Berita Ragam

Menilik Sudut Pandang Orang Ketiga Beserta Contoh dan Jenisnya. Lengkap!

3 menit

Sudut pandang orang ketiga merupakan salah satu cara penceritaan yang berada di luar cerita itu sendiri. Dalam arti sederhana, penulis atau pencerita tidak ikut terlibat dalam cerita tersebut.

Secara umum sudut pandang orang ketiga kerap ditemui dalam penulisan cerita fiksi seperti novel atau cerpen.

Misalnya, ketika kamu membuat resensi novel, sudut pandang orang ketiga tak jarang ditemui sehingga kisah keseluruhan novel tersebut membuat narator berperan sebagai pihak yang serbatahu.

Apa Itu Sudut Pandang Orang Ketiga?

sudut pandang orang ketiga

sumber: roboguru.ruangguru.com

Mengutip kamus Merriam-Webster, sudut pandang orang ketiga adalah salah satu sudut penceritaan yang penulisnya berada di luar cerita dan menyebutkan tokoh dengan nama-nama mereka atau kata ganti orang ketiga.

Kata ganti tersebut biasanya adalah dia dan mereka.

Jika dibandingkan dengan cerita yang memiliki perspektif orang pertama atau kedua, perspektif orang ketiga paling bisa dibilang mirip dengan film.

Adapun ciri-ciri sudut pandang atau perspektif ketiga adalah sebagai berikut:

  • Penulis memakai kata ganti ketiga untuk para tokohnya.
  • Penulis berperan sebagai pihak yang serbatahu atau tahu tetapi terbatas.
  • Pembaca bisa mengetahui perasaan beberapa karakter.

Jenis Sudut Pandang Orang Ketiga

1. Sudut Pandang Orang Ketiga Serbatahu

Sudut pandang orang ketiga serbatahu adalah pencerita atau narator bertindak seperti Tuhan dalam karyanya alias mengetahui segala hal perihal tokoh, peristiwa, tindakan, motif, dan lain sebagainya.

Oleh karenanya, penulis yang menggunakan sudut pandang ini bisa bebas berpindah dari satu tokoh ke tokoh lainnya.

2. Sudut Pandang Orang Ketiga Terbatas

Pada sudut pandang jenis ini, penulis dapat menceritakan semua hal yang diketahui dan dirasakan tokoh, tetapi hanya pada tokoh tertentu saja.

Dalam artian, perspektif penulis terbatas sehingga tidak bisa leluasa berpindah dari satu tokoh ke tokoh lainnya.

3. Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat

Berbeda dengan dua jenis sebelumnya, sudut pandang jenis pengamat memungkinkan penulis menceritakan semua perilaku atau tindakan tokoh dalam cerita fiksi yang ditulisnya, tetapi tidak mengungkapkan pikiran dan perasaan para tokoh.

Dengan demikian, penulis hanya mampu menduga apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh-tokoh yang ada dalam ceritanya.



Contoh Sudut Pandang Orang Ketiga

1. Serbatahu

sudut pandang orang ketiga serba tahu

sumber: slideplayer.info

Andi dan Budi adalah dua laki-laki yang telah berteman dan menjadi sahabat hingga sekarang. Mereka menjalin hubungan persahabatan sejak masih kecil.

Andi merupakan anak dari seorang kepala sekolah di daerah terpencil.

Sementara itu, Budi merupakan putra dari Pak Andi, seorang pedagang bubur keliling.

Terlepas dari adanya perbedaan tersebut, mereka saling membantu dalam segala hal-hal baik.

Pun, begitu pula orang tua keduanya yang juga cukup akrab dalam kehidupan sehari-hari.

Suatu hari, Andi hendak membeli buku untuk menunjang hobinya membaca dan meresensi cerpen.

Ketika akan mengambil buku, tiba-tiba dia melihat Susi sedang berada di toko yang sama.

Andi mendekatinya lantas menyapa dan bercakap-cakap.

“Hey, sedang apa di sini, Susi?”

“Eh, Andi, lagi mencari buku untuk keperluan tugas, nih,” kata Susi.

Mereka pun pulang bersama karena kebetulan jalur yang dilewati searah.

Keesokan harinya, Andi menceritakan kejadian pertemuannya dengan Susi kepada Budi.

2. Terbatas

Lagu Malam Braga

Oleh Kurnia Effendi

Selalu ada cita di dalam benaknya, untuk mabuk dan menyeret kaki di tengah malam, menyusuri Jalan Braga menuju penginapan.

Dia akan menikmati bagaimana lampu-lampu jalan berpendar seperti kunang-kunang yang bimbang, garis-garis bangunan pertokoan yang berderet tak putus acapkali menghilang dari pandangan, dan trotoar pun terasa bergelombang seperti sisa ombak yang menepi ke pantai.

3. Pengamat

Tempat yang Bersih Terang

Oleh Ernest Hemingway

Si lelaki tua bangkit dari kursinya, perlahan mengeluarkan pundi kulit dari kantung, membayar minuman dan meninggalkan persenan setengah pesta.

Si pelayan mengikutinya dengan mata ketika si lelaki tua keluar. Seorang lelaki yang sangat tua yang berjalan terhuyung tetapi tetap dengan penuh harga diri.

“Kenapa tak kau biarkan saja dia minum sampai puas?” tanya si pelayan lain.

Mereka berdua menurunkan semua tirai.

“Belum jam setengah dua,” lanjutnya.

“Aku ingin cepat pulang dan tidur.”

***

Semoga ulasan di atas bermanfaat, ya.

Yuk, baca ragam informasi menarik hanya di Berita.99.co.

Follow juga Google News kami agar tidak ketinggalan informasi paling terkini.

Jangan lupa untuk mengakses laman www.99.co/id guna menemukan beragam rumah idaman dan pilihan properti lainnya.

Dapatkan berbagai promo dan diskon menggiurkan karena ternyata beli hunian emang #segampangitu.



Hendi Abdurahman

Mengawali karier sebagai penulis lepas seputar tema olah raga di sejumlah media online. Sejak 2021 menjadi penulis konten di 99 Group dengan cakupan tema meliputi properti, marketing, dan gaya hidup. Senang menjelajah kota di akhir pekan.
Follow Me:

Related Posts