya termasuk Internal Rate of Return (IRR) dan Net Present Value (NPV).
Berikut rumus ROI yang bisa kamu gunakan:
ROI = (laba investasi/nilai investasi awal) x 100%
Sesuai dengan rumus di atas kamu harus memasukan nilai keuntungan bersih yang didapatkan.
Selain itu memasukkan pula berbagai jenis biaya yang dikeluarkan selama penanaman modal.
Contoh cerita menggunakan rumus ROI
Ada sebuah perusahaan yang menginvestasikan uang sebesar Rp200 juta untuk proyek barunya.
Setelah produk tersebut diluncurkan, perusahaan itu menerima jumlah dana dari penjualan baru yang didapat perusahaan mencapai angka Rp600 juta.
Lantas, bagaimana cara menghitung ROI yang diperoleh perusahaan?
Caranya:
Kita cari terlebih dahulu laba investasinya
Laba investasi = Total penjualan – jumlah investasi awal
= Rp600.000.000 – Rp200.000.000
= Rp200.000.000
ROI = (laba investasi ÷  jumlah investasi awal) x 100%
ROI = (Rp200.000.000 – Rp200.000.000) x 100%
ROI = 2%
Jadi, Return on Investment atau ROI pada perusahaan tersebut sebesar 2 persen.
Baca Juga:
Kisah Pengusaha Sukses Properti Elang Gumilang. Dulunya Jualan Donat, Sekarang Omzet Puluhan Miliar!
Faktor Pendukung Analisis ROI
- Tingkat Perputaran Aktiva (Turnover)
Kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu.
- Profit Margin
Besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam bentuk persentase dan jumlah penjualan bersihnya.
***
Semoga informasi di atas bermanfaat untukmu, ya.
Kunjungi Berita Properti 99.co Indonesia untuk membaca informasi seputar properti lainnya.
Kalau kamu sedang mencari rumah dengan harga murah langsung saja kunjungi situs www.99.co/id.