Membuat puisi tentang masa depan merupakan bentuk ekspresi lewat untaian kata-kata yang kerap dibubuhi harapan dan makna mendalam. Butuh inspirasi atau referensi? Simak contoh dan ulasannya!
Masa depan adalah waktu setelah masa kini dan kedatangannya dianggap tak akan terelakkan.
Secara umum, manusia selalu mempersiapkan masa depan sebaik mungkin agar apa yang dicitakan bisa terwujud.
Dari sekian banyak cara, membuat puisi tentang masa depan dapat dijadikan sarana untuk meninjau angan-angan di masa yang akan datang.
Akan tetapi, selain diisi oleh nada-nada optimistis, puisi masa depan bisa pula ditulis dengan tone penuh kebimbangan.
Apabila kamu memerlukan contoh puisi tentang masa depan untuk tugas sekolah, kami berikan sejumlah pilihannya yang layak dibaca sebagai inspirasi.
Mengutip buku Antologi Puisi Masa Depan, ini dia daftarnya.
Puisi tentang Masa Depan
1. Menuju Masa Depan
Oleh: Isabella C
Langkah demi langkah
Derap langkah kaki selalu menjelajah
Nalar dan naluri kadang tergoyah
Tapi angan meminta untuk tidak menyerah
Aku berjalan menyusuri bentala
Aku menatap di bawah sinar dunia
Adakalanya ujian ada di sekitar kita
Tapi nurani yakin, tidak ada yang sia-sia
Dedikasi pun dilalui biarpun harus mengucurkan darah
Intensitas pun memicu kita menjadi gelisah
Detak jantung pun berdegup kencang tak terkira
Tapi benak meminta untuk senantiasa percaya
Biar masa lalu menyuak atma, angaku hanya sebatas netra
Biar masa lalu mengoyak pita, tapi masa depan menguak jiwa
Gerbang kejayaan ada di depan mata
Melintasi butala yang selalu berputar
Tuhan tahu jika kita pintar
2. Ruang Menua
Oleh: Dewa Ayu Aditya Virga Devi
Kelabu telah melekat dihelai rambut
Tatap sayu membawa dunia yang berkabut
Kulit yang berusia kian menjejali keriput
Sepanjang waktu, tak pernah luput
Langit enggan membiru seperti waktu itu
Capung-capung sembunyi di balik dahan kelu
Bising pusat yang asing, ramai menderu
Kotaku, kotamu, menjauhi masa lalu
Tanah ini menua
Makhluknya terbatas liang usia
Tak ada tempat bagi kaki yang renta
Yang berotak semut mati terinjak langkah waspada
Planet ini masih perkasa
Pada ruang yang sudah tak lagi sama
Sebuah masa depan mereka menyebutnya
Tempat bagi jiwa-jiwa yang sanggup berkelana
3. Inikah Masa Depan?
Oleh: Riyadi Iswan
Mataku kelapayan
Mulutku ternganga
Tak ada kokok ayam tanda surya menyapa
Sorak-sorai semangat petani sirna
Hanya gemuruh berisik pabrik
Bangunan tinggi terbentang menembus batas langit
Mobil melayang hening melaju kencang tak bertuan
Ini di mana?
Kusapa hangat seseorang
Balasnya kaku, wajahnya datar
Kusadari semua sama
Manusia?
Bukan, tak ada emosi kurasakan
Kutegas tanya itu
Ini di mana?
Bukan dunia dambaanku
Ini jauh melintas waktu
Kini diri dihinggapi pilu
Mimpi buruk bagiku
4. Masa Depan
Oleh: Jeli Puding
Ayah, aku tak percaya dengan impian
Kurasa, itu tidak lain hanyalah hiasan hidup dari gegapnya kenyataan
Untuk apa memiliki mimpi jika pada akhirnya berujung dipatahkan?
Ayah, mimpi hanya omong kosong dan bualan
Meski begitu, Ayah, tak bisakah kau beri anak sulungmu keringanan?
Aku enggan hidup mengemban impianmu yang kebesaran
Ayah, apa kau tahu bahwa aku juga memiliki impian?
Walau tak sebesar apa yang kau harapkan
Ayah, apa kau tahu rasanya patah?
Apa kau tahu bahwa impianku pernah merekah?
Sebelum kau remukkan lalu aku hanya bisa pasrah
Baiklah Ayah, aku menyerah
Tapi Ayah, ketahuilah bahwa jalan hidup yang kau ajarkan
Hanya mendatangkan kemalangan
Ayah, aku tidak akan pernah percaya pada impian
Dan Ayah, kurasa aku membenci masa depan
5. Nanti
Oleh: Anggelina Widiarsi
Lemah dalam gumam
Kalah dalam benam
Sunyi sedih berantai
Kala pikiran terbantai
Rajut yang dibuat kini hancur
Terbelenggu perusak melebur
Angan hanya mengapung
Peluh hanya terapung
Kapan semua ini hancur
Kala nanti dunia berubah makmur
Puisi tentang Masa Depan yang Cerah
6. Merajuk Mentari
Oleh: Siti Aisyiyah
Hal yang terindah adalah kamu
Layaknya cerita yang kutata
Tentang sinar mentari ke menara
Hangat memeluk kesepian kita
Dan kelak jarak ini hanya seberkas cahaya saja
Bukan tentang tebing berbata
Kita tak akan membahas gedung pencakar
Namun ketika mentari berbinar
Kulihat sosokmu terpantul benar
Seperti tujuanku dalam ribuan kilo
Tidak perlu berlari
Bayangan kita pasti saling mendampingi
Layaknya masa depan yang tak pasti
Antara kita dan masa kini
Terbentang sejauh cahaya menyinari
Maka akan kurajuk mentari
Agar kelak menjadi aku, kau, dan kami
7. Siaga Futur Negeri
Oleh: Fani Ramadhani
Era ini adalah masa depan reformasi
Pahlawan bunuh demi harga mati, penjajah lari
Seabad lagi adalah masa depan hari ini
Manusia bunuh banyak hayati, heani tak akan tampak lagi
8. Kerak Kelak
Oleh: Khrisko Suprastiwara
Tidak ada masa lalu
Yang ada cuma itu malu
Dalam arti kau kandas di hulu
Atau mengerti pedas luka dahulu
Terlalu
Tidak asa masa kini
Yang ada sebatang ini lini
Garis tengah kala kau tergiur mini
Atau penghancur luang-luang yang dini
Di sini
Yang terang, gentayang, hadir masa depan
Sipir bagi mapan dari sihir kapan-kapan
Para remisi akankah kau suguhkan
Atau permisi pada kesungguhan?
Umpan
Lalu sekarang di keesokan hari
Berlari detik semakin kemari
Barangkali kelak dia kasturi
Atau malah berkerak duri
Tercuri
9. Botol Kaca
Oleh: Ratih Ulfa Istikomah
Senjaku yang melayu pada sebotol kaca
Menantang ombak kebiru-biruan
Renjana merekah pada sebotol kaca
Jauh sang ricuh menggelora sudah
Sebotol kacaku mari;
Mati
Berlayar ke tengah mimpi
Hingga laut siap reinkarnasi
10. Tekad
Oleh: Nur Annisa Diva Rizki Utami
“Jika saja…”
Indah khayalan ini masih menggantung
“Jika saja…”
Hati ini tak kunjung rela melambung
Wahai kecewa!!!
Demi jasad yang kini kutanggung!
Wahai kecewa!!!
Datang menghadapku dan akan kukepung!
Pada saatnya…
Mimpiku ini akan menikung
Pada saatnya…
Api ini akan membakarmu habis meraung
***
Semoga contoh puisi tentang masa depan di atas bermanfaat, ya.
Temukan informasi menarik lainnya seperti contoh puisi tentang alam di Berita.99.co.
Follow Google News Berita 99.co Indonesia untuk mendapatkan informasi teranyar.
Bingung mencari hunian? Tak perlu khawatir, kini #segampangitu mendapatkan rumah idaman hanya di www.99.co/id!