Finansial Keuangan

Ini Dia Perbedaan Infaq dan Sedekah, Penting untuk Dipahami!

3 menit

Infak dan sedekah merupakan dua amalan yang seringkali dianggap sama. Padahal, keduanya berbeda lho Sahabat 99. Meski hukumnya sama-sama sunah, ada perbedaan infaq dan sedekah yang perlu kamu ketahui! Agar tidak salah mengeluarkannya.

Infak atau infaq dan sedekah dilandasi dari Al-Qu.r’an dan Hadits.

Meski keduanya mempunyai kesamaan, ada juga perbedaan infaq dan sedekah yang belum banyak diketahui masyarakat muslim.

Jadi, mari kita bahas lebih dalam mengenai apa yang menjadi pembeda di antara keduanya, yuk!

Perbedaan Infaq dan Sedekah

1. Pengertian Infak & Sedekah

perbedaan infaq dan sedekah

sumber: darunnajah.com

Perbedaan pertama terletak pada pengertian keduanya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, infak merupakan harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha.

Harta ini di luar zakat dan digunakan untuk kemaslahatan umum.

Infaq diantaranya adalah infaq kepada fakir miskin sesama muslim, infaq untuk bencana alam, dan lainnya.

Berbeda dengan zakat, dana infaq dapat diberikan kepada siapapun meskipun tidak termasuk dalam delapan asnaf atau golongan yang berhak menerima zakat.

Sedangkan sedekah ialah harta atau nonharta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.

Baca Juga:

7 Fakta dan Mitos Puasa Ramadhan. Ibu Hamil Dilarang Saum?

2. Batasan yang Diberikan

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa infak terbatas hanya menyisihkan harta sementara sedekah bisa berupa harta atau yang tidak meliputi harta.

Kita sebagai umat Islam bisa mendapatkan pahala sedekah dengan melakukan kebaikan sekecil apapun.

Termasuk juga menurut Hadist Nabi, senyum yang tulus ikhlas dan kata-kata yang baik itu juga sebagai salah satu bentuk sedekah.

Begitu juga dengan memberikan kebahagiaan kepada orang lain dalam bentuk apapun yang diridhai Allah.

Seperti yang dikutip dari Hadist riwayat Bukhori, Nabi Muhammad bersabda, “Kullu ma’rufin shodaqoh“, yang artinya setiap kebaikan adalah sedekah.

Perhitungan Infak

Salah satu jenis infak yang dapat kita keluarkan setiap bulannya adalah infak penghasilan.

Meski hukumnya sunah, tak ada salahnya kamu menyisihkan sebagian dari gaji per bulan untuk mereka yang membutuhkan.

Adapun cara membayarkan infak penghasilan, kita dapat mengeluarkannya setiap bulan ataupun mengeluarkannya setahun sekali.

Sementara itu, Ulama Yusuf Qardhawi membedakan perhitungan infaq profesi menurut dua cara, yaitu:

1. Secara Langsung

perbedaan infaq dan sedekah

sumber: republika

Infak dihitung 2,5 persen dari penghasilan kotor (bruto) secara langsung.



Pembayarannya dapat dilakukan bulanan atau tahunan, tergantung keinginan.

Metode ini lebih tepat dan adil bagi mereka yang diluaskan rezekinya oleh Allah.

2. Setelah Dipotong Kebutuhan Pokok

Infak dihitung 2,5 persen dari gaji setelah dipotong dengan kebutuhan pokok.

Metode ini lebih adil diterapkan bagi mereka yang penghasilannya pas-pasan.

Sehingga potongannya tidak terlalu besar dan kebutuhan bulananmu masih dapat terpenuhi dengan baik.

Keutamaan Melaksanakan Infak dan Sedekah

Terdapat beberapa keutamaan dari berinfak dan bersedekah, diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Menghapus dosa-dosa
  2. Mendapat syafaat di hari akhir
  3. Memberi keberkahan harta
  4. Pahala berlipat ganda
  5. Disediakan pintu surga yang hanya dapat dimasuki orang yang bersedekah dan berinfaq
  6. Dapat membebaskan dari siksa kubur
  7. Memiliki/merasakan hati yang tenang, lapang, dan bahagia
  8. Menyempurnakan Rangkaian Ibadah Ramadhan
  9. Menambah keberkahan harta
  10. Mendapat rahmat dari Allah

Anjuran Memperbanyak Infaq dan Sedekah

perbedaan infaq dan sedekah

sumber: rencongpost.com

Infak dan sedekah merupakan amalan sunah yang sangat dianjurkan untuk umat muslim.

Terutama jika ia memiliki kemampuan untuk melaksanakannya.

Allah Swt berfirman:

لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ ۖ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا ۚ سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

Artinya:

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS ath-Thalaq [65]: 7)

Baca Juga:

8 Cara Menghemat Uang Belanja Saat Puasa di Situasi Pandemi Corona

Beradasarkan potongan ayat di atas, dapat dipahami bahwa pada hakikatnya ketika berinfak seseorang berbuat baik untuk dirinya sendiri.

Sekalipun hartanya pindah kepada orang lain yang menerima infak.

Demikian pula sebaliknya, orang yang bakhil/pelit pada dasarnya dia merugikan dirinya sendiri.

Sebab hartanya apabila tidak diinfakkan fi sabilillah akan dibelanjakan kepada hal yang sia-sia dan hal yang haram.

***

Nah, sudahkah kamu menunaikan amalan sunah ini Sahabat 99?

Semoga informasinya bermanfaat ya.

Jangan lupa kunjungi Berita Properti 99.co Indonesia untuk melihat artikel menarik lainnya.

Temukan hunian impianmu di 99.co/id!



Hanifah

Hanifah adalah seorang penulis di 99 Group sejak tahun 2020. Lulusan Jurnalistik UNPAD ini fokus menulis tentang properti, gaya hidup, marketing, hingga teknologi. Di waktu senggang, ia senang menghabiskan waktu untuk kegiatan crafting dan membaca.
Follow Me:

Related Posts