Ingin tahu awal mula terbentuknya detasemen antiteror 81? Simak sejarah singkatnya pada artikel di bawah ini!
Siapa sangka jika Prabowo Subianto dan Luhut Pandjaitan memiliki jejak kebersamaan yang cukup panjang?
Hubungan keduanya sangat erat, terutama saat Luhut dan Prabowo diberi mandat untuk membentuk detasemen antiteror yang lebih dikenal dengan nama Detasemen 81.
Bagaimana kisah lengkapnya?
Melansir laman nasional.sindonews.com, simak pada ulasan berikut ini!
Awal Pertemuan Luhut dan Prabowo
Prabowo dan Luhut pertama kali bertemu saat berada di seksi 2 operasi grup 1 Kopassus.
Saat itu, Luhut yang merupakan lulusan terbaik Akmil 1970 yang diangkat menjadi kepala seksi.
Sementara itu, Prabowo ditunjuk sebagai wakilnya.
Baru saja bertemu, keduanya langsung dikirim untuk mengikuti pendidikan sekolah Special Forces di Amerika Serikat.
Pulang pada 1981, Luhut Pandjaitan dan Prabowo langsung dipanggil oleh Benny Moerdani.
Keduanya diperintahkan untuk melanjutkan studi di sekolah antiteror GSG9 di Jerman.
Bukannya tanpa alasan Benny Moerdani meminta Prabowo Subianto dan Luhut untuk bersekolah di Jerman.
Kedua sosok jenderal TNI ini memang sengaja dipersiapkan untuk membentuk organisasi melawan teroris.
“Setelah menyelesaikan sekolah di Jerman, kami diperintahkan membentuk pasukan antiteror. Sekarang, pasukan tersebut dikenal dengan sebutan Detasemen 81,” kata Prabowo.
Bahu Membahu Melatih Pasukan Antiteror Indonesia
Setelah terbentuk, Prabowo dan Luhut saling bekerja sama dalam membentuk dan melatih pasukan detasemen.
Prabowo mengapresiasi Luhut karena banyak memberikan masukan, terutama untuk menyusun rencana latihan dan administrasi pembangunan.
Ia juga berterima kasih kepada Luhut karena telah memberi tanggung jawab lebih kepadanya.
Kala itu, Prabowo dipercaya untuk mengawasi pembangunan pangkalan serta pengorganisasiannya.
Dengan kedekatan ini, hubungan keduanya sebagai sebuah tim sangatlah baik walau kerap cekcok.
“Memang benar kami kerap cekcok. Sifat kami berdua yang sama-sama alfa membuat sering terjadi percikan. Gaya kepribadian dan kepemimpinan kami juga sama-sama keras,” tutur Prabowo.
Sempat Berpisah hingga Kembali Bekerja Sama di Era Jokowi
Setelah kebersamaan yang cukup lama, Prabowo dan Luhut kemudian berpisah.
Luhut melanjutkan studi di Sekolah Staf dan Komando ABRI.
Sementara itu, Prabowo menjalani kursus Lanjutan Perwira.
“Kami berpisah dan jarang ditugaskan bersama. Namun, kami saling menghormati walau terkadang ada perbedaan pendapat. Ujung-ujungnya kita selalu besatu demi kepentingan merah putih,” ujar Prabowo.
Walau sempat bersebrangan soal pandangan politik, kini keduanya duduk di pemerintahan untuk memajukan Indonesia.
“Setelah pensiun, kita berbeda pendapat soal posisi politik. Sekarang, kita bisa mencari titik-titik kerja sama untuk merah putih,” tambahnya.
***
Semoga pembahasan sejarah detasemen antiteror di atas dapat bermanfaat untuk Sahabat 99, ya!
Pantau secara berkala artikel seputar dunia militer lainnya hanya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari hunian dijual seperti Summarecon Mutiara Makassar di Biring Kanaya, Makassar?
Wujudkan rumah impianmu hanya di 99.co/id dan rumah123.com, karena kami selalu #AdaBuatKamu.