Tawaran investasi dengan keuntungan besar dalam waktu singkat memang menggiurkan. Namun, berhati-hatilah, ini bisa jadi salah satu ciri skema ponzi, modus investasi bodong yang kerap digunakan di Indonesia. Simak penjelasan lengkapnya, yuk!
Keinginan untuk berinvestasi bukan lah hal yang buruk.
Akan tetapi, pastikan kamu mempelajari seluk-beluknya terlebih dahulu agar tidak terjebak modus investasi bodong.
Misalnya saja, modus berupa skema ponzi yang menjanjikan untuk besar tanpa risiko.
Apa Itu Skema Ponzi?
Salah satu modus investasi bodong yang kerap digunakan di Indonesia adalah skema Ponzi.
Istilah ini berasal dari seorang warga negara Italia bernama Charles Ponzi yang melakukan sejumlah penipuan dengan kerugian besar.
Jika dihitung dengan kondisi keuangan saat ini, kerugian tersebut konon mencapai USD225, Sahabat 99.
Prinsip dasar metode Ponzi adalah mengandalkan aliran dana dari investor baru untuk memberi keuntungan pada investor lama.
Hal inilah yang membuat investor bisa mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat.
Akan tetapi, cepat atau lambat rantai investasi bisa putus perlahan jika tidak ada investor baru.
Pasalnya, tanpa investor baru tidak akan ada aliran dana segar yang dapat diputar dalam skema ini.
Oleh sebab itu, para anggota kerap diming-imingi komisi besar jika mampu merekrut orang lain.
Ciri-Ciri Skema Ponzi yang Perlu Diwaspadai
1. Menjanjikan Keuntungan Besar Tanpa Risiko
Jika ada investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat tanpa risiko, kamu harus waspada.
Ini adalah ciri pertama modus Ponzi dalam investasi bodong.
Biasanya, keuntungan yang ditawarkan pada anggota adalah 30-100% per tahun.
Padahal umumnya, dalam dunia bisnis keuntungan seperti itu tidak bisa didapatkan tanpa risiko yang besar.
2. Proses Bisnis Investasi yang Tidak Jelas
Saat bertemu modus seperti ini, coba tanyakan bagaimana mereka mendapatkan keuntungan tersebut.
Biasanya jawaban yang diberikan akan berbelit-belit dan tidak jelas.
Tak jarang mereka menjelaskannya dengan bahasa yang dibuat sulit dan kompleks agar terdengar meyakinkan.
3. Produk Investasi Bukan dari Dalam Negeri
Ciri lainnya yang bisa kamu cermati adalah, produk investasi yang tidak berasal dari dalam negeri.
Jika dipikirkan baik-baik, hal ini sebenarnya sangat mencurigakan.
Pasalnya, investasi menjanjikan di luar negeri tentu tidak akan menyasar orang awam melainkan penanam modal besar.
4. Ada Sistem Referral di Dalamnya
Berikutnya, biasanya di dalam skema ini ada sistem referral.
Artinya jika staf penjualan atau anggota dapat membawa orang baru, ia akan diberi komisi besar.
Besaran komisi bahkan bisa mencapai 25% dari kesepakatan investasi.
5. Saat Ingin Menarik Investasi Dijanjikan Bunga yang Lebih Tinggi
Biasanya sata investor ingin menarik investasi, mereka justru akan menawarkan bunga yang lebih tinggi.
Tujuan utamanya adalah agar investor tidak menarik uang mereka.
Karena tentu saja, mereka akan rugi jika ada investor yang menarik uangnya.
6. Menyambut Calon Investor Baru dengan Acara Mewah
Meski enggan mengembalikan uang investor, mereka tak segan mengeluarkan modal untuk menyambut calon investor baru.
Salah satunya dengan mengadakan jamuan mewah dan mengundang tokoh masyarakat atau influencer.
Tak hanya itu, biasanya mereka lebih menyukai calon investor baru berusia lanjut atau yang sudah mendekati usia pensiun.
7. Pengembalian Macet di Tengah-Tengah
Seandainya kamu berhasil membujuk mereka untuk mengembalikan investasi yang ditanamkan, jangan senang dulu.
Biasanya mereka akan meminta waktu untuk menyicil pengembalian modal.
Kemudian di tengah-tengah prosesnya, pengembalian modal malah macet atau berhenti sama sekali.
Skema Ponzi di Era Digital
Seiring perkembangan digital, modus investasi bodong pun turut mengalami perkembangan.
Skema Ponzi bahkan dapat diterapkan dalam aplikasi digital oleh oknum tak bertanggung jawab, Sahabat 99.
Salah satu strateginya adalah menawarkan keuntungan besar hanya dengan menonton serta memberi like pada iklan, feed, video, dan lainnya.
Seperti aplikais TikTok Cash yang baru-baru ini viral di Indonesia.
Namun untuk mendapatkan keuntungan besar, pengguna diminta untuk medaftar sebagai anggota serta membayar biaya keanggotaan.
Tak hanya itu, mereka diminta merekrut anggota baru untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Jika dicermati, sebenarnya kamu bisa melihat bahwa tidak ada bisnis apapun yang dijalankan oleh aplikasi tersebut.
Produknya tidak jelas, karena memang sebenarnya yang diandalkan adalah dana dari anggota baru.
Pada akhirnya, aplikasi akan menghilang tiba-tiba setelah pendaftaran anggota berkurang sehingga kamu kehilangan uang, Sahabat 99.
***
Semoga informasinya bermanfaat ya, Sahabat 99.
Simak artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Kunjungi 99.co/id untuk menemukan hunian impianmu.
Ada beragam pilihan properti di sana, seperti area Tamansari Manglayang Regency.