Berita

5 Tradisi Adu Kejantanan Laki-Laki yang Menyakitkan dan Ekstrem

3 menit

Beberapa pria di belahan dunia rela dicap sebagai pria jantan dengan melakukan berbagai tradisi adu kejantanan. Tradisi-tradisi ini kebanyakan sangatlah brutal dan juga menyakitkan. Yuk, lihat ada tradisi apa saja.

Di era sekarang menguji kejantanan bisa dilakukan dengan berbagai hal.

Misalkan, dengan berpetualang sendiri di hutan selama beberapa minggu atau Sahabat 99 punya cara lain?

Nah, untuk sebagian pria ini ternyata nilai kejantanan adalah harga mati bari dirinya.

Tradisi adu kejantanan ini dilakukan oleh suku-suku primitive di dunia, termasuk Indonesia.

Percaya atau tidak, untuk menguji kejantanan seseorang mereka diharuskan melakukan ritual-ritual yang brutal dan menyakitkan.

Meskipun memang menyakitkan, tapi selepas dari ritual ini mereka akan jadi pria sejati yang jantan dan mungkin jadi rebutan para wanita di sukunya.

Seperti apa sih ritual menyakitkan itu? Berikut ulasannya.

5 Tradisi Adu Kejantanan Pria yang Ekstrem dan Menyakitkan

1. Modifikasi Kulit

tradisi adu kejantanan

Sumber: infospesial.net

Tradisi adu kejantanan pria yang pertama ada di Papua Nugini.

Suku Sepik di Papua Nugini menganggap bahwa buaya adalah makhluk yang sangat suci.

Mereka mengklaim memiliki hubungan spiritual dan budaya dengan reptil berbahaya ini.

Oleh karenanya, suku Sepik mendorong para pemudanya untuk menyelesaikan ritual menyakitkan, yang dirancang untuk mengubah kulit tubuh mereka menjadi mirip dengan kulit buaya.

Suku sepik biasanya menggunakan pisau cukur milik tetua suku untuk menyayat kulit para pemuda.

Hasilnya akan menghasilkan pola yang indah dan sangat mirip dengan kullit buaya.

Untuk melengkapi ritual tersebut, para tetua kemudian menaruh abu pada luka yang menganga.

Setelah upacara selesai, para pemuda itu dinyatakan sebagai pria sejati.

Ekstrem juga ya, Sahabat 99?

2. Modifikasi Penis

tradisi adu kejantanan

Sumber: megamein.com

Suku Unambal mengharuskan anak laki-laki di sukunya untuk menjalani sunat.

Namun, ritual itu tidak berakhir di sana.

Setelah memiliki jenggot, mereka diwajibkan untuk menjalani prosedur menyakitkan…

Di mana bagian bawah penis dipotong terbuka dari dasar hingga ke lubang kencing.

Mereka percaya bahwa ritual ini akan membuat penis jadi lebih menarik dan ringan.

3. Gantung Diri dengan Cara Ekstrem

tradisi adu kejantanan

Sumber: boombastis.com

Selanjutnya, tradisi adu kejantanan secara ekstrem hadir di suku Mandan, Dakota Utara, Amerika Serikat.

Tradisi ini dinamai Okipa.



Tata cara pelaksanaannya adalah dengan menyuruh anak laki-laki yang sudah berusia 8 tahun untuk berpuasa selama seminggu tanpa putus.

Setelah berpuasa, mereka pun akan digantung dnegan cara yang sangat ekstrem.

Cara menggantungkannya dengan memasukkan semacam pengait ke beberapa anggota tubuh yang kemudian akan dihubungkan dengan tali.

Setelah itu, mereka akan digantung.

Siapa yang paling cepat menyerah, mereka akan dilepaskan dan diharuskan mengulanginya kembali.

Namun, siapa yang bisa bertahan sampai akhir maka ia adalah calon kandidat terkuat nantinya sebagai ketua suku dan kejantanan mereka sudah tak diragukan lagi.

Baca Juga:

7 Tradisi Menyakitkan Bagi Perempuan di Berbagai Negara

4. Beradu dengan Singa

tradisi adu kejantanan

Singa adalah simbol kejantanan terkuat bagi beberapa orang.

Orang-orang dahulu terutama, beranggapan bahwa jika ingin dicap jantan, dia harus bisa melawan singa.

Hal ini dipercaya oleh suku Masaai yang ada di Kenya dan Tanzania.

Para kontestan tidak hanya berbekal tangan kosong tapi punya tombak sebagai satu-satunya senjata.

Tak ada aturan, asalkan singa yang diincar mati maka si peserta ini sudah bisa dianggap dewasa.

Namun, namanya juga raja hutan, tentu tak semudah membunuh anak kucing.

Kerap kali ritual ini membawa korban dari kubu manusia.

Untungnya, ritual ini sudah dilarang untuk dilakukan.

Pasalnya singa-singa sudah mulai dilindungi oleh pemerintahan sana.

5. Loncat dari Bangunan Tinggi

tradisi adu kejantanan

Tradisi adu kejantanan kali ini dilakukan oleh sebuah suku pedalaman di Pentecost, Kepulauan Pasifik Selatan.

Cara pelaksanaannya sama saja dengan bungee jumping.

Para laki-laki tersebut diharuskan menaiki bangunan tinggi yang terbuat dari kayu lalu meloncat dengan indah.

Seramnya lagi, tidak ada matras empuk melainkan hanya beralaskan tanah saja.

Tidak ada penilaian khusus, hanya saja ketika kepala si kontestannya bisa meraih jarak yang dekat sekali dengan tanah, maka bisa dianggap lulus ujian kejantanan.

Tradisi ini sudah berlangsung selama 1.500 tahun dan masih menggunakan peralatan yang sederhana.

Menurut mereka, kegiatan menantang maut ini adalah simbol keberanian sejati.

Baca Juga:

5 Fakta Rumah Tradisional Singapura yang Kini Terancam Punah

Kalau kamu disuruh pilih, mau adu kejantanan dengan cara yang mana, nih?

Semoga informasi di atas dapat bermanfaat untukmu, ya!

Temukan informasi yang kamu butuhkan seputar properti dalam Blog 99.co Indonesia

Ingin mendapatkan properti idaman tanpa kesulitan mencarinya? Temukan lewat situs 99.co/id .



Follow Me:

Related Posts