Berita Berita Properti

Rumah Tua Berusia 2 Abad Ditawar Hampir 1 Triliun, Pemilik Menolak. Ada Apa?

2 menit

Sebuah rumah tua bergaya Hokkien di Bangkok di tawar hampir Rp1 triliun, tetapi ditolak oleh pemiliknya.

Hokkien adalah desain hunian yang terinspirasi dai konsep rumah-rumah Tionghoa.

Ujung bawah atap rumah Hokkien biasanya lancip ke atas dan berbentuk trapesium.

Desainnya tentu unik, ya?

Membuat kita berpikir bahwa ini merupakan salah satu alasan mengapa rumahnya bisa ditawar seharga Rp949 miliar.

Tapi tidak begitu adanya.

Hunian di Bangkok ini termasuk tua dan bobrok.

Keluarga Posayachinda sudah menempati rumah tua tersebut selama dua abad dan tidak pernah melakukan renovasi besar.

Penasaran cerita selengkapnya?

Simak langsung di bawah ini.

Rumah Tua di Bangkok Enggan Dijual oleh Pemilik, Bahkan Setelah Ditawar Hampir Rp1 Triliun

rumah tua

Foto: @mrtirote

Rumah tua milik keluarga Posayachinda sudah berusia 200 tahun.

Hunian tersebut mereka dapatkan secara turun temurun selama delapan generasi dari abad ke-19.

Bila dilirik dari luar, rumahnya tampak baik-baik saja.

Namun ternyata, rumah ini sudah mengalami banyak kerusakan.

Baca Juga:

Kisah Inspiratif Pemuda Bangun Rumah Unik untuk Ibu Ini, Bikin Iri!

Dilansir dari travel.tempo.co, atap rumah Posayachinda sudah sering bocor, pilarnya retak-retak, dan lantainya sudah longgar.

Walaupun begitu, rumah bergaya Hokkien ini ditaksir oleh salah satu pebisnis sukses asal China-Thailand.

Kabarnya penawaran berhasil tembus sampai Rp949 miliar, tetapi ditolak mentah-mentah oleh keluarga Posayachinda.

Mereka bahkan tidak peduli jika pebisnis tersebut menawarkan uang untuk reparasi rumah.

Menurut anak tertua, Poosak Posayachinda, rumah tua tersebut terlalu berharga untuk dijual.



“Saya lahir dan dibesarkan di rumah ini. Itu adalah warisan saya,” jawabnya, sebagaimana dilansir dari South China Morning Post.

Rumah Posayachinda Beraksen Tionghoa Unik dan Klasik

rumah tua

Foto: @pinkle3361

Alasan pebisnis China membeli rumah tua Posayachinda memang belum jelas.

Banyak warga yang berasumsi eksterior rumah Posayachindalah yang menjadi faktor utama.

Rumah dengan lahan seluas 1.600 meter persegi itu dibangun di kawasan bersejarah Talat Nol.

Pagar luarnya terlihat seperti dinding tinggi yang membatasi kuil dengan gerbang kayu merah dan ukiran aksara Mandarin.

Warga setempat memanggil rumah tersebut sebagai So Heng Tai Mansion.

So Heng Tai adalah leluhur keluarga Posayachinda, seorang pedagang dari Provinsi Fujian, China, yang pindah ke Thailand dua abad lalu.

Rumah yang bertempat di dekat Sungai Chao Phraya itu dibangun menggunakan batu bata dan kayu.

Konon, di dalamnya ada pintu masuk tersembunyi yang berhias cermin fengsui dan jimat pelindung.

Ada juga lukisan dinding berupa relief pecahan tembikar khas Tionghoa.

Kini, gerbang rumah terbuka untuk umum karena ada kafe.

Para pelancong bisa bersantai di dalamnya atau mengambil kursus menyelam yang disediakan di kolam renang depan rumah.

Baca Juga:

Wow, Rumah Unik yang Satu Ini Berdiri di Atas Pulau Tenggelam!

Semoga menginspirasi, Sahabat 99…

Jangan lupa untuk pantau terus informasi penting seputar properti lewat Berita Properti 99.co Indonesia.

Tak lupa, pastikan kamu menemukan pilihan properti idaman di 99.co/id. 



Samala Mahadi

Editor 99 Group
Lulusan Sastra Inggris Maranatha Christian University, Samala adalah seorang editor di 99 Group dari tahun 2021. Berpengalaman menulis di bidang properti, lifestyle, dan fashion. Hobi termasuk menulis dan segala hal berbau literatur dan Paleontologi.

Related Posts