Rumah kolonial terkenal memiliki kekokohan atau kekuatan yang membuatnya bisa bertahan hingga kini. Ternyata ada alasan tersendiri di balik itu semua, lo. Apa saja? Simak ulasan lengkapnya lewat artikel berikut!
Sahabat 99, pernah melihat rumah kolonial yang terdapat di kota-kota besar di Indonesia?
Selain dari segi desain, rumah kolonial atau hunian Belanda mempunyai model yang menarik serta struktur yang kuat.
Hal itu terbukti dengan masih bertahannya hunian tersebut hingga saat ini.
Bahkan, ciri-ciri rumah zaman Belanda bisa kita ketahui hanya dengan melihatnya dari kejauhan.
Lain itu, sebagian orang percaya jika bangunan zaman dulu yang dibuat pada era kolonial tidak gampang rusak, bahkan jika diterpa oleh bencana sekali pun.
Lalu, apa yang membuat rumah kolonial bisa kuat dan kokoh hingga saat ini?
5 Alasan Rumah Kolonial Bisa Kokoh hingga Sekarang
1. Semen dengan Racikan Khusus
sumber: boombastis.com
Alasan pertama yang membuat hunian atau bangunan kolonial bisa kokoh adalah pemilihan material.
Pasalnya, dalam proses pembangunannya, bahan atau material yang digunakan adalah yang terbaik.
Salah satunya yakni semen yang dipakai.
Melansir berbagai sumber, kala itu, semen merah dan gamping kerap dicampur.
Ada pula batu bata merah yang digiling terlebih dahulu sampai halus hingga menjadi serbuk.
Kemudian, para pekerja mengolahnya dengan batu kapur sebagai bahan perekat.
Tak hanya itu, hampir di tiap bangunan seperti rumah, gedung perkantoran, rumah sakit, fasilitas militer, stasiun, dan lain sebagainya juga tak luput dari semen dengan racikan khusus ini.
2. Penggunaan Material Batu Terbaik
Dalam pembuatan rumah, para arsitek Belanda menggunakan batu bata merah sebagai pilihan.
Tentu saja pemilihan material batu ini juga yang terbaik.
Sampai-sampai, mereka tak ragu mencampurkannya dengan material lain seperti semen buatan sendiri.
Kala membuat beton, misalnya, arsitek Belanda tak ragu mencuci terlebih dahulu batu pecah yang hendak digunakan.
Menurut pandangan mereka, noda atau kotoran yang terdapat pada batu bisa berpengaruh pada kualitas beton.
Maka, dengan ketelitian tersebut, tak heran jika bangunan yang diciptakan masih bisa bertahan hingga kini.
3. Teknik Perancangan
sumber: alindraarsitek.com
Tingkat presisi dalam membangun rumah atau hunian menjadi faktor lain yang membuat rumah kolonial kokoh dan kuat sampai sekarang.
Struktur rancangan bangunan pun digunakan sesuai fungsinya, lo.
Tengok saja misalnya bangunan rumah kolonial yang terdapat di kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya.
Hal ini disebabkan para arsitek Belanda benar-benar teliti dalam membangun sebuah bangunan, termasuk rumah.
4. Bahan Bangunan langsung dari Belanda
Untuk bangunan-bangunan yang dibuat, para petinggi mendatangkan langsung bahan bangunan dari negeri asal, Belanda.
Tak jarang ditemui jika beton yang mereka gunakan bermutu K400 alias tekanan 400 kilogram per cm2 sehingga bangunan mempunyai umur yang sangat panjang.
Perbedaan ini acap kali kita temukan dengan bangunan modern saat ini.
Ya, umumnya, bangunan sekarang menggunakan beton berkualitas K257 atau tekanan 257 kilogram per cm2 yang tentu saja lebih rendah sehingga memengaruhi kualitasnya.
5. Disiplin dalam Proses Pembangunan
sumber: kompas.com
Terakhir, alasan yang membuat rumah kolonial Belanda bisa berdiri kokoh hingga saat ini adalah faktor kedisiplinan.
Dalam proses pembuatannya para arsitek Belanda terkenal sangat disiplin, entah itu dalam merancang atau bahan bangunan yang tidak dikurangi atau dilebihkan.
Selain itu, para arsitek pun disiplin perihal anggaran.
Ini tentu saja menjadi salah satu kunci penting, Sahabat 99.
Hal ini mengakibatkan konstruksi bangunan serta hasil yang dibuat bisa maksimal.
Maka dari itu, tak heran jika hunian kolonial terpantau lebih baik dari sisi ketahanan.
***
Semoga ulasannya bermanfaat ya.
Pantau terus informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Jika kamu sedang mencari rumah di sekitar Bandung, mungkin The Billabong Soetta adalah jawaban yang tepat.
Cek selengkapnya di www.99.co/id.
