Sumatra Selatan akan menjadi wilayah percontohan pembangunan perumahan masyarakat di Indonesia menyusul keputusan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
Ada sejumlah alasan mengapa Sumatra Selatan (Sumsel) dipilih sebagai wilayah percontohan.
Hal tersebut dipaparkan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Prov. Sumsel Basyarudiin Akhmad.
Basyarudiin Akhmad mengatakan bahwa setidaknya ada sejumlah alasan yang membuat Sumsel terpilih.
Hal tersebut terkait program perumahan skala besar, pembangunan perumahan berbasis green housing, pembangunan perumahan komunitas, dan program bedah rumah.
Berikut penjelasannya secara lengkap!
Alasan Sumsel jadi Percontohan Pembangunan Perumahan
Ada empat alasan mengapa Sumsel jadi proyek percontohan pembangunan perumahan masyarakat di Indonesia.
Pertama, program perumahan berskala besar yang sudah di groundbreaking atau peletakan batu pertama.
Melansir sonora.id, sejak dua tahun lalu Sumsel sudah memulai program tersebut.
Pembangunan perumahan itu diperuntukkan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), TNI/Polri, dan PNS.
Perumahan ini dibangun dengan luas 50 hektare sebanyak tiga ribu unit.
Kedua, Sumsel juga tengah membangun perumahan berbasis green housing untuk MBR nonfix income.
Ketiga, pemerintah setempat juga membangun perumahan di sejumlah komunitas.
Mulai dari komunitas penyapu jalan di Prabumulih sebanyak 223 unit, pegiat olahraga sebanyak 70 unit di Lubuklinggau, dan guru honorer di Musirawas sebanyak 60 unit rumah.
Keempat, Basyarudiin Akhmad juga mengatakan bahwa gubernur berinisiatif mengajak ASN, BUMN, BUMD, dan Bappenas melakukan bedah rumah 75 unit dalam rangka HUT Provinsi ke-75.
Masih Banyak Masyarakat Belum Punya Rumah
Terlepas dari itu, masih banyak masyarakat Sumsel yang belum memiliki rumah.
Masih melansir sonora.id, tercatat 400 ribu hingga 500 ribu yang belum mempunyai rumah.
Adapun 170 unit rumah termasuk kategori rumah tidak layak huni (RTLH).
Kendati demikian, pemerintah terus membangun perumahan berskala besar berupa perumahan bersubsidi.
“Yang sudah dibangun di PPS land sekitar 3 ribu unit menggunakan pola FLPP, sekarang sedang menggunakan pola BP2BT untuk komunitas seperti pemulung yang notabene mereka mampu, tapi tidak punya akses ke bank,” katanya.
“Dibantu agar mereka punya rumah tipe 36 yang layak huni. Untuk rumah tidak layak huni lewat bedah rumah yang dilakukan kolaborasi pemerintah pusat, provinsi, dan pemerintah kabupaten kota,” lanjutnya.
Dia juga mengatakan bahwa saat ini sudah berjalan pembangunan perumahan green housing.
Hal itu sebagai pilot project perumahan monolitik dine home, perumahan yang hemat air, hemat listrik, dan hemat material.
“Ini merupakan yang pertama di Indonesia dikembangkan, lokasinya di gandus land. Sudah terbangun 12 unit dan akan dibangun 250 unit lagi,” ujarnya.
Basyarudiin Akhmad mengatakan bahwa targetnya pengembangan tersebut untuk MBR baik fix income maupun nonfix income.
“Syaratnya, ini merupakan rumah impian pertama. Nama-nama yang ingin mendapat subsidi pemerintah diajukan ke Kementerian PUPR dan diverifikasi. Kisaran harganya Rp130 juta sampai Rp150 juta dengan subsidi sebesar Rp40 juta,” tuturnya.
***
Semoga bermanfaat, ya!
Ikuti informasi lainnya hanya di Berita 99.co Indonesia.
Kamu sedang cari rumah dijual Palembang?
Yuk, cek sekarang di www.99.co/id dan rumah123.com!