Sahabat 99, pernah mendengar istilah kredit balloon payment? Ada beberapa keuntungan dan kerugian yang mesti dipertimbangkan sebelum melakukannya. Simak di sini!
Membeli kendaraan seperti mobil, motor, atau misalnya tempat tinggal alias rumah dengan sistem kredit balloon payment mulai banyak dilakukan.
Kredit dengan sistem ini menjadi salah satu jalan keluar bagi mereka yang mempunyai penghasilan tidak terlampau besar.
Terdapat beberapa perbedaan antara kredit balloon payment dan kredit biasa.
Namun, pada ulasan kali ini, 99.co bakal lebih khusus membahas kredit balloon payment, ya.
Apa itu Balloon Payment?
Balloon payment merupakan cara pembayaran kredit yang mengedepankan sistem pembayaran ringan di awal dan skema pelunasan di belakang.
Sebagai contoh, misalnya kamu akan membeli mobil dengan harga senilai 100%.
Nah, kamu diharuskan membayar down payment atau DP sebesar 30%.
Lalu selanjutnya cicilan per bulannya hanya dikenakan 20% dalam beberapa tahun sesuai perjanjian dengan pihak leasing atau bank.
Periode angsuran ini umumnya relatif singkat.
Sistem ini bisa jadi solusi bagi kalangan menengah ke bawah yang ingin mengajukan kredit.
Akan tetapi, perlu pertimbangan matang karena pembayaran di akhir bakal sangat besar.
Nah, sisa pembayaran sebesar 50% mesti dibayar sekaligus secara cash.
Hal ini berbeda dengan sistem kredit biasanya yang nominal pembayarannya sama setiap bulan selama kredit berlangsung.
Lalu, apa saja keuntungan dan kerugiannya?
Keuntungan Kredit Balloon Payment
1. Cicilan Awal yang Ringan
Keuntungan dari sistem kredit ini adalah angsuran yang ringan di awal.
Pada 2-3 tahun pertama, misalnya, kamu akan membayar dengan angsuran yang terjangkau.
Tak hanya itu, skema kredit ini juga memungkinkan untuk memberikan DP yang sangat rendah.
Keringanan yang tentu saja akan menjaga kondisi finansialmu, kan?
2. Opsi Jual Over Kredit
Selanjutnya, keuntungan lainnya yakni kamu tidak akan terlalu kecewa jika mengalami kondisi darurat yang mengharuskan over kredit.
Pasalnya, biaya pengeluaran selama mobil, motor, atau properti lain ketika berada di tangan kamu relatif tidak terlalu besar.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan kamu tetap merasa untung ketika over kredit.
Kerugian Kredit Balloon Payment
1. Pembayaran yang Besar di Akhir
Kerugian dari sistem kredit ini yaitu besarnya harga yang mesti dibayar pada akhir masa angsuran.
Umumnya, besaran akhir yang mesti dibayarkan sebesar 50% dari harga barang atau properti yang kamu beli.
Pembayaran di akhir ini pun mesti dilakukan secara cash alias tunai, lo.
Faktor inilah yang mesti dipikirkan secara matang agar jauh dari sesuatu yang tidak diinginkan di akhir masa angsuran.
Jangan sampai, pembayaran besar di akhir ini membuat kondisi finansialmu limbung.
2. Periode Kredit Lebih Lama
Selain poin di atas, balloon payment juga memiliki kerugian lantaran waktu kredit yang lama.
Untuk diketahui, kredit ini acap dilakukan dalam hipotek dua langkah.
Artinya sebelum jatuh tempo pada angsuran terakhir yang mesti dibayar cash 50 persen, dapat pula dilakukan pengaturan ulang kredit.
Ini tentu saja membuat sistem balloon payment akan memakan waktu kredit yang jauh lebih lama dibandingkan kredit biasa.
Tak hanya itu, di lain sisi, mobil, motor, atau properti yang dikredit nilainya akan semakin menurun.
Jika tidak pandai dalam mengambil perhitungan, bisa-bisa kamu mengalami kerugian.
Maka, pertimbangkan secara matang agar kamu tak menyesal di kemudian hari, ya.
***
Itulah keuntungan dan kerugian kredit balloon payment.
Semoga artikel ini bermanfaat, ya.
Jika kamu mencari hunian berlantai 2, rumah di kawasan Depok bisa jadi pilihan terbaik, lo.
Kunjungi 99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan pilihan rumah lebih banyak, karena kami selalu #AdaBuatKamu.