Ingin luluhkan hati pasangan? Kamu bisa mencoba persembahkan puisi cinta romantis untuknya. Sebagai referensi, inilah kumpulan puisi dari penyair ternama tanah air yang bisa jadikan inspirasi!
Ada banyak cara untuk ungkapkan perasaan untuk orang terkasih.
Salah satunya adalah melalui puisi cinta romantis.
Walau terkesan sederhana, terkadang kata-kata justru mampu menyentuh hati pasangan.
Berikut adalah kumpulan puisi romantis bikin baper untuk ungkapkan perasaan sayangmu!
Puisi Cinta Romantis untuk Luluhkan Hati Pasangan
1. “Cintaku Jauh di Pulau” Karya Chairil Anwar
Chairil Anwar adalah seorang penyair yang namanya kekal abadi dalam puisi Indonesia.
Hingga akhir hayatnya, ia menulis beberapa puisi cinta seperti “Cintaku Jauh di Pulau” dan “Sajak Putih”.
Cintaku jauh di pulau
Gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar
Di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
Angin membantu, laut terang, tapi terasa
Aku tidak ‘kan sampai padanya
Di air yang tenang, di angin mendayu
Di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau
Kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri
2. “Sajak Putih” Karya Chairil Anwar
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita mati datang tidak membelah
3. “Sajak-sajak Kecil tentang Cinta” Karya Sapardi Djoko Damono
Sapardi Djoko Damono adalah penyair Indonesia yang terkenal akan puisi-puisi bertema cinta yang romantis.
Tak mengherankan jika karya-karyanya sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Beberapa karya Sapardi yang mampu meluluhkan hati pasangan adalah “Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta”, “Aku Ingin”, “Aku Tengah Menantimu”, dan “Hanya”.
4. “Aku Tengah Menantimu” Karya Sapardi Djoko Damono
Di pucuk kemarau yang mulai gundul itu
Berapa Juni saja menguncup dalam diriku dan kemudian layu
yang telah hati-hati kucatat, tapi diam-diam terlepas
Awan-awan kecil melintas di atas jembatan itu, aku menantimu
Musim telah mengembun di antara bulu-bulu mataku
Kudengar berulang suara gelombang udara memecah
Nafsu dan gairah telanjang di sini, bintang-bintang gelisah
telah rontok kemarau-kemarau yang tipis; ada yang mendadak sepi
Di tengah riuh bunga randu alas dan kembang turi aku pun menanti
Barangkali semakin jarang awan-awan melintas di sana
dan tak ada, kau pun, yang merasa ditunggu begitu lama
Dibaca, diresapi, sungguh bisa memulihkan perasaan
5. “Hanya” Karya Sapardi Djoko Damono
Hanya suara burung yang kau dengar
dan tak pernah kau lihat burung itu
tapi tahu burung itu ada di sana
Hanya desir angin yang kau rasa
dan tak pernah kau lihat angin itu
tapi percaya angin itu di sekitarmu
Hanya doaku yang bergetar malam ini
dan tak pernah kau lihat siapa aku
tapi yakin aku ada dalam dirimu
6. “Aku Ingin” Karya Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan syarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
7. “Surat Cinta” Karya W.S. Rendra
Ku tulis surat ini
kala hujan gerimis
bagai bunyi tambur mainan
anak-anak peri dunia yang gaib,
Dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah
Wahai, Dik Narti
aku cinta kepadamu!
Kutulis surat ini
kala langit menangis
dan dua ekor belibis
bercintaan dalam kolam
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis
mengibaskan ekor
serta menggetarkan bulu-bulunya
Wahat, Dik Narti,
kupinang kau menjadi istriku
8. “Episode” Karya W.S. Rendra
W.S Rendara adalah seorang seniman berbakat yang mempunyai banyak karya di bidang puisi, cerpen, dan drama.
Untuk puisi yang telah ia tulis, beberapa buku kumpulan puisinya sudah terbit, yakni “Balada Orang-Orang Tercinta” dan “Blues untuk Bonie”.
Kami duduk berdua
di bangku halaman rumahnya
Pohon jambu di halaman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya
Angin yang lewat
Memainkan daun yang berguguran
Tiba-tiba ia bertanya:
“Mengapa sebuah kancing bajumu
lepas terbuka?”
Aku hanya tertawa
Lalu, ia sematkan dengan mesra
Sebuah peniti menutup bajuku
Sementara itu, aku bersihkan
Guguran bunga jambu
yang mengotori rambutnya
9. “Kangen” Karya W.S Rendra
10. “Aku Ada” Karya Dee Lestari
Puisi berikutnya adalah “Aku Ada” karya Dewi Lestari.
“Aku Ada” sendiri mengisahkan tentang dua insan yang saling mencintai, tetapi terpisahkan oleh batasan ruang dan waktu.
Inilah isi puisinya.
Memanggil namamu ke ujung dunia
Tiada yang lebih pilu
Tiada yang menjawabku selain hatiku
Dan ombak berderu
Di pantai ini kau slalu sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat ku tiba
Suaraku memanggil akulah lautan
Ke mana kau s’lalu
Jingga di bahuku
Malam di depanku
Dan bulan siaga sinari langkahku
Ku terus berjalan
Ku terus melangkah
Kuingin kutahu engkau ada
Memandangimu saat senja
Berjalan di batas dua dunia
Tiada yang lebih indah
Tiada yang lebih rindu
Selain hatiku
Andai engkau tahu
Di pantai itu kau tampak sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat kau rasa
Pair yang kau pijak pergi, akulah lautan
Memeluk pantaimu erat
Jingga di bahumu
Malam di depanmu
Dan bulan siaga sinari langkahmu
Teruslah berjalan
Teruslah melangkah
Ku tahu kau tahu aku ada
11. “Dari Suatu Perpisahan” Karya Ayatrohaedi
Terkadang ada baiknya kita berduka
Agar terasa betapa gembira
Pada saatnya kita bersuka
Terkadang ada baiknya kita menangis
Agar terasa betapa manis
Pada saatnya kita tertawa
Terkadang ada baiknya kita merana
Agar terasa betapa bahagia
Pada saatnya kita bahagia
Dan jika sekarang kita berpisah
Itupun ada baiknya juga
agar terasa betapa mesra
Jika pada saatnya nanti
kita ditakdirkan bertemu lagi
12. “Kerinduan” Karya Khalil Gibran
Merenda sebuah tali kasih
Ku simpul menjadi satu hati
Gambaran jiwa yang terluka
Bagai langit meratap sendu
Kala bias cinta menghilang
Sakit itupun datang tanpa permisi
Renbulan tak menyisakan senyum
Bersama malam, ku dekap lirih arti kerinduan
13. “Rindu” Karya Medy Loekito
Medy Loekito adalah seorang penyair yang mempunyai banyak sajak dan puisi yang telah terbit.
Beberapa di antaranya adalah “Rindu”, Malam Bukit”, dan “Ibu”.
Apalah arti sebuah mimpi
Ketika lelap terserak pada malam-malam tanpa suara
Kucari hadirmu lepas fajar hingga petang
Tersendat tergeragap laksana petir tanpa gelegar
Sementara waktu membenamkan segala harapan
Dunia seperti kapal yang karam
Terjerembab pada kedalaman tanpa batas
Tiada yang lebih pasti daripada gelap
Tatkala bulan kehilangan cahaya
dan halilintar kehilangan kilatnya
Adakah yang lebih berduka selain hati yang rindu
Betapa ingin kulihat wajahmu
pada kesia-siaan yang akrab denganku kini
14. “Taman Dunia” Karya Asrul Sani
Asrul Sani adalah seorang sastrawan sekaligus penulis skenario dan sutradara.
Ia dikenal sebagai pelopor angkata 45 dalam dunia sastra Indonesia.
Bersama Chairil Anwar dan Rivai Aspin, Asrul menerbitkan buku kumpulan puisi dengan judul “Tiga Menguak Takdir”.
Kau masukkan aku ke dalam taman dunia, kekasihku!
Kau pimpin jariku, kau tunjukkan bunga tertawa, kuntum tersenyum.
Kau tundukkan huluku tegak, mencium wangi tersembunyi sepi.
Kau gemalaikan di pipiku rindu daun beldu melunak lemah.
Tercengang aku takjub terdiam
berbisik engkau:
“Taman swarga, taman swarga mutiara rupa,”
Engkau pun lenyap
Termanggu aku gilakan rupa
15. “Kesadaran” Karya Armijn Pane
Armijn Pane adalah seorang sastrawan yang menjadi pendiri majalah Pujangga Baru.
Tak hanya puisi, ia juga memiliki berbagai karya sastra lainnya seperti cerpen.
Pada kepalaku sudah direka
mahkota bunga kekal belaka
Aku sudah jadi merdeka
sudah mendapat bahagia baka
Aku melayang ke langit bintang
dengan mata yang bercaya-caya
Punah sudah apa melintang
apa yang dulu mengikat saya
Mari kekasih, jangan ragu mencari jalan
Aku mendahulu Adinda kini
Mari, kekasih, turut daku terbang ke sana
dengan melalui, hati sendiri
16. “Dear, Tuan” Karya Fanny Alisya Putri
Dear, tuan
Teruntuk yang tak kasat rasa,
bunga ini ku persembangkan kepada dia yang tahu lembah
Kepadamu, marah namun tak tahu kemarin, indah, tak tahu kenangan
Tuan, maaf
Asaku terlalu lihai menjelma menjadi buas
Ingin menggapai hati tapi tak tahu diam, tak tahu diri, tak tahu sakit
Wahai, tuan?
Jiwaku ini tak tahu siapaku, atau hanya kau yang tak tahu kita
17. “Sajak Puisi” Karya Mustofa Bisri
Mustofa Bisri atau dikenal dengan nama Gus Mus adalah seorang pemuka agama sekaligus sastrawan ternama,
Selain menulis karya sastra, ia juga menulis berbagai buku non-fiksi megnenai islam.
Cintaku kepadamu belum pernah ada contohnya
Cinta Rome kepada Juliet, si Majnun Qais kepada Laila belum apa-apa
Temu pisah kita lebih bermakna
Dibandingkan temu-pisah Yusuf dan Zulaikha
Rindu-dendam kita melebihi rindu-dendam Adam dan Hawa
Aku adalah ombak samuderamu
Yang lari datang bagimu
Hujan yang berkilat dan berguruh mendungmu
Aku adalah wangi bungamu
Luka berdarah-darah durimu
Semilir bagai badai anginmu
Aku adalah kicau burungmu
Kabut puncak gunungmu
Tuah tenungmu
Aku adalah titik-titik hurufmu
Kata-kata maknamu
Aku adalah sinar silau panasmu
Dan bayang-bayang hangat mentarimu
Bumi pasrah langitmu
Aku adalah jasad ruhmu
Fayakun kunmu
Aku adalah a-k-u
k-a-u
mu
18. “Terlanjur” Karya Fanny Alisya Putri
Terpaut pada cinta yang tak halal membuatnya lupa diri,
ia menoleh pria yang berkata tak meninggalka
namun beraksi menjadi seorang bajingan
Ia yang kau temani hingga malam terlelap
membuat kau melupakan waktu, meruntuhkan imanmu.
Terputar hidupmu yang tertuduh bersalah dan dialah
korbannya
19. “Peluklah Aku dengan Ketabahanmu” Karya Boy Chandra
Nama Boy Chandra mungkin tak asing di telinga anak muda saat ini.
Pasalnya, karya-karya sedang digemari anak muda karena isinya yang begitu menyentuh.
Selain puisi, ia juga menulis sejumlah novel seperti “Origami Hati”, “Dongeng-Dongen yang Tak Utuh”, dan “Setelah Hujan Reda”.
Aku masih bersedia
menyediakan diri untuk mencintaimu
Tetaplah menetap di hatiku
sebab hidup akan jauh lebih berjalan menujumu
Menatap matamu,
sudah membuat duniaku penuh dengan rindu,
apalagi jikalau memilikimu seusia hidupku
tentu akan lebih indah dari itu
Peluk tubuhku,
tabahlah berjuang bersamaku
20. “Ketika Ada yang Bertanya Cinta” Karya Aan Mansyur
Aan Mansyur adalah pencinta dari puisi berjudul “Ketika Ada yang Bertanya Cinta”.
Ia sendiri dikenal sebagai sosok penyair yang kerap menulis karya-karya bergenre romantis.
Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta
Kau melihat langit membentang lapang
Menyerahkan diri untuk dinikmati, tapi menolak untuk dimiliki
Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta,
Aku melihat nasib manusia
Terkutuk hidup di bumi
Bersama jangkauan lengan mereka yang pendek
Dan kemauan mereka yang panjang
Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta,
Kau bayangkan aku seekor burung kecil yang murung
Bersusah payah terbang mencari tempat sembunyi
Dari mata peluru para pemburu
Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta
Aku bayangkan kau satu-satunya pohon yang tersisa
Kau kesepian dan mematahkan cabang-cabang sendiri
Ketika ada yang bertanya tentang cinta,
Apakah sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan kata-kata
Atau cukup ketidaksempurnaan kita?
***
Semoga pembahasan puisi cinta romantis banget di atas dapat bermanfaat untuk Property People, ya!
Simak artikel seputar contoh puisi lainnya hanya di Berita 99.co.
Intip juga Google News kami untuk dapatkan artikel informatif lainnya.
Sedang mencari hunian idaman seperti Landmark Residence di Cicendo, Bandung?
Cek saja di situs properti terpercaya www.99.co/id.
Dapatkan berbagai kemudahan untuk temukan rumah impianmu karena pencarianmu dijamin #segampangitu.