Berita Ragam

Isi Pidato Bung Tomo 10 November 1945 di Surabaya yang Membakar Semangat Rakyat

2 menit

Pada puncak Pertempuran Surabaya tanggal 10 November 1945, pidato Bung Tomo berhasil membakar semangat juang arek-arek Surabaya. Kira-kira, bagaimana isi pidato tersebut, ya?

Tanggal 10 November menjadi hari bersejarah bagi bangsa Indonesia yang ditetapkan sebagai Hari Pahlawan melalui Keppres Nomor 315 tahun 1959 pada 16 Desember 1959.

Pada saat itu, terjadi peperangan dahsyat antara tentara Indonesia melawan tentara Inggris (AFNEI) dan Belanda (NICA).

Pertempuran tersebut menjadi pertempuran pertama setelah kemerdekaan dan menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Dalam pertempuran itu, para pejuang dan arek-arek Suroboyo berhasil menang.

Hal tersebut tak lepas dari peran Bung Tomo yang mampu membakar semangat anak-anak bangsa untuk bersatu melawan penjajah.

Menariknya, pidato Bung Tomo disampaikan dengan metode serta merta atau spontanitas.

Penasaran dengan teks pidato Bung Tomo?

Berikut ini isi pidato Bung Tomo yang fenomenal itu!

Isi Pidato Bung Tomo 10 November 1945

isi pidato bung tomo

isi pidato bung tomo | sumber: shutterstock.com

Bismillahirrahmanirrahim

Merdeka!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia, terutama saudara-saudara penduduk Kota Surabaya, kita semuanya telah mengetahui bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua. Kita diwajibkan untuk, dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangan tentara Jepang. Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan. Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka.

Saudara-saudara,

Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau, kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya.

Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku, pemuda-pemuda yang berasal dari Sulawesi, pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali, pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan, pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera, pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Di dalam pasukan mereka masing-masing. Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung.

Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol. Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.



Hanya karena taktik…

Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara. Dengan mendatangkan presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini. Maka kita ini tunduk untuk memberhentikan pertempuran. Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri. Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya. Kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu, dan kalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya, ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia, ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini, dengarkanlah ini tentara Inggris.

Ini jawaban kita. Ini jawaban rakyat Surabaya. Ini jawaban pemuda Indonesia kepada Kau sekalian.

Hai tentara Inggris!

Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu. Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu. Kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara Jepang untuk diserahkan kepadamu. Tuntutan itu, walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada, tetapi inilah jawaban kita. Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih. Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapa pun juga.

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting!

Tetapi saya peringatkan sekali lagi. Jangan mulai menembak. Baru kalau kita ditembak, maka kita akan ganti menyerang mereka. Itulah, kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.

Dan untuk kita…

Dan untuk kita saudara-saudara.

Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!

Dan kita yakin saudara-saudara,

Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara. Tuhan akan melindungi kita sekalian.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!

Merdeka!!!

***

Itulah isi pidato Bung Tomo yang disampaikan pada puncak Pertempuran Surabaya.

Simak artikel informatif lainnya hanya di www.99updates.id.

Ikuti Google News Berita 99.co agar tidak ketinggalan update terbaru.

Kalau sedang mencari hunian, cek rekomendasi terbaiknya di www.99.co/id.

Menemukan hunian yang pas kriteria kini #SegampangItu!

**gambar cover teks pidato bung tomo: shutterstock



Alya Zulfikar

Berkarier di dunia kepenulisan sejak 2018 sebagai penulis lepas. Kini menjadi penulis di 99 Group dengan fokus seputar gaya hidup, properti, hingga teknologi. Gemar menulis puisi, memanah, dan mendaki gunung.
Follow Me:

Related Posts