Kerap terlihat pada hunian orang Indonesia, sebenarnya apa sih keunggulan dari atap perisai? Untuk menemukan jawabannya, simak ulasan lengkapnya berikut ini, yuk.
Bentuk penutup rumah yang mirip seperti perisai ini memang popular di Indonesia.
Kamu bisa melihatnya hampir di seluruh rumah masyarakat Indonesia.
Namun, pernahkah kamu bertanga-tanya apa sebenarnya keunggulan dari desain ini?
Jika penasaran, langsung saja simak ulasan lengkap karakteristik atap perisai dalam artikel ini, ya.
Apa Itu Atap Perisai?
Model atap satu ini juga dikenal sebagai atap limas dalam dunia konstruksi.
Bentuknya simetris dan terlihat menyerupai perisai jika kamu lihat dari atas.
Ada dua bidang miring yang bertemu pada satu garis lurus, membentuk sudut siku-siku.
Lalu di kedua sisinya ada segitiga lain yang kemiringannya simetris.
Desain seperti ini membuat kemiringan atap limas cenderung lebih kecil.
Atap terlihat landai dan pendek karena tidak ada dinding penutup yang menjulang ke atas.
Bagi beberapa orang, hal ini sangat menguntungkan karena rumah jadi terlihat minimalis.
Apalagi tampilan atap bisa kamu padukan dengan berbagai desain arsitektur.
Mulai dari arsitektur klasik, rustik, modern, hingga japandi.
Kelebihan dan Kekurangan Atap Perisai
1. Kelebihan Model Atap Limas
Setiap model atap tentu memiliki kekurangan serta kelebihannya sendiri.
Pada atap perisai, kelebihan utamanya adalah struktur yang simetris sehingga kuat menghadapi terpaan angin dari berbagai sisi.
Ini karena pembagian beban di atap lebih seimbang sehingga kekuatannya merata.
Apabila kamu yang hidup di dataran tinggi, model atap ini tentu lebih aman untuk hunian.
Tidak hanya itu, meski tampilannya landai atap tetap efektif mengalirkan air hujan yang jatuh ke atasnya.
Kamu hanya perlu memastikan di kanan dan kiri atap ada pipa pembuangan air hujan yang memadai.
Lalu, karena ketinggiannya yang rendah, kamu bisa leluasa memanfaatkan area di balik atap sebagai loteng.
2. Kekurangan Model Atap Limas
Di balik kelebihannya, tentu ada kekurangan atap perisai yang perlu kamu cermati.
Pertama, secara bujet pengerjaan atap model ini jauh lebih mahal.
Ini karena desain rangkanya cukup kompleks serta membutuhkan banyak material.
Kebutuhan material yang lebih tinggi ini karena struktur atap harus memiliki tumpuan ideal.
Jika tidak, kekuatannya menghadapi perubahan cuaca akan menurun dengan drastis.
Selain itu, ketinggian atap yang landai membuat ruang bawah atap minim ventilasi.
Makanya, jika kamu memasang plafon sebagai pembatas, bagian dalamnya rentan mengalami kelembapan.
Lalu, jika perhitungan kemiringan atap kurang cermat, celah antar bidang atap rawan mengalami kebocoran.
Cara Menghitung Luas Atap Limas
Penasaran bagaimana cara menghitung luas atap limas yang benar?
Rumus dasar perhitungannya adalah sebagai berikut:
- Luas atap = Luas dasar / cos α
- L = (P+2S) x (L+2S) / cos α
Agar lebih mudah memahaminya, berikut adalah penjabaran dari setiap simbol dalam rumus:
- P = panjang ukuran bangunan yang akan dipasang
- L = lebar ukuran bangunan yang akan dipasang
- S = overstek, yaitu panjang bagian atap yang tidak tertopang oleh bangunan (menempel pada dinding luar bangunan)
- α = sudut kemiringan
Selanjutnya, mari kita coba aplikasikan dalam sebuah contoh kasus.
Anggaplah kamu memiliki hunian berbentuk persegi dengan ukuran 10×8 meter.
Lalu untuk atap kamu ingin ada overstek 1 meter dan sudut kemiringannya 30 derajat.
Maka, luas atap keseluruhan yang perlu kamu bangun adalah sebagai berikut:
- (P+2S) x (L+2S) / cos α
- (10+2×1) x (8+2×1)/cos 30
- 12 x 10/0,866 = 138,57 meter persegi
Sebagai catatan, rumus ini sebenarnya mirip seperti perhitungan luas untuk atap pelana.
***
Semoga informasinya bermanfaat, Sahabat 99.
Simak artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Kunjungi 99.co/id dan Rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu!
Ada banyak pilihan hunian menarik, seperti kawasan Sutera Sawangan di Depok.