Berita Berita Properti

5 Rumah Adat Terancam Punah di Indonesia. Menyedihkan!

3 menit

Sahabat 99 merasa miris dan sedih enggak sih mendengar berita banyaknya rumah adat terancam punah di Indonesia?

Siapa yang menyangka ternyata kabar buruk tersebut sudah nampak di depan mata kita karena banyak sekali warisan budaya yang terancam punah.

Padahal, rumah adat terancam punah tersebut seharusnya lebih dipedulikan oleh para masyarakat adatnya agar bisa tetap bertahan selama-lamanya.

Bayangkan bila hal itu terjadi, mungkin anak cucu kita kelak takkan lagi bisa melihat wujud rumah adat terancam punah tersebut selain dari gambar, kan?

Bagaimanapun, rumah adat adalah warisan kekayaan budaya Indonesia seperti halnya produk kesenian dan kebudayaan lainnya yang harus dijaga.

Yuk, kita berusaha lebih peduli dan pastikan 5 rumah adat terancam punah di bawah ini tak sampai mengalami kepunahan!

Daftar 5 Rumah Adat Terancam Puncah

1. Rumah Adat Bubungan Lima

rumah adat terancam punah

Rumah adat terancam punah di daftar pertama adalah rumah adat Bumbungan Lima asli daerah Bengkulu.

Penyebab rumah adat ini terancam punah adalah karena orang-orang yang ahli dalam membangun rumah adat ini kini semakin berkurang drastis.

Mereka mengikuti permintaan masyarakat kebanyakan yang lebih menyukai rumah bergaya modern dibandingkan rumah tradisional khas daerahnya.

Baca juga:

Kerajinan dari Stik Es Krim Berbentuk Rumah Adat. Ini Cara Buatnya!

Padahal, rumah adat ini sangat unik karena biasanya lingkungan rumah dipenuhi oleh doa-doa yang terukir di tiang rumah.

Saat ini, rumah adat Bumbungan Lima hanya tinggal beberapa saja, salah satunya rumah milik Ibu Fatmawati Soekarno.

2. Rumah Panggung Jambi

rumah adat terancam punah

Pada zamannya, rumah panggung dari Jambi sering disebut seperti istana khas Cina karena desain dan bentuk bangunannya yang mirip.

Sayangnya, saat ini rumah panggung Jambi menjadi rumah adat terancam punah di Indonesia karena sudah semakin ditinggalkan.

Rumah panggung khas Jambi ini berukuran panjang 12 meter, memiliki lebar 9 meter, dan ditopang oleh 30 tiang penyangga.

Ciri khas rumah panggung ini sangat unik karena setiap bagian rumah memiliki fungsinya tersendiri, berbeda dari rumah adat lainnya.

Bila kamu ingin melihat wujud rumah panggung Jambi, maka kamu hanya bisa menemukannya di kampung Lamo, Suku Bathin di Rantau Panjang.

3. Rumah Adat Mamasa

rumah adat terancam punah



Kabupaten Mamasa juga memiliki sebuah rumah adat terancam punah yang memiliki kemiripan desain dengan rumah adat Toraja.

Bangunan rumah adat Mamasa dibuat khusus untuk wilayah pegunungan dan memiliki fungsi untuk menangkal suhu yang sangat dingin.

Umumnya rumah adat Mamasa memiliki 4 tingkat yang didasarkan pada 4 tingkat strata sosial masyarakat sesuai kepercayaan adat.

Selain itu, bangunan ini juga memiliki perbedaan bentuk yang didasarkan pada status sosial masing-masing penghuninya.

Bila kamu ingin melihat keindahan rumah adat Mamasa, kamu bisa mengunjungi desa Tawilan, kecamatan Tawilan, kabupaten Mamasa.

4. Rumah Adat Joglo Pati

rumah adat terancam punah

Rumah adat Pati atau yang disebut rumah Joglo Pati, memiliki keunikan yang khas karena merupakan perpaduan akulturasi seluruh masyarakat Pati.

Keunikan tersebut terutama dapat dilihat pada bentuk atapnya yang khas sebagai perpaduan antara kebudayaan Jawa dan Tiongkok.

Rumah adat Joglo Pati mempunyai kemiripan dalam beberapa halnya dengan rumah Joglo di daerah Kudus dengan sedikit perbedaan pada pintu dan atapnya.

Sayangnya, seiring kemajuan zaman, rumah adat Joglo Pati kini semakin terlupakan dan semakin ditinggalnya para masyarakat.

Selain itu, banyak di antara mereka yang menyebutkan alasan mahalnya biaya pembuatan rumah adat ini sebagai alasan yang memberatkan.

5. Rumah Adat Mbaru Niang

rumah adat terancam punah

Jika kamu tahu kampung adat Wae Rebo di Pulau Flores, maka kamu tak akan asing rumah adat mereka yang bernama Mbaru Niang.

Rumah adat Mbaru Niang ini sangat unik dengan tampilan serupa kerucut dan terdiri dari lima lantai.

Lantai pertama yang bernama lutur berfungsi sebagai tempat tinggal dan lantai kedua yang bernama lobo berfungsi sebagai gudang berbagai bahan makanan.

Sementara lantai ketiga yang bernama lentar digunakan untuk menyimpan benih tanaman seperti jagung dan kacang-kacangan.

Di lantai keempat yang bernama lempa rae adalah alternatif stok gudang makanan.

Sementara itu, lantai terakhir yang bernama hekang kode adalah tempat sesaji untuk leluhur.

Sayangnya, rumah Mbaru Niang ini juga sudah terancam punah dan pemerintah setempat terus berusaha melakukan konservasi budaya agar rumah ini tetap terjaga.

Baca juga:

6 Adaptasi Atap Rumah Adat untuk Hunian Modern

Semoga artikel ini dapat membangunkan kesadaran kita agar lebih peduli warisan budaya ya!

Jangan lupa baca informasi-informasi menarik seputar properti dan hunian di Blog 99.co Indonesia

Cari properti impian kamu lewat 99.co/id.



Elmi Rahmatika

Lulusan Sastra Inggris Universitas Pendidikan Indonesia yang suka menulis seputar gaya hidup dan sastra remeh-temeh. Sejak 2019 bergelut di dunia properti dan penulisan konten SEO di 99 Group. Di waktu senggang senang baca apa saja dan jalan-jalan.
Follow Me:

Related Posts