Pemerintah menegaskan salah satu target ke depan dalam menggarap program sejuta rumah subsidi adalah memastikan kualitasnya terjamin dan tidak kumuh.
Hal itu sesuai permintaan dari banyak kalangan yang mengharapkan pemerintah tak hanya memastikan dari segi kuantitas saja, namun juga dari segi kualitasnya.
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid pun memberikan tanggapannya.
“Program satu juta rumah Insyaallah akan dilanjutkan dan ditingkatkan lebih baik lagi dan diharapkan dapat mendorong peningkatan sektor properti dan sektor lainnya dalam membantu pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Khalawi kepada Kompas.com.
Khalawi pun mengatakan bahwa program ini merupakan hasil dari kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Sehingga pemerintah optimis realisasi program akan semakin meningkat dan kualitasnya pun akan semakin membaik.
Realisasi Program Terus Meningkat
Program sejuta rumah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sejak tahun 2015.
Sebagian besar porsi perumahan pada program sejuta rumah adalah rumah subsidi yang ditujukan bagi kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Laporan tahun 2018 menunjukan bahwa target satu juta rumah telah tercapai dengan total 1.114.608 unit.
Sebanyak 69 persen atau 767.628 unit disediakan bagi kalangan MBR, sedangkan sisanya sebanyak 31 persen disediakan bagi non-MBR.
Baca Juga:
Hingga Mei 2019, program sejuta rumah telah terbangun sekitar 400.500 unit, oleh karena itu Khalawi optimis target tahun ini akan tercapai.
“Program sejuta rumah sampai hari ini lebih kurang 400.500 unit. Sudah on schedule, tapi saya ingin lebih cepat lagi. Saya optimis target 1,25 juta unit bisa tercapai,” ujar Khalawi pada Senin (27/5/2019) seperti dikutip dari Kompas.com.
Faktor lain yang membuat Khalawi optimis adalah adanya kebijakan mengenai kenaikan batas harga jual rumah sederhana dan sangat sederhana yang bebas dari PPN hingga tahun 2020.
Hal ini bisa dianggap sebagai sebuah jaminan bagi para pengembang untuk membangun lebih banyak lag perumahan untuk MBR maupun non-MBR.
Rumah Subsidi Berbasis Komunitas
Untuk memperbaiki pelayanan dan kualitas rumah subsidi pada program ini, pemerintah pun turut menggandeng berbagai pihak.
Pemerintah melibatkan tak hanya swasta, namun juga akademisi, The Hud Institute, kaukus birokrasi, hingga berbagai LSM.
Tujuan utamanya adalah untuk menyusun konsep pengelolaan perumahan yang lebih baik.
“Salah satu konsep yang telah disetujui adalah pembangunan perumahan berbasis komunitas,” ujar Khalawi.
Ia berharap program ini sukses dan dapat menjangkau lebih banyak lagi kalangan masyarakat di seluruh Indonesia.
“Ke depan bukan hanya sejuta setahun, tapi bisa lebih besar lagi guna merumahkan rakyat (MBR) dan pemukiman bebas kumuh serta menata kota yang nyaman dan aman serta asri,” ungkapnya.
Baca Juga:
Terbitkan IMB Pulau Reklamasi, Anies Diprotes DPRD dan Walhi
Semoga bermanfaat artikelnya ya, Sahabat 99!
Jangan lupa untuk simak terus informasi penting seputar properti lewat Blog 99.co Indonesia.
Tak lupa, pastikan kamu menemukan properti idaman di www.99.co/id.