Cerita Kita

Mengintip Rumah Santorini, Hunian Mediterania Breeze di Kawasan Tropis Jakarta

4 menit

Sejak lama, masyarakat Eropa bagian selatan lazim menggunakan desain Mediterania pada hunian mereka. Mediterania sendiri diambil dari nama laut yang membentang di hadapan kawasan tersebut. Lantas, bagaimana jika gaya arsitektur yang identik dengan suasana perdesaan Eropa itu diterapkan di kawasan tropis seperti Jakarta?

Kerap kali saat ingin membangun sebuah hunian, kita terbuai dengan pilihan desain yang saat ini tengah populer.

Padahal, bukanlah perkara sulit membuat hunian dengan desain berbeda di tengah populernya suatu desain hunian tertentu.

Hal demikian dibuktikan oleh Ida Mustazir, seorang Creative Group Head sebuah agency di Jakarta yang membangun hunian bergaya Mediterania di tengah maraknya desain arsitektur modern yang memadati ibu kota.

Bermodalkan luas tanah sekitar 118 m2, wanita yang kerap disapa Ida ini membangun rumah Santorini di bilangan Jakarta Timur.

Konsep arsitektur Mediterania yang menawarkan keindahan alam dan kehangatan sinar matahari membuat siapapun akan jatuh hati saat melihatnya.

Pembangunan Rumah Santorini

rumah santorini

Sebelum membangun rumah Santorini, Ida tinggal di apartemen bergaya Skandinavia.

Kemudian, ketika ia dan suaminya, Lukman Auliadi, berkesempatan membeli sebuah rumah, ia pun merenovasi rumah tersebut dengan gaya Mediterania sekaligus menambahkan aroma, selera, serta warna yang lebih kaya.

“Alasan khusus lainnya adalah kami juga sangat menyukai style rumah-rumah Mediterania. Suatu waktu berpikir, kenapa tidak diaplikasikan ke rumah baru kami?” ucap Ida saat diwawancarai 99.co Indonesia, (21/11).

Rumah yang proses renovasinya memakan waktu sekitar enam bulan tersebut didesain oleh teman kuliahnya sendiri, Juan Jovita dari Ruang 108.

Menurut Ida, Juan adalah orang yang tepat untuk merealisasikan semua konsep Santorini yang diidamkannya.

Mengusung Desain Mediterania di Tengah Iklim Tropis Ibukota

rumah santorini

Suasana rumah Santorini yang terasa airy dan breezy terinspirasi dari Hotel San Giorgio Mykonos.

Kesan tersebut berasal dari perpaduan warna putih dan biru yang mampu mencerahkan suasana sekaligus laid-back seperti sedang berlibur di tepi pantai Mediterania.

Lalu, inspirasi lain yang diambil Ida untuk diterapkan di rumah barunya adalah elemen-elemen khas Santorini yang kebanyakan berbentuk lengkung (arch).

“Kami melakukan pengerjaan pada lantai serta membentuk ulang dinding-dinding pembatas ruang agar menonjolkan bentuk lengkung dan ceruk serta sudut-sudut minim siku,” ucapnya.

Dekorasi Khas Mediterania

dekorasi mediterania

Ida juga menempatkan pernak-pernik yang sesuai untuk menambah aksen Mediterania pada bagian dalam ruang sehingga kesan lebih dekat dengan alam menjadi lebih terasa, seolah-olah ‘mentah’, dan tidak terlalu banyak polesan.

Adapun beberapa furnitur kecil lain yang digunakan berupa meja kopi dan kursi yang terbuat dari kayu jati.

Pemilihan material tersebut bukan tanpa alasan, karena tekstur dari jati yang berkarakter menurut Ida sangat tepat diterapkan di rumah Santorini.

furnitur

Selain itu, beberapa dekorasi lain yang dipakai adalah olahan eceng gondok yang mengeluarkan bau khas alam nan menyegarkan dan kursi-kursi rotan ringan yang kokoh.



“Bagi kami, bahan yang tak menggunakan banyak polesan dan warna-warna ‘bumi akan selalu terlihat padu dengan desain Mediterania.”

Penggunaan Furnitur Statis untuk Antisipasi Dampak Banjir

rumah santorini

Keunikan lain yang terlihat dari rumah ini adalah penyimpanan furnitur statis yang menyatu dengan dinding.

Penempatan furnitur tersebut bertujuan sebagai antisipasi terjadinya banjir di sekitar rumah saat musim penghujan.

“Area tempat tinggal kami sendiri sayangnya memang rawan terkena banjir. Tapi demi beradaptasi dengan keadaan, upaya antisipasi kami adalah dengan menggunakan furnitur-furnitur statis yang bisa meminimalkan mobilisasi barang untuk dinaikkan ke lantai dua.”

Elemen Alam yang Menyegarkan

tanaman hias

Ida pun tak luput menambahkan elemen hidup berupa tanaman bougenville warna fuschia yang dirambatkan ke dinding pada bagian eksterior rumah.

Sedangkan pada bagian dalam rumah, ia juga menempatkan beberapa sukulen, sansiviera, keladi tikus, dan tanaman tropis lainnya yang terhitung low maintenance.

“Tanaman tersebut biasanya saya tempatkan di ruang tamu atau lounge. Saya juga sering merotasinya, tergantung pada ketahanan tumbuhan terhadap cahaya matahari,” tutur Ida.

Hambatan dalam Pembangunan Rumah Santorini

ruang tamu desain mediterania

Keberhasilan pasangan Ida dan Lukman dalam membangun rumah Santorini bukan berarti tanpa hambatan.

Terlebih, dengan mengusung gaya arsitektur Mediterania, konsep rumah Santorini terasa sulit dieksekusi oleh pekerja serta butuh banyak eksperimen dan pendekatan.

“Dikarenakan desainnya sendiri kurang konvensional, jadi ketika dieksekusi oleh para pekerja, kami butuh supervisi dengan dekat,” tambahnya.

Gambaran Rumah Ideal

rumah santorini

Bagi Ida, suatu hunian yang dinilai ideal adalah ketika secara estetika atau penampilan fasadnya terbilang menarik dan secara fungsional malah mendukung serta meningkatkan kualitas hidup penghuninya.

“Kami sendiri adalah keluarga yang cukup suka merawat dan memerhatikan rumah, dengan tujuan membuat setiap sudutnya terasa nyaman bahkan hanya ketika dilewati,” katanya.

ruang santai

Selain itu, penempatan barang yang tidak berlebihan pun dirasa cukup oleh Ida untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ida memang bisa merealisasikannya dengan membangun rumah Santorini yang mampu memberi kenyamanan sekaligus mendukung kualitas hidupnya.

***

Itulah potret rumah Santorini milik Ida Mustazir yang tampilannya benar-benar memanjakan mata.

Semoga informasi ini bermanfaat untuk Sahabat 99!

Jangan lupa, baca artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.

Kamu sedang mencari rumah impian?

Bisa jadi Serpong Garden Village adalah jawabannya!

Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!

***sumber foto: Adhitya Himawan dari Hira Imaji



Gadis Saktika

Gadis Saktika adalah Content Writer di 99 Group yang sudah berkarier sebagai penulis dan wartawan sejak tahun 2019. Lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI ini senang menulis tentang etnolinguistik, politik, HAM, gaya hidup, properti, dan arsitektur.
Follow Me:

Related Posts