Pernah mendengar tentang rumah pasif? Lho, apa sih itu? Nama rumah, jenis rumah, atau konsep rumah? Yuk, cari jawabannya di artikel ini!
Mungkin, konsep bangunan seperti ini masih belum merebak dan dikenal oleh begitu banyak orang.
Ini tentu saja dapat dimaklumi karena konsep rumah ini sendiri memang berasal dari luar negeri, tepatnya dari Jerman.
Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud rumah pasif ini? Apa perbedaannya dengan rumah aktif?
Seccara sederhana, rumah aktif adalah rumah yang mengunakan elemen aktif, yaitu tenaga listrik, seperti misalnya lampu dan penyejuk ruangan.
Sedangkan rumah pasif adalah rumah yang memanfaatkan energi dari alam, seperti angin dan cahaya matahari.
Mengusung konsep hemat energi, permintaan pembangunan rumah dengan konsep ini pun semakin meningkat di Eropa.
Kira-kira seperti apa ya desain Passive House ini?
Cocok gak ya untuk diterapkan di Indonesia?
Kita bahas, yuk!
Sejarah Singkat Rumah Pasif dan Syarat Membuatnya
Sebelum membahasnya lebih jauh, ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu mengenai sejarah singkat dari rumah pasif.
Pelopor terciptanya rumah pasif diprakarsai oleh Bo Adamson dari Lund University, Swedia, dan Wolfgang Feist dari the Institut fur Wohnen und Umwelt, Jerman.
Kedua orang hebat tersebut mengembangkan konsep rumah melalui beberapa proyek sejak tahun 1988.
Akhirnya, rumah pasif pun memiliki sebuah standar yang disebut Passivhaus.
Bentuknya yang unik dan juga hemat energi menjadikan pembangunan rumah pasif tergolong sangat pesat di berbagai negara barat.
Semakin ke sini, biaya pembangunannya pun menjadi bisa lebih ditekan.
Sampai saat ini, peminat rumah pasif masih didominasi oleh masyarakat Eropa.
Selain Eropa memang merupakan asal dari rumah pasif, meningkatnya permintaan juga disebabkan oleh desainnya yang dilengkapi sistem pendingin dan pemanas ruangan alami.
Diolah dari berbagai sumber, disebutkan bahwa rumah pasif bahkan mampu menghemat biaya penggunaan pemanas ruangan mencapai 80-95 persen.
Tentu saja hal ini menjadi sangat wajar.
Pasalnya, ide awal dari rumah ini adalah mencegah hilangnya suhu panas saat musim panas dan memblokir panas yang berasal dari luar.
Lalu, apa sih syarat yang harus dipenuhi untuk membuat rumah dengan model Passivhaus?
Persyaratan Membuat Rumah Pasif
Membangun rumah pasif tentu tidak bisa sembarangan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika Anda memutuskan untuk membangun rumah pasif.
Ya, dengan kata lain, ada syarat untuk membangun rumah pasif.
Kriteria atau syarat ini dikeluarkan oleh PHI yang ada di Jerman atau yang dikenal juga dengan Institut Rumah Pasif.
Organisasi sertifikasi internasional ini menegaskan bahwa syarat utamanya adalah mengenai energi.
Khusus untuk ventilasi rumah diperlukan 50Pa dan pemanasnya pun harus kurang dari jumlah yang biasa dibutuhkan.
Baca Juga:
Sekilas Tentang Desain Rumah Pasif
Belum terbayang seperti apa desain rumah pasif?
Coba bayangkan saja rumah dengan langit-langit yang cukup tinggi, jendela berukuran besar, dan disertai dengan unsur kayu di beberapa sudut rumah.
Sangat menarik, bukan?
Kelebihan Utama
Seperti yang sudah kita bahas di awal, Passivhaus mengusung konsep hemat energi.
Tentunya ini disebabkan oleh pemanfaatan bagian rumah yang maksimal, sehingga tak membutuhkan banyak energi dari luar.
Apakah hanya itu kelebihannya?
Tentu tidak!
Nyatanya masih sangat banyak kelebihan dari Passivhaus dan Anda akan sangat untung jika memilikinya.
Tak percaya?
Ini dia beberapa kelebihan rumah pasif:
1. Irit Pengeluaran
Hemat energi tentu membuat penghuninya jadi hemat pengeluaran.
Coba bayangkan saja rumah Anda tak memerlukan banyak lampu dan pendingin udara.
Anda bisa bandingkan dengan rumah aktif.
Pasti dalam sebulan Anda akan sangat menghemat pengeluaran dibandingkan dengan memiliki rumah aktif.
2. Tak Perlu Sering Dibersihkan
Memiliki sistem ventilasi yang baik membuat rumah pasif tak perlu sering dibersihkan.
Selain cocok untuk yang hobi bersantai dan malas bersih-bersih, rumah ini juga akan sangat cocok bagi siapapun yang alergi debu.
Ventilasi yang baik seperti yang ada pada rumah ini mampu menyaring kuantitas debu yang masuk setiap harinya.
Ibaratnya, jika tadinya Anda harus membersihkan rumah setiap tiga hari sekali, kini Anda bisa membersihkan rumah setiap dua minggu sekali.
3. Udara Segar Berkualitas
Bukan hanya debu yang dapat disaring dengan baik.
Nyatanya, seisi rumah akan mendapatkan udara segar selama 24 jam.
Ya, Anda tidak hanya akan mendapatkan udara segar di pagi hari, namun juga sepanjang hari.
Tanpa memerlukan usaha tambahan, Anda dapat menghirup udara segar sepanjang hari dan setiap hari.
4. Lebih Kedap Udara
Tinggal di kawasan perkotaan tentu tak luput dari suara bising, apalagi jika rumah berada di kawasan yang aktif.
Kondisi seperti ini tentu membuat penghuninya jadi tak bisa istirahat secara maksimal.
Banyak orang yang menyiasati hal ini dengan menciptakan kamar tidur menjadi lebih kedap suara.
Hal ini tak perlu repot-repot dipikirkan kalau Anda punya rumah pasif!
Pasalnya, sebuah Passivhaus otomatis akan kedap udara dan ini berlaku untuk semua sudut ruangan.
Oleh karena itu, rumah ini sangat cocok bagi Anda yang tinggal di kawasan aktif.
5. Material Lebih Awet
Salah satu hal yang cukup ‘menyebalkan’ dari sebuah rumah adalah harus melakukan perbaikan secara berkala.
Hal ini tentunya karena adanya kerusakan di beberapa bagian rumah yang tidak bisa dihindari.
Nah, pemilihan untuk memiliki rumah pasif nampaknya adalah hal yang tepat!
Kenapa?
Material yang digunakan untuk Passivhaus ini akan bertahan selama 30 hingga 50 tahun.
Ini tentunya membuat Anda tak perlu menyiapkan dana perawatan dan perbaikan dalam beberapa tahun ke depan.
Beberapa Kekurangannya
Kalau di poin sebeelumnya kita membahas kelebihan dari rumah pasif, tentu ada baiknya kita ketahui juga kekurangan atau kelemahannya.
Apa saja ya kira-kira kekurangan dari Passivhaus ini?
1. Tak Bisa Mengontrol Suhu
Udara yang ada di ruangan memang akan sangat bersih, namun sayangnya udara tersebut perlu dikontrol secara manual terutama saat udara sedang dingin.
Solusinya, Anda bisa membuat perapian di dalam rumah yang berfungsi menghangatkan ruangan saat mudim dingin tiba.
2. Udara Kering
Khusus yang satu ini mungkin akan Anda alami saat musim kemarau tiba.
Angin yang kencang dan tidak adanya curah hujan membuat udara menjadi sangat kering.
Kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan?
Anda bisa menyiasatinya dengan mengatur ventilasi sedemikian rupa.
Berapa Biaya Membangun Rumah Pasif?
Bagi Anda yang mulai tertarik untuk mengadopsi rumah pasif, tentu akan bertanya-tanya mengenai biayanya.
Apakah biaya membangun sebuah Passivhaus jauh lebih mahal atau lebih murah dibandingkan dengan rumah biasa?
Untuk menjawab hal ini kita bisa mematok pada proses pembangunan yang telah selesai dikerjakan.
Salah satunya yang pernah dikerjakan oleh arsitek Richard Pedranti di sekitar tahun 2017.
Sebagaimana diberitakan zeroenergyproject.org, Richard Pedranti mengaku membangun rumah dengan standar Passive House hanya dengan Rp2,3 juta per meter persegi.
Sementara itu, menurutnya untuk ukuran dan spesisifikasi yang sama, desain rumah biasa membutuhkan biaya Rp2,4 juta-Rp2,8 juta per meter persegi.
Artinya biaya membangun rumah pasif ini lebih murah, bukan?
Coba Anda hitung lagi dan pertimbangkan bahwa rumah ini hemat biaya.
Tentu dengan harga sekian, Anda juga akan menghemat pengeluaran bulanan untuk seumur hidup!
Baca Juga:
Tan Residence: Rumah Unik dengan Lanskap Bangunan yang Menarik
Semoga informasi di atas sangat bermanfaat untuk Anda ya, Sahabat 99!
Pantau terus Blog 99.co Indonesia agar lebih tahu informasi seputar properti.
Tak lupa, kunjungi 99.co/id untuk mendapatkan rumah terbaik dengan harga terjangkau!