Berita Ragam

Bukan Amien Rais, Ternyata Ini Sosok di Balik Penggulingan Gus Dur. Benarkah Dikudeta?

2 menit

Presiden Indonesia ke-4, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, dianggap sebagai korban makar atau kudeta yang dilakukan oleh Amien Rais dan kawan-kawan dalam Sidang Khusus MPR RI.

Pemakzulan Gus Dur dalam sidang tersebut di latar belakangi karena Gus Dur menyalahi haluan negara, hingga akhirnya ia dilengserkan dari jabatan presiden.

Ada banyak tumpukan persoalan yang tidak mampu diselesaikan melalui jalur kompromi politik, mulai dari tiduingan parlemen soal korupsi yang dilakukan Gus Dur sampai aksi sepihak mengangkat Chaerudin Ismail sebagai Kapolri.

Hubungan Gus Dur pun akhirnya merenggang dengan para petinggi TNI/Polri dan sejumlah pengamat menyebut hal tersebut dipicu oleh manuver-manuver Gus Dur yang terlalu berani dalam mereformasi tubuh militer.

Masa jabatannya sebagai presiden Indonesia terbilang sangat singkat, dari tahun 1999-2001 yang kemudian digantikan oleh Megawati Soekarnoputri.

Juru bicara Gus Dur, Adhie M. Massardi melalui perbincangan dengan wartawan senior Hersubeno Arief di kanal YouTube Hersubeno Point, meluruskan informasi yang telah beredar terkait sosok di balik penggulingan Gus Dur.

Pendapat Adhie Massardi Terhadap Penggulingan Gus Dur 

gus dur megawati

sumber: gelora.co

Sepengetahuan Adhie, peran Amien Rais hanya sebagai ketua sidang istimewa saat menjabat sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

“Kalau kita lihat refleksi kemudian dibandingkan dengan sekarang, kan kelihatan sekali bahwa Ketua MPR itu hanya memegang ketok palu. Kita lihat misalnya sekarang seperti Bambang Soesatyo, untuk menjelaskan bahwa mau amandemen atau tidak, apakah ada persetujuan perpanjangan presiden, dia kan tidak punya kekuasaan apa-apa,” ujar Adhie seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Rabu sore (6/10/2021).



Menurutnya, dianggap ganjil jika Amien disebut sebagai sosok di balik kudeta Gus Dur karena anggota PAN pada saat itu hanya sedikit.

Adhie menyebutkan bahwa dua orang yang bertanggung jawab dalam pelengseran tersebut adalah Amien dan Megawati.

“Tapi kan posisinya memang berbeda. Kalau Pak Amien sebagai ketua sidang, kalau Bu Mega sebagai Wakil Presiden yang sekaligus memimpin partai terbesar. Ini kan yang menjadi aneh. Jadi sebetulnya kalau dilihat dari kacamata sekarang tuh, tidak ada lain kecuali makar, kudeta. Karena wakil presiden, instrumen di parlemennya jalan untuk pelengseran ya jalan,” tutur Adhie.

Dalam konstruksi ketatanegaraan, sidang istimewa penggulingan Gus Dur merupakan sebuah kudeta yang sangat tidak layak dilakukan.

Menurut Adhie, PDI Perjuangan bukanlah partai oposisi kekuasaan. Megawati selaku ketua umum saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Gus Dur.

“Jadi kira-kira kalau dalam peribahasanya, menggunting dalam lipatan. Tapi yang menarik sebetulnya begini, yang Gus Dur sendiri tahu bahwa ini permainan politik, bagian dari permainan politik itu adalah dapat risiko politik dan Gus Dur menanggung itu, tidak ada masalah. Karena setelah itu masih baik-baik dengan Pak Amien, juga dengan Bu Mega masih baik-baik saja,” ungkap Adhie.

 ***

Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!

Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Sedang mencari rumah dijual di Pondok Gede?

Kunjungi www.99.co/id dan temukan hunian impianmu dari sekarang!



Alya Zulfikar

Berkarier di dunia kepenulisan sejak 2018 sebagai penulis lepas. Kini menjadi penulis di 99 Group dengan fokus seputar gaya hidup, properti, hingga teknologi. Gemar menulis puisi, memanah, dan mendaki gunung.
Follow Me:

Related Posts