Berita Ragam

Kumpulan Peribahasa Jawa dan Artinya. Penuh Nasihat Baik untuk Kehidupan Kita!

3 menit

Bicara tentang peribahasa, tentuk kamu lebih familiar dengan peribahasa Indonesia. Padahal, ada peribahasa dalam bahasa daerah yang tak kalah inspiratif, lo. Misalnya saja peribahasa Jawa yang sudah banyak dikenal berikut ini.

Suku Jawa terkenal dengan pribadinya yang sopan dan santun.

Tak hanya itu, mereka memiliki berbagai pepatah yang inspiratif dan sarat akan makna.

Jika maknanya diresapi, pepatah tersebut bisa membantumu menjalani kehidupan dengan lebih baik.

Berikut 99.co Indonesia telah merangkum beberapa peribahasa Jawa dan artinya untukmu!

10 Peribahasa Jawa dan Artinya yang Sarat Makna

1. Aja Adigang, Adigung, Adiguna

peribahasa jawa kehidupan

Peribahasa Jawa ‘aja adigang,adigung, adiguna’ berarti ‘jangan membanggakan kekuatan, kebesaran, kepandaian’.

Kalimat di atas merupakan peribahasa jawa tentang kesombongan yang harus kita hindari dalam hidup.

Bukan berarti harus rendah diri, tapi milikilah kepercayaan diri secukupnya, tidak berlebiha,

Pasalnya, roda kehidupan selalu berputar dan bisa jadi suatu saat kamu akan berada di titik terendah hidup.

2. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan, lan Kemareman

Peribahasa jawa dan artinya berikutnya adalah ‘jangan terobsesi akan keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan, dan kepuasan duniawi’.

Boleh saja kamu berusaha dan berdoa untuk mendapatkan rezeki.

Akan tetapi, jangan sampai kehilangan akal sehat serta menghalalkan segala cara untuk meraihnya.

3. Urip iku Urup

Peribahasa Jawa di atas jika kamu terjemahkan satu persatu bermakna:

  • Urip berarti ‘hidup’
  • Iku berarti ‘itu’
  • Urup berarti ‘nyala’

Jika diresapi maknannya, ini berarti hidup haruslah menyala atau bermanfaat untuk orang sekitar.

Kamu tidak hidup hanya untuk diri sendiri, melainkan harus berdampingan dengan orang lain.

Berangkat dari makna tersebut, artinya kamu juga harus hidup rukun dengan tetangga.

4. Jalukan ora Wewehan

peribahasa jawa inspiratif

Peribahasa Jawa dan artinya satu ini bermakna ‘suka meminta tidak suka memberi’.

Ini merupakan sindiran akan pribadi yang gemar meminta atau menuntut tapi giliran diminta selalu menolak.

Ingat, hidup adalah tentang memberi dan menerima, jangan sampai kedua hal tersebut tidak seimbang.

5. Garang Garing

Secara harafiah, ‘garang’ artinya ‘galak/gagah/mewah’ sementara ‘garing’ artinya ‘kering/miskin’.



Peribahasa satu ini sangat cocok dengan pola hidup masyarakat Indonesia belakangan ini.

Banyak yang berpura-pura gagah atau mewah, padahal sejatinya mereka tidak punya apa-apa.

Bahkan bisa jadi mereka sebenarnya terjebak utang atau kredit yang menumpuk.

6. Nrima ing Pandum

Peribahasa Jawa ‘nrima ing pandum’ artinya adalah ‘menerima pemberian’.

Sebagai manusia kamu harus ikhlas pada apapun yang Tuhan takdirkan setelah berusaha dan bekerja keras.

Misalnya, kamu sudah berupaya dan rutin memanjatkan doa minta jodoh setiap malam.

Namun apapun hasilnya, serahkan kepada Tuhan dengan ikhlas, Sahabat 99.

7. Jer Basuki Mawa Beya

pegawai kantoran lembur

Peribahasa di atas artinya adalah ‘segala hal perlu biaya’.

Jika kamu ingin meraih sesuatu, maka ada biaya berupa tenaga, waktu, dan bahkan uang.

Tidak ada satu hal pun yang bisa kamu dapatkan dengan cuma-cuma di dunia ini.

8. Alon-Alon Waton Kelakon

Peribahasa Jawa satu ini mungkin yang paling sering terdengar, artinya adalah ‘pelan-pelan asal terwujud/berhasil’.

Kamu tidak perlu tergesa-gesa dalam bertindak, sebaiknya lakukan dengan pelan dan hati-hati.

Tujuan dari kalimat motivasi ini adalah agar hasil yang didapatkan lebih maksimal nantinya.

9. Nabok Nyilih Tangan

Dalam peribahasa Indonesia, ada kalimat yang mirip yakni ‘lempar batu sembunyi tangan’.

Artinya, kamu menyakiti seseorang tapi menyalahkan/menggunakan orang lain.

Ini merupakan perbuatan yang cenderung pengecut, jadi jangan sampai kamu melakukannya, ya.

10. Criwis Cawis

ilustrasi perempuan cerewet

Peribahasa Jawa dan artinya ini kurang lebih bermakna ‘banyak omong tidak ada hasil’.

Ini mirip dengan peribahasa Indonesia yang berbunyi ‘tong kosong nyaring bunyinya’.

Kalimat tersebut merujuk pada orang yang hanya pandai berbicara, padahal sebenarnya tidak bisa bertindak atau menyelesaikan apapun.

Hati-hati jangan sampai menjadi orang seperti ini, ya!

***

Semoga informasinya bermanfaat ya Sahabat 99.

Pantau terus informasi penting seputar properti lewat Berita 99.co Indonesia.

Temukan properti idamanmu di 99.co/id.

Ada beragam pilihan menarik, seperti kawasan Forest Cerme.



Hanifah

Hanifah adalah seorang penulis di 99 Group sejak tahun 2020. Lulusan Jurnalistik UNPAD ini fokus menulis tentang properti, gaya hidup, marketing, hingga teknologi. Di waktu senggang, ia senang menghabiskan waktu untuk kegiatan crafting dan membaca.
Follow Me:

Related Posts