Kamu sudah hafal apa saja jenis rumah adat Jakarta? Mungkin sebagian besar akan menggelengkan kepala, dan beberapa akan menyebut rumah Kebaya. Namun, ternyata ada juga bangunan adat lainnya yang termasuk budaya Betawi asli, lo!
Rumah adat Jakarta merupakan rumah tradisional suku Betawi.
Mereka adalah penduduk yang menempati Batavia sejak abad 17.
Seiring perkembangan kemajuan zaman, kebudayaan lokal Betawi semakin tergerus.
Terlebih Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia yang dijuluki kota metropolitan, dengan puluhan gedung tinggi yang menghiasi tiap sudut kota.
Nah, apa saja sih sebenarnya rumah adat suku Betawi yang ada di Jakarta?
4 Jenis Rumah Adat Jakarta yang Penuh Filosofi
1. Rumah Joglo
Bangunan rumah adat ini mirip dengan rumah adat dari Jawa, terutama bagian atapnya.
Perbedaannya adalah, pada rumah joglo Jawa ada soko guru atau tiang-tiang utama penopang atap.
Sedangkan pada joglo Betawi tidak terdapat soko guru.
Bentuknya joglo Betawi bujur sangkar, dengan tiga ruangan utama yaitu ruang depan, tengah, dan belakang.
Ruang depan atau serambi depan berfungsi untuk menerima tamu.
Ruang tengah biasanya untuk ruang makan, berkumpul keluarga dan juga tidur.
Sedangkan ruang belakang digunakan untuk dapur dan kamar mandi.
Hunian ini terletak di tengah kota, dan ukiran yang digunakan sudah sidesuaikan dengan budaya setempat.
2. Rumah Gudang
Sumber: romadecade.org
Rumah tradisional Betawi ini masih dapat kamu temukan di daerah terpencil Jakarta.
Bangunannya masih asli, belum tercampur oleh budaya luar.
Berdiri di atas tanah yang berbentuk persegi panjang, bangunannya memanjang dari depan ke belakang.
Atap rumahnya tampak seperti pelana kuda atau atap perisai yang disusun dengan kerangka kuda-kuda.
Bagian depan rumah diberi atap kecil yang miring, biasanya disebut markis atau topi.
Fungsinya untuk menahan paparan sinar matahari dan air hujan.
Ruangannya hanya terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian depan dan tengah/belakang.
3. Rumah Kebaya
Rumah Bapang atau Kebaya merupakan rumah adat Jakarta paling ternama dari suku Betawi.
Salah satu ciri khas bangunan ini adalah serambinya yang cukup luas.
Fungsinya untuk ruang tamu sekaligus bale tempat bersantai untuk pemilik rumah.
Ruang semi terbuka atau teras hanya terpisah oleh pagar setinggi 80 cm.
Biasanya lantainya lebih tinggi dari permukaan tanah dan ada 3 anak tangga yang menjadi jalan masuk menuju rumah.
Bentuk rumah kebaya adalah kotak sederhana atau bujursangkar sama sisi, dengan bentuk atap seperti pelana yang melipat.
Apabila kamu lihat dari samping atap akan nampak seperti lipatan kebaya.
Inilah asal muasal nama rumah Kebaya yang digunakan untuk hunian tradisional suku Betawi ini.
4. Rumah Panggung di Pesisir Pantai
sumber: budayalokal.id
Jakarta juga memiliki rumah panggung, lo!
Bangunan ini bisa kamu temukan di daerah pesisir pantai, yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan.
Bentuk panggung berfungsi untuk menyesuaikan dengan tuntutan alam, sebab di daerah pesisir sering terjadi pasang surut air laut yang cukup ekstrim.
Tinggi tiang pada rumah berfungsi untuk menopang hunian biasanya sekitar 1,5-1 meter dari dasar tanah.
Filosofi Rumah Adat Jakarta
Rumah suku Betawi umumnya memiliki teras yang luas, lengkap dengan meja dan kursi.
Secara filosofis hal ini menunjukkan bahwa orang Betawi senantiasa terbuka.
Mereka selalu menghargai tamu yang datang tanpa membeda-bedakan mereka.
Hal ini karena suku Betawi menjunjung tinggi nilai keberagaman etnis di Indonesia.
Meski begitu, ada pagar yang mengelilingi teras rumah.
Ini artinya, walaupun orang betawi terbuka, mereka tetap memiliki batas.
Mereka dapat membedakan mana hal yang positif dan mana hal yang negatif.
***
Itu dia sejumlah rumah adat Jakarta dan ulasan makna filosofisnya.
Semoga informasinya bermanfaat untukmu ya, Sahabat 99.
Simak artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Kunjungi 99.co/id dan Rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu!
Ada banyak pilihan hunian menarik, seperti kawasan Lagoose Village Mandai.
