Berita Berita Properti

Perbandingan Sumur Resapan di Jakarta dan Singapura Bagaikan Bumi dan Langit. Penyebab Banjir?

2 menit

Tak hanya Jakarta, ternyata Singapura juga memiliki sumur resapan yang berfungsi untuk mengatasi banjir. Namun, terdapat perbedaan antara kedua sumur ini.

Sumur resapan merupakan salah satu bentuk pemeliharaan air yang sudah diaplikasikan di berbagai negara.

Salah satu negara yang menggunakan teknologi yang satu ini adalah Indonesia dan Singapura.

Namun, terdapat perbedaan penampilan dan teknologi pada kedua sumur di dua negara tersebut.

Apa saja?

Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Sumur Resapan di Jakarta sudah Terbangun Sekitar 3.000 Titik

perbandingan sumur resapan

sumber: kompas.com, republika.com

Berdasarkan kompas.com, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza, mengatakan saat ini terdapat 3.964 sumur resapan di kota ini.

Jumlah sumur resapan itu masih jauh dari besar kebutuhan sumur di Jakarta yang mencapai 1,8 juta.

Untuk mengatasi hal ini, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta telah menargetkan pembangunan 300.000 titik sumur pada tahun 2021 sampai 2022.

Cara kerja sumur resapan di Jakarta sendiri cukup sederhana.

Air akan dialirkan ke bak kontrol menggunakan tali-tali yang telah disediakan.

Kemudian, air akan disaring terlebih dahulu dan dipisahkan dari sampah sebelum memasuki sumur.

Pemerintahan Jakarta berharap sumur yang berada di beberapa titik kota ini akan menjadi drainase vertikal.

Drainase vertikal ini berfungsi untuk mengatasi banjir yang sering terjadi di Jakarta.

Selain Jakarta, teknologi yang satu ini juga sudah menjadi solusi pencegahan banjir di kota-kota dan negara lain.

Salah satu negara yang memiliki sumur resapan untuk mengatasi banjir adalah Singapura.



Sumur Resapan di Singapura Jauh Lebih Baik dari Jakarta

sumur resapan di singapura

sumber: kompas.com

Berbeda jauh dengan Jakarta, Singapura telah membangun sumur resapan di akhir tahun 90-an.

Dilansir dari New Civil Engineer, karena wilayah negara yang mungil, kota ini berusaha untuk membangun sumur yang tidak memakan banyak tempat dan terlalu luas.

“Salah satu pendorongnya adalah mengurangi land take. Singapura hanya memiliki sekitar 700 kilometer persegi tanah,” ujar Asisten Direktur Dewan Utilitas Publik Singapura (PUB), Yong Wei Hin.

Luas negara Singapura sendiri hanya sekitar 704 km persegi, tidak jauh berbeda dengan luas kota Jakarta yaitu 661,5 km persegi.

Cara kerja teknologi ini di Singapura juga jauh lebih canggih dibandingkan dengan di Jakarta.

Sumur bekerja dengan cara mengumpulkan air limbah ke selokan.

Kemudian, air akan disalurkan melalui terowongan sepanjang 48 km dan berkedalaman 20-55 meter.

Setelah itu, air akan dibawa ke Changi Water Reclamation Plant untuk diolah.

Untuk mengatasi korosi, beton pada terowongan memiliki tebal 225 mm.

Betonnya juga dilengkapi oleh membran high density polyethelene (HDPE) setebal 2,5 mm.

Sumur dibangun sepanjang jalan tol utama dan bukan di bawah bangunan agar meminimalisir dampak pada bangunan di kemudian hari.

Pembangunan sumur ini menghabiskan dana sebesar Rp30,5 miliar dan dapat digunakan untuk 100 tahun ke depan.

***

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu, Sahabat 99!

Simak juga artikel menarik lainnya hanya di portal Berita 99.co Indonesia.

Kamu sedang mencari rumah di Tangerang?

Bisa jadi Parkville adalah jawabannya!

Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!



Shafira Chairunnisa

Lulusan Hubungan Internasional di Universitas Katolik Parahyangan dan pernah bekerja sebagai jurnalis di media nasional. Sekarang fokus menulis tentang properti, gaya hidup, desain, dan politik luar negeri. Senang bermain game di waktu senggang.
Follow Me:

Related Posts