Berita Berita Properti

Rumitnya Permasalahan Lingkungan Hidup di Jakarta yang Tak Kunjung Terselesaikan

3 menit

Masih banyak permasalahan lingkungan hidup di Jakarta yang belum kunjung terselesaikan hingga saat ini. Apa saja yang masih menjadi tantangan dan mana yang paling menjadi sorotan? Simak selengkapnya dalam artikel ini!

Tidak dapat dipungkiri, kondisi lingkungan hidup di Jakarta yang makin hari makin memburuk menjadi sorotan banyak orang.

Ada sederet persoalan terkait lingkungan hidup yang belum kunjung tuntas di Jakarta, yakni pencemaran air dan ancaman krisis air, pencemaran laut, krisis iklim dan ancaman tenggelam, pengelolaan sampah, serta polusi udara.

Sebagai kota terpadat nomor satu di Indonesia, sudah selayaknya pemerintah daerah maupun pemerintah pusat menangani persoalan tersebut dengan tepat dan serius.

Hal ini perlu menjadi prioritas bagi pemerintah, sebab Jakarta masih menjadi daya tarik bagi banyak orang.

Charlie Albajili, Pengkampanye Keadilan Perkotaan Greenpeace Indonesia, menyampaikan sederet permasalahan lingkungan hidup yang saat ini tengah dihadapi oleh Jakarta.

Ada beberapa isu dengan tingkat urgensi yang paling penting untuk segera diatasi, salah satunya adalah polusi udara.

Urgensi Permasalahan Lingkungan Hidup di Jakarta

polusi udara jakarta

sumber: shutterstock.com

Saat ini, polusi udara yang kian memburuk menjadi permasalahan lingkungan hidup di Jakarta yang ramai diperbincangkan.

Bagaimana tidak, kualitas Jakarta tergolong buruk dan dampaknya pun sudah mulai dirasakan oleh masyarakat kota megalopolitan itu.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, tercatat 638.291 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Jakarta pada periode Januari hingga Juni 2023.

Ini dapat menjadi indikasi bahwa kualitas udara Jakarta memang sedang tidak baik-baik saja.

“Pertama dan yang paling urgen situasinya tentu adalah polusi udara. Jadi saat ini kala kita melihat data Air Visual dan beberapa data lain yang dirilis oleh pihak pemerintah maupun lembaga swasta, kualitas udara di Jakarta itu sangat buruk, bahkan berbahaya,” ungkap Charlie kepada redaksi 99 Group.

Menurutnya, sudah bertahun-tahun Jakarta hampir selalu menduduki peringkat kota dengan kualitas udara paling berpolusi di dunia.

Ada berbagai sumber polutan yang mendorong penurunan kualitas udara di Jakarta, salah satu yang terbesar berasal dari kendaraan beremisi karena tingkat produksi CO (karbon monoksida) yang tinggi.

Kondisi ini makin memburuk ketika musim kemarau tiba karena jarang turun hujan. Alhasil, polutan tetap berada di udara.

Menanggapi kondisi ini, masyarakat pun tidak tinggal diam, bahkan telah melayangkan gugatan atas pencemaran udara pada Juli 2019 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat oleh 32 warga yang dikuasakan kepada Tim Advokasi Gerakan Ibu Kota (Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Kota dan Semesta).



Melansir BBC News Indonesia, pada 16 September 2021, Hakim menyatakan bahwa para tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum berkaitan dengan penanganan polusi udara.

Para tergugat adalah Presiden Joko Widodo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan Gubernur DKI Jakarta.

Namun, hingga saat ini, pemerintah pusat masih melakukan kasasi ke Mahkamah Agung.

Pemindahan Ibu Kota Negara Bukan Solusi

Melansir DW, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa polusi udara sudah bertahun-tahun dialami Jakarta. Menurutnya, untuk mengurangi polusi tersebut bisa dengan mengurangi beban Jakarta, yakni memindahkan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara.

“Dan salah satu solusinya adalah mengurangi beban Jakarta sehingga sebagian nanti digeser ke Ibu Kota Nusantara,” kata Presiden Joko Widodo.

Hal ini kemudian menimbulkan pro dan kontra, sebab tidak sedikit orang yang mempertanyakan apa urgensi dari keputusan tersebut.

Alih-alih fokus membenahi Jakarta dan sederet permasalahan lingkungan hidupnya, pemerintah justru memilih untuk memindahkan ibu kota negara.

Menurut Charlie, pemindahan ibu kota membutuhkan biaya yang besar dan Indonesia saat ini masih dalam tahap recovery dari pandemi sehingga ia menilai bahwa hal ini tidak akan menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup di Jakarta.

Berangkat dari pro dan kontra tersebut, 99 Group membedah secara komprehensif dalam rubrik Laporan Khusus 99 Magazine edisi 09: Tanpa Status Ibu Kota, Mau Jadi Apa Jakarta?

Laporan ini berisi liputan mendalam tim redaksi 99 Group mengenai masa depan Jakarta pascapemindahan ibu kota ke Nusantara.

Untuk lebih lengkapnya, sila unduh 99 Magazine edisi 09 di tautan berikut:

Link download: https://bit.ly/99MagazineEdisi09

***

Semoga artikel ini bermanfaat, Property People.

Temukan informasi menarik lainnya hanya di www.99updates.id.

Ikuti juga Google News Berita 99.co agar tidak ketinggalan update terbaru.

Apakah kamu sedang mencari properti? Temukan rekomendasinya di www.99.co/id.

Mendapatkan hunian impian kini jadi #SegampangItu.

**gambar cover:  wibisono.ari/shutterstock.com



Alya Zulfikar

Berkarier di dunia kepenulisan sejak 2018 sebagai penulis lepas. Kini menjadi penulis di 99 Group dengan fokus seputar gaya hidup, properti, hingga teknologi. Gemar menulis puisi, memanah, dan mendaki gunung.
Follow Me:

Related Posts