Kamu pernah mendengar istilah sloof beton? Ini merujuk pada elemen konstruksi yang berada di atas pondasi dan termasuk struktur terpenting bangunan. Untuk lebih jelasnya, simak informasi berikut ini, ya.
Sloof adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi memperkuat rangkaian dinding.
Tanpa elemen ini, dinding rumahmu ketahanannya akan menurun sehingga mudah roboh.
Untuk memasangnya, kamu memerlukan pemahaman khusus terkait konstruksi.
Yuk, pahami lebih lanjut mengenai serba-serbi sloof beton, Sahabat 99.
Apa Itu Sloof Beton dalam Konstruksi Bangunan?
Sloof adalah struktur bangunan yang posisinya berada di atas pondasi utama.
Sama seperti pondasi, elemen ini menancap di dalam tanah dan seringkali tersembunyi dari pandangan.
Formasinya terdiri dari beton bertulang horizontal yang memiliki ketinggian 15-20 cm.
Biasanya, tipe sloof ini bisa kamu temukan di hunian dengan pondasi batu kali, Sahabat 99.
Tidak hanya itu, elemen satu ini juga kerap menjadi balok pengikat pondasi tiang di rumah.
Selain dari material beton, kamu juga bisa menemukan sloof yang terbuat dari batu bata dan kayu.
Namun, ketahanannya konon lebih rendah dari sloof beton sehingga kini jarang digunakan.
Fungsi Utama Sloof Beton pada Konstruksi
1. Fungsi Sloof dari Segi Teknis
Secara umum, elemen konstruksi satu ini berfungsi untuk menahan beban dinding.
Sloof akan membagi beban dengan pondasi sehingga dinding bangunan lebih kokoh dan terhindar dari risiko retak.
Namun, untuk lebih jelasnya, berikut adalah berbagai fungsi sloof jika kamu lihat dari segi teknis:
- Menampung beban dari bagian dinding di atasnya, meliputi pintu dan jendela.
- Meratakan pembagian beban yang diterima oleh pondasi rumah agar tidak timpang.
- Pengikat antar kolom agar bangunan aman dari guncangan berat seperti gempa.
- Menahan material urugan tanah, pasangan keramik, dan lainnya agar sesuai perencanaan posisi.
- Ornamen tambahan untuk memperindah arsitektur bangunan jika dibuat menjorok ke luar.
2. Fungsi Sloof dari Segi Sosial
Tidak hanya dari segi teknis, keberadaan sloof juga memiliki fungsi sosial.
Dengan membangun sloof kamu memastikan ada kebutuhan besi tambahan yang bisa disediakan pasar.
Selain itu, karena pemasangannya membutuhkan keahlian khusus maka tentu akan ada pekerja yang terlibat.
Bagi sebagian orang ini mungkin terlihat seperti pengeluaran tambahan yang tidak penting.
Padahal, selain membuka lapangan kerja untuk orang lain, pembangunannya juga menjamin usia dinding rumah menjadi lebih panjang.
Cara Menghitung Kebutuhan Sloof
Ingin tahu bagaimana cara menghitung kebutuhan sloof di rumah satu lantai?
Menurut situs ahlikuli.com (Rabu, 17/11/2021), biasanya untuk hunian satu lantai kamu membutuhkan
- sloof berdimensi 15 cm x 20 cm, dan
- empat buah besi tulangan dengan diameter 10 mm.
Untuk pengikatnya, gunakan campuran semen, pasir, dan kerikil atau batu split dengan perbandingan 1:2:3.
Kemudian, tentukan volume pengerjaan untuk menghitung kebutuhan semen, pasir, dan kerikil sebagai perekatnya.
Anggap saja ukuran area sloof adalah panjang 6 m, lebar 0,15 m, dan tinggi 0,2 m.
Maka volume areanya adalah:
- 6 x 0,15 x 0,2 = 0,18 meter persegi
Menurut standar SNI semen, setiap satu meter persegi konstruksi membutuhkan 276 kg semen.
Artinya kebutuhan semenmu adalah sebagai berikut:
- 276 x 0,18 = 49,68 kg, setara dengan satu sak semen
Sementara untuk pasir, setiap satu meter persegi konstruksi memerlukan 828 kg pasir.
Maka perhitungannya adalah berikut ini:
- 276 x 0,18 = 149,04 kg
Terakhir, hitung kebutuhan kerikil dengan standar 1012 kg kerikil per satu meter konstruksi.
- 1012 x 0,18 = 182 kg
Ingat, jangan sembarangan mengurangi perhitungan per meter bahan-bahan di atas karena bisa mempengaruhi kualitas perekat.
***
Semoga bermanfaat ya, Sahabat 99…
Simak artikel menarik lainnya di portal Berita 99.co Indonesia.
Kunjungi 99.co/id untuk menemukan hunian impianmu.
Ada beragam pilihan rumah siap huni dengan harga bersahabat seperti Southgate Residence.
