Seorang khatib salat Idulfitri wajib mempersiapkan khutbah Idul Fitri agar pesan dan khotbah yang disampaikan bisa menarik perhatian para jemaah. Masih bingung membuatnya? Berikut contoh teks yang bisa dijadikan inspirasi.
Khutbah Idulfitri merupakan salah satu rangkaian acara dalam salat Idulfitri yang disampaikan oleh seorang khatib yang memiliki pengetahuan luas soal agama.
Menurut buku Panduan Khutbah untuk Pemula oleh Irfan Maulana, khutbah adalah pidato yang mengungkapkan buah pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditunjukkan pada orang banyak.
Khutbah mencakup pujian pada Allah Swt., selawat pada Nabi Muhammad, doa untuk kaum muslimin, serta pelajaran dan peringatan bagi umat manusia.
Dalam agama Islam, khutbah memiliki kedudukan yang agung dalam syariat Islam, lo.
Oleh karena itu, seorang khatib yang ditugaskan untuk menyampaikannya harus melakukan tugas tersebut sebaik-baiknya.
Nah, kalau kamu hendak menjadi khatib salat Idulfitri, berikut beberapa khutbah Idul Fitri yang bisa jadi referensi.
Teks khutbah tersebut cocok untuk disampaikan pada pelaksanaan Idul Fitri 1445 H tahun 2024.
7 Teks Khutbah Idul Fitri
1. Khutbah Idul Fitri Panjang yang Menyentuh Hati
Oleh: H Muhammad Faizin
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jemaah salat Idulfitri yang dirahmati Allah.
Alhamdulillahirabbilalamin menjadi kalimat yang paling tepat kita ucapkan pada momentum mulia di pagi hari ini. Pasalnya, Allah masih terus mengalirkan nikmat yang tidak bisa kita hitung satu per satu di antaranya nikmat kesehatan sehingga kita bisa hadir dan menikmati kebahagiaan Idulfitri bersama orang-orang yang kita cintai. Banyak dari saudara-saudara kita yang tidak bisa merasakan aura dan kebahagiaan lebaran karena sakit atau sudah dipanggil terlebih dahulu oleh Allah Swt. untuk menghadap-Nya.
Semua ini harus kita syukuri agar kita tidak termasuk dalam golongan orang yang kufur nikmat dan juga menjadi orang-orang yang menyesal karena nikmat-nikmat ini dicabut oleh Allah swt.. Kita mampu merasakan penting dan manisnya nikmat Allah, ketika nikmat itu sudah tidak lagi bersama kita, seperti anugerah kesehatan yang kita rasakan saat ini, akan semakin terasa nikmatnya ketika sakit sudah menghampiri kita.
Jemaah salat Idulfitri yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan kali ini, mari kita juga terus menguatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. yang merupakan tujuan utama sekaligus buah dari perintah puasa di bulan Ramadan.
Sebagaimana ditegaskan dalam ayat Al-Qur’an yang sangat masyhur tentang perintah puasa:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah: 183)
Sehingga bisa dikatakan bahwa hari ini, setelah kita melaksanakan ibadah puasa dengan iman dan kepasrahan diri kepada Allah, maka sikap-sikap ketakwaan sudah seharusnya bersemayam dalam diri kita. Sikap itu di antaranya adalah keteguhan hati untuk menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.
Jemaah salat Idulfitri yang dirahmati Allah,
Momentum Idulfitri kali ini juga menjadi waktu yang tepat bagi kita untuk mengumandangkan takbir sebagai wujud mengagungkan Allah Swt.. Allah dzat yang paling besar, tidak ada yang lebih besar dari-Nya.
Allah yang paling berhak atas segala apa yang terjadi di alam semesta, termasuk apa pun yang terjadi pada diri kita. Kita adalah makhluk-Nya yang lemah tiada daya. Makhluk yang diciptakan dari tanah yang proses penciptaannya memberikan pelajaran mendalam bagi kesadaran tentang siapa kita, di mana kita, dan akan ke mana kita. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’minun ayat 12:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍۚ
Artinya: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari sari pati (yang berasal) dari tanah.”
Kemudian, dilanjutkan dengan ayat 13:
ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍۖ
Artinya: “Kemudian, Kami menjadikannya air mani di dalam tempat yang kukuh (rahim).”
Selanjutnya, Allah Swt. menjelaskan keagungan dan kekuasaan-Nya memproses terbentuknya jasad dan ruh kita dalam ayat 14:
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخٰلِقِيْنَۗ
Artinya: “Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang menggantung (darah). Lalu, sesuatu yang menggantung itu Kami jadikan segumpal daging. Lalu, segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta.”
Jemaah salat Idulfitri yang dirahmati Allah,
Tiga ayat ini menyadarkan kita untuk kembali merenungkan betapa agung-Nya Allah Swt. dan betapa lemahnya kita. Jika kesadaran ini kita tanamkan dalam jiwa kita, maka bisa dipastikan kita akan senantiasa patuh dan takut karena cinta kepada Allah swt. Dari tiga ayat ini kita harus menyadari bahwa kita semua berasal dari Allah dan akan kembali kepadanya. Kita berawal dari kondisi yang lemah dan akan kembali menjadi lemah. Kita akan melewati sebuah siklus yang berasal dari tidak ada dan akan kembali kepada ketiadaan kembali.
Allah Swt. berfirman:
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya: “Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia akan mematikan kamu, Dia akan menghidupkan kamu kembali, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan?” (QS. Al-Baqarah: 28)
Takbir, tahmid, dan tahlil yang kita kumandangkan dari lisan kita di hari yang fitri ini harus kita tancapkan juga dalam hati kita. Takbir yang membesarkan nama Allah, harus serta merta mengecilkan nafsu dan kesombongan kita. Takbir tanda kebahagiaan Idulfitri, harus serta merta menjadi tanda perubahan untuk menjaga kesucian ini. Takbir di Idulfitri ini harus tumbuh dari dalam hati untuk menjadi pujian terbaik bagi penguasa alam semesta.
Mari renungkan kembali doa kita saat i’tidal salat yang setiap hari kita baca:
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
Artinya: “Ya Allah Tuhan kami! Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Engkau kehendaki sesudah itu.”
Doa ini menjadi sebuah pengakuan kita, atas kebesaran Allah yang lebih besar kebesarannya dari bumi dan segala isinya. Doa ini sekaligus harus menyadarkan betapa kecilnya kita di hadapan Allah swt..
Karena itu, jamaah shalat Idulfitri yang dirahmati Allah Mari jadikan Idulfitri kali ini sebagai renungan suci akan kebesaran Allah swt sekaligus tekad untuk menjaga kesucian diri. Setelah melalui kawah candradimuka perjuangan dan pendidikan di bulan Ramadan, kita harus mampu menjadi pribadi yang paripurna setelah gemblengan puasa satu bulan penuh.
Dalam puasa, kita diajarkan menahan diri untuk tidak makan dan minum, sehingga setelah puasa jangan lagi kita memakan yang bukan hak kita. Dalam puasa kita terbiasa dengan bibir kering karena kehausan, mata kita sayu karena keletihan, dan perut kita kosong menahan lapar sehingga jangan sampai ke depan tangan-tangan kita kotor karena berbuat zalim kepada orang lain.
Pada Ramadan kita yang bisa khusyuk dalam salat, sehingga jangan lagi setelah Ramadan kita juga khusyuk merampas hak orang lain. Pada Ramadan, kita lihai membaca ayat-ayat Al-Qur’an sehingga jangan sampai kita juga lihai menipu orang lain.
Mari jadikan Idulfitri kali ini, Idulfitri kita yang terbaik, karena kita tidak akan tahu apakah kita akan bisa bertemu dengan Idulfitri di masa yang akan datang atau tidak. Mari kita saling memaafkan dengan sesama atas segala dosa yang telah kita lakukan untuk semakin menguatkan kesucian kita. Rasulullah bersabda dalam haditsnya:
“Keutamaan adalah bahwa engkau menghubungi orang yang memutusimu, dan engkau memberi orang yang tidak memberimu, dan engkau memaafkan orang yang menganiayamu.” (HR. Hanaad, Kitab Al-Jami’us Shaghir)
Terutama meminta maaf kepada kedua orang tua kita yang telah melahirkan kita ke dunia. Beruntunglah yang masih memiliki kedua orang tua. Mereka adalah jimat yang harus kita jaga.
Merekalah yang telah berjasa dalam kehidupan kita dan menghantarkan kita meraih kesuksesan kehidupan di dunia. Bagi orang tuanya yang sudah meninggal dunia, bukan berarti selesai bakti kita kepada mereka. Ziarahilah makamnya. Berdoalah kepada Allah untuk mengampuni segala dosa dan menerima amal ibadahnya. Bukan harta, jabatan, dan materi dunia yang mereka harapkan dari anak-anaknya. Namun untaian doa dan kebaikan para penerusnyalah yang mereka nanti-nantikan di alam kuburnya. Semoga Allah swt menerima doa-doa kita untuk orang tua kita. Aamiin.
Jemaah salat Idulfitri yang dirahmati Allah,
Demikian khutbah Idulfitri yang mudah-mudahan bisa menjadi renungan suci kita di hari yang fitri ini. Semoga amal ibadah kita selama Ramadan dan hari-hari selanjutnya akan senantiasa diterima oleh Allah Swt.. Semoga kita dijadikan golongan orang-orang yang kembali suci dan meraih ketakwaan. Aamiin.
Wa‘alaikumus salam wa rahmatullahi wabarakatuh.
Sumber: nu.or.id
2. Khutbah Idul Fitri Renungan
Hadirin wal hadirat rahimakumullah,
Bulan Ramadan telah berakhir, hari-hari penuh ujian telah kita lalui, godaan setan sudah kita hadapi, ditandai dengan gemuruh kalimat takbir, tahmid, dan tahlil bersahut-sahutan. Ketika matahari di akhir Ramadan tenggelam di kaki langit, sedih lenyap, gembira pun datang, laksana tentara pulang dari medan perang dengan membawa kemenangan yang gilang gemilang.
Allahuakbar 3x,
Untuk mempertahankan kemenangan yang telah kita raih, mari kita simak firman Allah dalam QS. At Taubah 20 yang berbunyi:
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ
Artinya: “orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.”
Hadirin rahimakumullah,
Ayat tersebut di atas menunjukan ada tiga hal yang harus dilaksanakan untuk mempertahankan
kemenangan Ramadan ini, yaitu:
1. Meningkatkan iman
Iman yang dikehendaki oleh Rasulullah, sebagaimana beliau pernah ditanya oleh sahabat tentang iman.
“Apa iman itu wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: iman itu adalah dibenarkan dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan.”
Dengan demikian, yang dikehendaki adalah iman yang diamalkan dalam perbuatan sehari-hari, bukan iman yang hanya menghiasi bibir saja.
2. Orang yang berhijrah
Hijrah yang dimaksud bukanlah secara fisik melainkan hijrah secara rohani, yaitu:
Pertama, hijrah mental. Hijrah mental adalah hijrah nafsu. Antara lain:
1) Nafsu amarah, yaitu nafsu yang selalu cenderung kepada perbuatan yang tidak diridhai oleh Allah Swt. Selalu berbuat tidak benar baik terhadap Allah maupun terhadap sesama manusia, seperti selalu menebarkan berita yang penuh dengan kebohongan dan kebencian (hoaks).
Nafsu-nafsu seperti ini yang harus kita hijrahkan agar kita selalu mendapatkan kemenangan dihadapan Allah Swt..
2) Nafsu lawwamah, yaitu nafsu yang cenderung memulai menyesali perbuatan buruknya.
Mengevaluasi perbuatan dan berusaha agar perbuatan buruk yang telah dilakukan tidak terulang lagi, berusaha untuk melakukan perbuatan yang diridai oleh Allah.
3) Nafsu muth’mainnah. Nafsu yang sangat diridai oleh Allah Swt., karena orang yang
sudah mempunyai nafsu ini akan selalu membersihkan hati, mensucikan jiwa, menebarkan kedamaian dan keselamatan di muka bumi ini.
Inilah orang-orang yang dipanggil Allah, seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-Fajr ayat 27—30 yang artinya:
“Hai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hambaKu, masuklah ke dalam surga-Ku.”
Kedua, hijrah tarbiyah, yaitu hijrah dari keterbelakangan menuju kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu pengajian agama, membaca Al-Qur’an jangan hanya ada di dalam bulan Ramadan, mari kita teruskan tradisi ini di masjid, mushalla di mana kita berada setelah bulan Ramadan.
Pengetahuan yang diinginkan adalah selalu bertambah kualitasnya, semakin menyebar ilmunya.
Ketiga, hijrah sosial, yaitu hijrah dari masyarakat yang berpecah belah menuju masyarakat yang bersatu, karena persatuan dan kesatuan adalah merupakan modal untuk meraih kemenangan seperti pepatah mengatakan “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”.
Dalam surat Ali Imran 103 Allah Swt memerintahkan:
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا
Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai…”
Segala bentuk fitnah, saling menyalahkan, menebar kebencian dan berita bohong, tindakan kekerasan mari kita hindari demi persatuan. Jika ada yang berbeda, semoga perbedaan itu mendatangkan rahmat.
Keempat, hijrah material, yaitu hijrah dari ketidakberdayaan ekonomi menuju perekonomian
masyarakat yang kuat, dengan cara antara lain; menunaikan zakat kepada lembaga resmi, seperti
kepada BAZNAS di daerah masing-masing.
Keberdayaan ekonomi umat, InsyaAllah akan mampu membentengi kita dari pengaruh yang mendatangkan mudharat, yang dapat mengakibatkan kehancuran akidah. Karena tidak sedikit umat Islam menjual akidah karena lemah iman, lemah ilmu pengetahuan dan lemah ekonomi.
Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada kita untuk berusaha mencari nafkah untuk meningkatkan taraf hidupnya, seperti diperintahkan oleh Allah dalam surat Al-Jumu’ah ayat 10 yang artinya.
“Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
3. Berjihad di jalan Allah
Kelompok ketiga yang akan meraih kemenangan adalah orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta atau jiwanya. Oleh karena itu melalui mimbar Idulfitri ini saya ingin mengetuk hati kita semua, mari kita berjihad di jalan Allah untuk menegakkan panji-panji Islam, sesuai dengan kemampuan kita masing-masing, baik dengan harta maupun dengan jiwa.
Allahuakbar 3x,
Hadirin sidang Idulfitri rahimakumullah,
Kita menginginkan hari kemenangan ini tidak hanya dirayakan oleh orang-orang yang kaya saja, akan tetapi fakir miskin juga harus merayakan dan merasakan nikmatnya hari kemenangan, sebagaimana yang kita rasakan.
Begitu juga anak-anak yatim piatu yang pada hari ini tidak ada celana dan baju baru, pemberian ayah dan ibu. Tentu kita berdosa membiarkan mereka dalam kesedihan dan air mata.
Semoga khutbah Idulfitri ini akan menggugah hati kita dan pada akhirnya dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.
Mengakhiri khutbah ini marilah kita berdoa kepada Allah Swt. memohon ampunan dan keselamatan serta kekuatan kita bersama dalam menyongsong hari esok yang lebih cerah.
Sumber: bengkulu.kemenag.go.id
3. Khutbah Idul Fitri Sedih tentang Orang Tua
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Hadirin salat Idulfitri rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. dalam artian melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya atau dengan istilah lain “la ma’shiyyata qoth-thu” yang artinya tidak akan melakukan kemaksiatan apa pun.
Hanya dengan itulah, kita dapat meningkatkan kualitas ketakwaan kita dan terhindar dari nafsu angkara murka yang merugikan.
Allahu akbar 3x, wa lillahil hamd!!
Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah Yang Maha pemurah atas segala kemurahan rahmat dan
karunia-Nya, bimbingan dan pertolongan-Nya, tobat dan maghfirah-Nya selama dalam bulan Ramadan yang mulia sehingga kita dapat menyelesaikan ibadah puasa kita sebulan penuh dengan sebaik-baiknya.
Segala macam pantangan dan larangan di siang Ramadan telah berhasil kita hindarkan. Mental dan budi pekerti telah berusaha kita tingkatkan ke arah yang lebih mulia. Kemurahan hati dan kedermawanan kita teruji dengan mengeluarkan sedekat, zakat fitrah, dan zakat yang lain kepada kaum yang memang membutuhkan dan berhak menerimanya.
Mari kita sambut kedua tangan ibu dan bapak seraya bersimpuh dihadapannya, mohon agar dimaafkan segala kesalahan yang telah kita perbuat selama ini dan mohon doa kepada Allah untuk orang tua kita yang masih hidup, lebih-lebih yang sudah tiada.
Mari kita saling maaf-maafan antara suami istri, serta saling maaf memaafkan antara satu dengan yang lainnya dan saling kunjung-mengunjungi sehingga kita dapat bersih secara lahir maupun batin.
Kemudian, sejenak tundukkan kepada seraya mengangkat tangan, ingatlah orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita yang tak kenal lelah. Sekarang, mereka telah tiada dan mereka mengharapkan doa dari kita yang masih hidup ini.
Sebagai akhir khutbah ini, marilah kita bersama memohon kepada Allah semoga seluruh amal
ibadah kita, puasa kita, salat kita, iktikaf kita dan amalan lainnya di bulan Ramadan dan bulan-bulan sebelumnya diterima sisi Allah Swt. dan semoga dosa-dosa kita, baik disengaja atau tidak diampuni-Nya.
Aamiin…aamiin…aamin…ya rabb al-‘alamin. Allahu akbar 3x wa lillahilhamd.
Wa‘alaikumus salam wa rahmatullahi wabarakatuh.
4. Khutbah Pertama dan Kedua Idul Fitri
Sumber: sultra.kemenag.go.id
- Download contoh teks khutbah tersebut di sini!
5. Teks Khutbah Idul Fitri PDF
Sumber: jatim.kemenag.go.id
- Download teks khutbah tersebut di sini!
6. Khutbah Idul Fitri tentang Orang Tua dan Anak Yatim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saudara-saudara yang dirahmati Allah,
Di momen yang penuh berkah ini, mari kita heningkan hati sejenak dalam doa kepada Sang Pencipta Yang Maha Pengasih, Allah Swt., yang telah mengizinkan kita berkumpul dalam salat Idulfitri pada pagi yang penuh berkah ini.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Hari raya Idulfitri bukan hanya tentang kegembiraan, tetapi juga tentang kepedihan dan kekhawatiran. Seiring dengan suka cita bersama keluarga, mari kita tidak lupa pada orang tua yang telah mengorbankan segalanya demi kita. Mereka, yang sering kali kita abaikan dalam kesibukan kita sehari-hari, juga memiliki perasaan yang perlu kita hargai.
Betapa sedihnya hati seorang anak yatim di hari raya ini, ketika melihat teman-temannya berbahagia bersama keluarga mereka, sedangkan mereka hanya dapat meratapi kepergian orang tua yang telah tiada. Mereka membutuhkan kehangatan dan kasih sayang, bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk kehadiran dan perhatian.
Saudara-saudara,
Marilah kita hentikan sejenak kesibukan kita, dan luangkan waktu untuk mendekatkan diri kepada orang tua dan anak yatim di sekitar kita. Sekecil apa pun perhatian yang kita berikan, akan menjadi cahaya kebahagiaan bagi mereka.
Semoga Allah Swt. senantiasa memberkahi kita semua dan menguatkan hati kita untuk menjadi manusia yang lebih baik, yang tidak lupa akan hak-hak sesama.
Wa‘alaikumus salam wa rahmatullahi wabarakatuh.
7. Khutbah Idul Fitri Singkat tentang Silaturahmi
Sumber: buyayahya.org
Download contoh khutbah Idulfitri tersebut di sini!
***
Itu dia kumpulan khutbah Idul Fitri.
Semoga bermanfaat, Property People.
Simak informasi menarik lainnya di portal Berita.99.co.
Tak lupa, ikuti Google News kami agar tak ketinggalan informasi up to date.
Kunjungi www.99.co/id dan temukan hunian impianmu sekarang yang #segampangitu!