Rumah adat Banten yang merupakan salah satu jenis rumah adat yang didiami oleh para penduduk suku Baduy ini ternyata sangat unik, Sahabat 99.
Jenis rumah adat di Indonesia ini bahkan memiliki tiga nama berbeda: rumah adat Banten, rumah adat Baduy, serta Sulah Nyanda.
Sesuai namanya, kamu bisa menemukan jenis rumah adat Baduy ini di wilayah utama suku Baduy di Provinsi Banten.
Bila diperhatikan, rumah adat Banten memiliki kemiripan dengan salah satu jenis rumah adat Sunda tepatnya pada bentuk bangunannya.
Ya, rumah adat Baduy ini memiliki bentuk yang serupa dengan salah satu model rumah adat Sunda yang disebut Julang Ngapak.
Sangat menarik bukan?
Yuk, kita kenali lebih jauh rumah adat khas suku Baduy ini.
Ruangan di Rumah Adat Banten
Sama seperti rumah adat di Indonesia lainnya, rumah adat Banten juga memiliki beberapa jenis ruangan di dalamnya.
Setiap ruangan tersebut tentunya memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda pula.
Berikut ini beberapa jenis ruangan yang terdapat dalam rumah adat Baduy Sulah Nyanda:
1. Soroso
Soroso adalah bagian depan rumah yang persis seperti beranda.
Penghuni rumah biasanya menjadikan Soroso sebagai tempat bersantai sekaligus tempat untuk menerima tamu.
Selain itu, ruangan ini juga menjadi tempat berkegiatan anak-anak perempuan utamanya dalam kegiatan menenun.
Baca Juga:
2. Tepas
Maju ke area berikutnya di dalam rumah, kamu bisa menemukan ruangan bernama Tepas.
Tepas menjadi pusat berbagai aktivitas utama keluarga di rumah seperti untuk acara syukuran dan juga pertemuan.
Ruangan ini pun bisa dijadikan sebagai tempat rehat dan istirahat di malam hari.
3. Ipah
Lanjut ke ruangan berikutnya di rumah adat Banten, kamu akan menemukan sebuah ruangan bernama Ipah.
Ruangan ini terletak di belakang rumah dan menjadi tempat untuk menyimpan bahan makanan sekaligus tempat memasak.
Uniknya, Ipah juga ternyata menjadi ruang paling utama di dalam rumah yang sering dijadikan tempat tidur bagi para kepala keluarga.
4. Leuit
Selanjutnya ada Leuit yang persis seperti lumbung padi, tempat menyimpan berbagai hasil bumi masyarakat suku Baduy.
Leuit yang dianggap sebagai simbol ketahanan pangan masyarakat Baduy biasanya dibangun di luar kampung agar lebih aman.
Agar aman, Leuit biasanya dilindungi oleh mantra-mantra khusus yang dibacakan oleh seorang puun atau ketua adat.
Ciri Khas Rumah Adat Baduy
Lumrahnya, setiap rumah adat yang dibangun pasti memiliki kekhasan tersendiri baik dari segi fisk ataupun fungsinya.
Begitu pula dengan rumah adat Banten Sulah Nyanda yang memiliki berbagai ciri khas yang unik yang membedakan dengan rumah adat lainnya.
Berikut ini beberapa ciri khas rumah adat Sulah Nyanda:
- Rumah dibangun dengan model rumah panggung, sehingga bagian bawah tak menyentuh permukaan tanah.
- Penyangga untuk pondasi rumah adat Banten menggunakan batu yang menyangga setiap tiang.
- Bahan baku rumah adat ini didominasi oleh material kayu, berlaku juga untuk bagian dindingnya.
- Umumnya bangunan memiliki dua bagian atap, kiri dan kanan. Atap bagian kiri biasanya memiliki bentuk yang lebih panjang dari pada atap kanan.
- Bagian atapnya menggunakan material daun kelapa atau ijuk.
- Seluruh rumah adat Baduy ini dibangun tanpa jendela.
- Material lantai dibangun menggunakan potongan-potongan bambu.
Filosofi Unik Rumah Adat Banten Sulah Nyanda
Sama seperti rumah adat lainnya, rumah adat Banten juga dibangun bukan hanya sekadar sebagai tempat tinggal.
Bagi masyarakat Baduy, rumah merupakan perlambang yang khas atas kepribadian serta jati diri mereka masing-masing.
Oleh karena itu, pembangunannya pun tidak sembarangan dan harus mengikuti berbagai aturan adat.
Salah satu prinsip yang paling utama yaitu rumah adat harus selaras dengan alam dan tak boleh merusak lingkungan sekitar.
Hal ini terbukti dari ukuran tiang-tiang pondasi yang tak memiliki ketinggian yang sama.
Tak hanya itu, pembangunan rumah juga hanya diperbolehkan menghadap ke dua arah saja, arah utara dan arah selatan.
Menurut feng shui khas masyarakat Baduy, kedua arah tersebut dikatakan akan membawa kebaikan dan dua arah lainnya akan membawa keburukan.
Prinsip eco-friendly sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Baduy, sehingga mereka tak menggunakan paku dalam setiap bangunan rumah adatnya.
Sebagai gantinya, mereka menggunakan berbagai teknik arsitektur tradisional yang ternyata sangat ampuh dan hasilnya maksimal.
Baca Juga:
Semoga artikel ini dapat bermanfaat ya, Sahabat 99!
Kunjungi Blog 99 Indonesia untuk mendapatkan informasi menarik seputar hunian.
Sedang butuh properti? Cari saja di 99.co/id.